School of Information Systems

Persyaratan Pengguna dalam Mendesain User Experience

User experience design merupakan komponen yang sangat penting untuk diterapkan dalam merancang suatu produk atau layanan, sebab user experience design memiliki fokus utama untuk membangun pengalaman pengguna ke tingkat yang maksimal. Dengan tujuan untuk meningkatkan pengalaman pengguna menjadi lebih menyenangkan, maka pandangan dan perspektif dari pengguna serta calon pengguna menjadi aspek yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam melakukan pembangunan user experience. Untuk itu, pihak yang membuat user experience design perlu untuk mencari tahu apa yang diinginkan pengguna, baik dari segi produk, layanan, atau sistem tertentu. Keinginan dari pengguna ini sering kali disebut sebagai persyaratan, yaitu permintaan pengguna yang diberikan atau dipertimbangkan oleh pihak penyedia produk dan layanan.

Persyaratan yang diminta oleh pengguna atau calon pengguna ini dapat diibaratkan sebagai sebuah standar yang harus dimiliki produk, layanan dan sistem. Untuk mencari tahu persyaratan apa saja yang diinginkan oleh pengguna, maka dibutuhkan beragam data pengguna sebagai penunjang pengembangan user experience. Data-data tersebut dapat berasal dari pembelajaran atas aktivitas dan cerita tentang penggunaan yang terjadi saat ini tentang tujuan dan aspirasi masyarakat. Melalui seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, data akan melewati proses analisis, desain dan evaluasi untuk dikategorikan sebagai sebuah persyaratan yang mewakili banyak pengguna. Adapun persyaratan dapat dibagi menjadi dua, yaitu persyaratan fungsional serta persyaratan non-fungsional. Perbedaan mendasar dari kedua persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:

Persyaratan fungsional dimaksudkan sebagai syarat yang harus dilakukan oleh sistem, persyaratan ini dapat berupa fitur dari produk atau layanan yang diminta oleh pengguna. Sedangkan, persyaratan non-fungsional merupakan bagaimana kualitas sistem bekerja untuk pengguna. Kualitas ini menjadi faktor penting dalam penerimaan, penjualan, atau penggunaan suatu produk dan layanan. Persyaratan non-fungsional mencakup sejumlah aspek, termasuk estetika, kegunaan, kinerja, pemeliharaan, keamanan dan lain-lain. Persyaratan non-fungsional ini nantinya akan menjadi sebuah tolak ukur apakah persyaratan yang diberikan pengguna akan sesuai dengan ekspektasi atas produk dan layanan yang didapatkan.

Ketika mendapatkan data keinginan dan persyaratan dari pengguna, tentu input data akan sangat beragam sehingga mengharuskan pihak perancang produk dan layanan harus mengetahui mana prioritas utama yang secara relatif mewakili banyak pengguna. Adapun persyaratan pembentukan user experience dapat dibagi menjadi:

  • Must have: persyaratan dasar yang menjadi fundamental agar sistem dapat berfungsi dengan baik dan dapat digunakan.
  • Should have: menjadi sebuah pesyaratan pelengkap yang dapat memaksimalkan kembali pengalaman pengguna dalam menggunakan produk atau layanan.
  • Could have: persyaratan yang kurang penting dan dapat berganti-ganti dengan cepat sesuai dengan perkembangan atau tren yang terjadi sekarang.
  • Want to have but won’t have this time round: persyaratan yang pengaplikasiannya dapat ditunda dan dimunculkan dimasa yang akan datang sesuai dengan pengembangan yang akan dilakukan oleh produk atau layanan.

Pendekatan desain yang berpusat dengan pengguna tentu menjadi hal yang sangat krusial untuk dilakukan. Pendekatan yang dilakukan kepada pihak eksternal (pengguna dan calon pengguna) akan membantu perancang produk dan layanan untuk melibatkan banyak partisipasi dari pengguna dan calon pengguna. Sebagai output, maka perancang dapat membuat kerangka skenario konseptual yang lebih terstruktur juga akan membantu perancang untuk memahami dan menghasilkan persyaratan yang akurat.

