School of Information Systems

Memahami Pengguna: Empat Teknik Penting

Esensi dari user experience adalah user atau pengguna. Pengguna suatu sistem adalah pusat dari seluruh perhatian UX designer dalam mengembangkan sesuatu. Para UX designer tidak mendesain sebuah sistem untuk dirinya sendiri melainkan orang lain. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memahami terlebih dahulu kebutuhan, tujuan, dan keinginan dari para user. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk memahami dan menganalisis pengguna, yaitu melalui wawancara (interviews), survei lewat kuesioner (questionnaires), teknik mengurutkan kartu (card sorting techniques), dan diskusi tim atau grup secara terfokus (focus group discussion). Sebelum masuk ke teknik-teknik memahami pengguna, kita terlebih dahulu memahami hal-hal penting yang harus dimiliki suatu sistem atau produk melalui “Aturan MoSCoW”.

MoSCow Rules sebagai Panduan

Pada akhirnya, dalam mengembangkan suatu sistem atau produk kita harus memiliki prioritas terkait kebutuhan user yang akan terpenuhi. Melalui “Aturan MoSCoW” atau “MoSCoW Rules”, kita bisa memberikan value kepada user sesuai skala prioritas kebutuhan user. Berikut adalah klasifikasi kebutuhan user dalam suatu sistem berdasarkan Benyon (2019):

  • Must have

Prioritas utama adalah keharusan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mendasar dari suatu sistem atau produk. Tanpa komponen-komponen ini, suatu sistem tidak akan bisa dijalankan.

  • Should have

Komponen-komponen should have berarti dengan ada atau tidaknya komponen, suatu sistem tetap akan berjalan. Namun, jika memiliki komponen ini, maka akan semakin baik sistem atau produknya.

  • Could have

Berbeda dengan should have, komponen could have memiliki tingkat prioritas yang lebih rendah daripada komponen should have. Sehingga, tidak akan terlalu diprioritaskan dalam mengembangkan suatu sistem.

  • Want to have but no time

Komponen ini berarti adalah komponen yang paling least prioritized atau tidak diprioritaskan karena adanya keterbatasan waktu. Sehingga, komponen-komponen level ini akan dialihkan ke periode pengembangan selanjutnya.

Kerangka kerja “MoSCoW Rules” bisa membantu UX designer untuk semakin memahami kebutuhan-kebutuhan pengguna berdasarkan prioritasnya—komponen yang harus ada, sangat mungkin ada, mungkin saja ada, dan diinginkan ada tetapi tidak ada waktu. Dengan demikian, produk atau sistem yang akan disajikan oleh UX designer setidaknya bisa presentable atau layak disediakan kepada para pengguna.

Teknik Pertama: Wawancara

Teknik paling mendasar dan efektif adalah dengan melakukan wawancara dengan para pengguna. Wawancara sendiri berarti melakukan jenis komunikasi langsung, yaitu dengan berbicara dengan para user. Hal terpenting dari melakukan wawancara adalah membuat daftar pertanyaan untuk user terlebih dahulu. Terdapat dua jenis pertanyaan wawancara dalam teknik interview, yaitu wawancara terstruktur (structured interview), wawancara semi-terstruktur (semi-structured interview), dan wawancara tidak berstruktur (unstructured interviews) (Benyon, 2019).

Selain melakukan persiapan dengan membuat pertanyaan, interviewer atau pewawancara harus membantu user atau interviewee untuk memiliki pandangan yang sama terkait permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi. Ibaratnya agar menghindari perbedaan gambaran situasi menjadi abstrak. Maka dari itu, penting agar interviewer menceritakan skenario dan situasi secara verbal agar terbayangkan secara visual.

Lalu, sebagai interviewer, kita harus mampu berbicara dengan interviewee dengan memberikan validasi lewat komentar-komentar untuk me-reassure atau membantu interviewee nyaman dalam berbicara. Kemudian juga, perlu dokumentasi yang jelas atas wawancara dengan user, entah melalui catatan, rekaman suara, ataupun rekaman video.

