Laporan Keuangan
Laporan keuangan suatu Perusahaan meliputi: a) laporan laba/rugi; b) laporan perubahan ekuitas; c) neraca; d) laporan arus kas; dan 3) catatan atas laporan keuangan.
Neraca menggambarkan posisi keuangan pada tanggal tertentu, misalnya per 31 Desember 2022. Ada berbagai bentuk neraca, salah satunya berbentuk seperti T. Sisi kiri adalah asset yang terdiri dari aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud. Aktiva lancar antara lain kas, piutang usaha, persediaan, perlengkapan dan lain-lain. Investasi jangka Panjang bisa dalam bentuk saham atau obligasi. Aktiva tetap seperti tanah, Gedung, peralatan, dan lain-lain. Aktiva tidak berwujud seperti goodwill, hak cipta, hak paten dan lain-lain. Pada sisi kanan atau pasiva terdiri dari kewajiban dan ekuitas. Kewajiban sendiri terbagi menjadi 2 kategori yaitu kewajiban lancar (current liabilities) dan kewajiban jangka Panjang (long-term debt). Kewajiban lancar adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu tahun. Kewajiban jangka Panjang adalah kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Contoh kewajiban lancar antara lain: utang usaha, utang gaji, uang bank jangka pendek, utang pajak dan sebagainya. Contoh kewajiban jangka panjang antara lain: utang obligasi, utang hipotik, utang bank jangka Panjang. Utang obligasi biasanya berkelipatan 5 tahun. Utang hipotik merupakan hutang jangka Panjang dengan jaminan aktiva tetap.
Laporan perubahan ekuitas untuk Perusahaan perseorangan menggambarkan perubahan modal pemilik. Untuk perseroan terbatas disajikan dalam bentuk perubahan laba ditahan.
Laporan laba/rugi menggambarkan kinerja Perusahaan untuk suatu periode tertentu. Laporan laba/rugi terdiri dari bentuk Tunggal dan bentuk bertahap (multiple steps). Laporan laba/rugi bentuk bertahap untuk Perusahaan dagang (trading) terdiri dari penjualan bersih, harga pokok penjualan, beban operasi yang terdiri dari beban penjualan dan pemasaran, beban administrasi dan umum. Penjualan bersih dapat dihitung dengan cara penjualan kotor di kurangi potongan penjualan dan retur penjualan. Apabila Perusahaan menggunakan sistem pencatatan periodik untuk persediaan maka Perusahaan perlu menghitung harga pokok penjualan sebagai berikut: persediaan awal barang dagang di tambah dengan pembelian bersih disebut barang yang tersedia untuk dijual, lalu dikurangi persediaan akhir sehingga diperoleh harga pokok penjualan. Penjualan bersih dikurang harga pokok penjualan menjadi laba kotor. Laba kotor dikurangi beban operasi makan diperoleh laba operasi atau disebut dengan Earning Before Interest and Tax (EBIT). Setelah dikurangi bunga maka disebut Earning Before Tax (EBT), dan setelah dikurangi pajak penghasilan maka disebut Earning After Tax atau Net Income.
Catatan atas laporan keuangan dapat memperjelas metode dan dasar perhitungan yang diterapkan seperti persediaan menggunakan sistem pencatatan apa, metode penilaian persediaan, metode penyusutan (seperti metode garis lurus, metode saldo menurun ganda dll), dan lain sebagainya.