Pendekatan kepada pihak eksternal tersebut dapat dilakukan melalui berbagai macam cara, misalnya melalui wawancara, mengamati dan merekam aktivitas masyarakat, menyebarkan survey pengguna yang dapat membantu pihak perancang untuk memahami baik persyaratan untuk desain baru, yaitu mendapatkan sistem baru atau layanan akan diberikan, serta persyaratan sebagai solusi atas masalah yang dihadapi pada situasi saat ini. Berikut adalah penjelasan lebih rinci terkait dengan pengumpulan data untuk persyaratan produk dan layanan:

  • Wawancara (Interview): Dalam melakukan pengumpulan data, menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkepentingan (masyarakat, pengguna, calon pengguna dan sebagainya). Melakukan wawancara akan sangat berguna apabila pihak perancang produk dan layanan ingin mendengar latar belakang cerita yang dimiliki oleh pengguna. Biasanya dalam melakukan wawancara, pihak yang mewawancarai akan menyediakan berbagai macam pertanyaan yang semi-terstruktur. Pertanyaan tersebut kemudian akan dijawab seorang individu yang dijadikan sebagai narasumber. Melalui kegiatan tanya-jawab ini, pihak yang melakukan wawancara dapat mengembangkan dan mengeksplorasi jawaban tidak terduga yang diberi oleh narasumber. Output yang dihasilkan dari wawancara sendiri lebih bersifat kualitatif, dimana data yang didapat akan lebih detail, yaitu mencakup seluruh perspektif dari narasumber pada topik yang dibahas.
  • Penyebaran survei (kuesioner): Selain dari menanyakan langsung secara tatap muka, terdapat cara lain untuk mengumpulkan data dan informasi dari pihak berkepentingan. Cara tersebut adalah dengan menyebarkan survei kepada khalayak luas terkait dengan topik yang ingin digali lebih dalam. Kuesioner adalah salah satu cara untuk merampingkan proses pemahaman dengan mendapatkan jawaban yang beragam dari sejumlah orang (responden). Pembuatan kuesioner berisikan berbagai macam pertanyaan yang nantinya akan disebarkan dan akan dijawab secara mandiri oleh responden. Dalam membuat pertanyaan atau pernyataan yang tertera dalam kuesioner, perlu diperhatikan bahwa kata-kata sudah jelas dan mewakili pertanyaan atau pernyataan yang dimaksud. Kuesioner sangat cocok untuk mengumpulkan sejumlah besar data terukur, atau untuk menangkap tanggapan dari orang-orang yang tidak dapat terlibat lebih langsung.
  • Pengamatan dan penyelidikan: Data dari aktivitas dan preferensi pengguna juga dapat dilakukan melalui pengamatan dan penyelidikan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar perancang dapat memperoleh persyaratan, ide, atau pendapat dalam konteks tertentu. Penyelidikan ini dapat membuat perancang menjadi turut terlibat dalam pengamatan aktivitas yang dilakukan pengguna yang mungkin saja aktivitas atau kebiasaan tersebut tidak disadari oleh pengguna. Dengan penyelidikan, maka perancang dapat dengan mudah membuat desain, prototipe dan evaluasi atas produk dan layanan yang dihasilkan.

Reference

  • Benyon, D. (2019). Designing User Experience: A guide to HCI, UX and interaction design (4th Edition). Pearson. United Kingdom.
  • Smyrnova, T. (2021). The importance of functional and non-functional requirements in software development. https://upplabs.com/blog/the-importance-of-functional-and-non-functional-requirements-in-software-development/
  • Karyatulisku. (2020). Teknik pengumpulan data (wawancara, angket dan observasi). https://karyatulisku.com/teknik-pengumpulan-data-wawancara/
Catherin Saputri Lie, Ferdianto