Teknik Kedua: Kuesioner

Teknik kedua yang paling dikenal oleh banyak orang adalah melakukan survei melalaui kuesioner. Kuesioner sendiri lebih cocok digunakan ketika ada kekurangan kesempatan untuk berkomunikasi dengan user secara langsung. Teknik ini bisa menjangkau lebih banyak user untuk digali informasinya. Namun demikian, dikarenakan pengisian kuesioner membuat kita tidak bisa bertemu langsung dengan responden kuesioner, penting bagi kita untuk memperhatikan pertanyaan maupun pernyataan agar mudah dimengerti, tidak ambigu, dan tentunya hasil datanya bisa dianalisis dengan mudah.

Jenis pertanyaan yang bisa disampaikan di kuesioner adalah pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan tertutup berarti responden hanya perlu memilih jawaban di antara pilihan-pilihan yang sudah tersedia. Sedangkan pertanyaan terbuka berarti responden memberikan jawaban secara deskirptif, baik itu panjang maupun pendek. Berdasarkan Benyon (2019), terdapat metode atau indikator untuk mengumpulkan pendapat para responden, yaitu menggunakan skala Likert. Skala yang paling umum digunakan adalah skala lima ukuran, yaitu:

  1. Sangat setuju
  2. Setuju
  3. Netral
  4. Tidak setuju
  5. Sangat tidak setuju

Skala-skala ini bisa digunakan untuk membantu kita menganalisis data dengan lebih mudah dan membuat pengumpulan data lebih cepat karena responden hanya diberikan pertanyaan tertutup.

Teknik Ketiga: Teknik Mengurutkan Kartu

Dalam card sorting techniques atau teknik mengurutkan kartu, para user akan diminta untuk menuliskan objek atau hal-hal penting bagi mereka dalam suatu sistem atau produk di atas sebuah kertas. Kertas ini disebut sebagai open card. Kemudian, dalam closed card, para user akan diminta untuk mengkategorisasikan objek-objek ini sesuai dengan kategori-kategori yang telah disiapkan terlebih dahulu. Teknik card sorting ini berguna untuk memahami bagaimana pengguna memprioritaskan dan mengkategorisasikan hal-hal yang berkaitan dengan suatu sistem atau produk. Output atau hasil yang diinginkan berupa kesamaan mengurutkan objek oleh pengguna. Berikut adalah contohnya:

Ilustrasi di atas membantu UX designer untuk memperoleh sebuah insight, yaitu nayoritas mengkategorikan wortel (carrots) sebagai root veg atau sayur akar-akaran.

Teknik Keempat: Focus Group Discussion

Teknik terakhir adalah focus group discussion yang merupakan wadah untuk user berdiskusi terarah oleh seorang moderator—dari tim UX researcher. Dengan teknik FGD ini, akan terlihat jelas perbedaan maupun persamaan pendapat antara individu yang bisa digunakan informasinya oleh para UX designer. Biasanya moderator akan memberikan beberapa skenario dan stimulasi lainnya untuk mendukung diskusi dan pembahasan antar individu.

Kesimpulan

Terdapat banyak teknik yang bisa digunakan oleh UX designers untuk semakin memahami para pengguna sistem atau produknya, di antaranya adalah wawancara, kuesioner, teknik mengurutkan kartu (card sorting techniques), dan focus group discussion. Hal terpentingnya adalah diperlukan pemahaman yang pasti terkait kebutuhan, tujuan, dan keinginan pengguna karena pada akhirnya kita mendesain suatu sistem/produk yang akan digunakan oleh end-user. Maka dari itu, tahapan memahami pengguna adalah tahapan awal yang penting untuk mengembangkan suatu sistem atau produk.

Referensi:

Benyon, D. (2019). Designing user experience: A guide to HCI, UX, and interaction design. Pearson.

Stephani Andrea Dumarita, Ferdianto