Infrastructure e-Business
Tingkat penetrasi Internet di Indonesia telah meningkat sejak awal abad ini, dari kurang dari satu persen pada tahun 2000 hingga lebih dari 15 persen tahun 2011 (atau sekitar 45 juta penduduk). Pada akhir tahun 2012, angka tersebut telah meningkat menjadi 10 juta lebih, atau sama dengan peningkatan dari sekitar 800.000 pengguna Internet setiap bulannya. Diperkirakan bahwa akan ada 80 juta pengguna Internet di Indonesia pada akhir tahun 2013dan akan terus meningkat pada setiap tahunnya (Deibert, 2013). Kemajuan teknologi juga berdampak pada sektor business dengan mendorong untuk inrastruktur yang dibutuhkan untuk kegiatan berbisnis menggunakan media internet atau di sebut e-business. Bagian ini memberikan pengantar atas gambaran umum konsep jaringan dan mendiskusikan isu-isu strategis yang berkaitan dengan metode-metode alternatif yang dapat dipergunakan organisasi ataupun kelompok dalam mengimplementasikan e-business pada organisasinya.
Dalam model arsitektur e-bisnis, terdapat supply collaborations dan customer collaborations. Supply collaborations adalah mereka yang berhubungan dengan proses bisnis, teknologi informasi dan data yang dibutuhkan untuk beroperasi. Customer collaborations mengacu pada proses bisnis, aturan, data dan teknologi informasi yang diperlukan untuk penjualan, pemasaran, layanan pelanggan, dukungan pelanggan dan mitra bisnis. Interaksi dalam jenis – jenis kolaborasi tersebut dapat terjadi melalui telepon, Dalam e-bisnis model arsitektur aplikasi perusahaan membantu untuk memastikan apakah solusi bisnis sudah efektif. Solusi tersebut akan membantu memenuhi keandalan, kinerja dan skalabilitas persyaratan dengan memiliki kemampuan dalam mengubah serta menanggapi perubahan yang ada di pasar. (Richards, n.d.)
Enterprise Level
Enterprise Level dari model arsitektur e-bisnis berkaitan dengan arah strategis perusahaan. Pada level ini akan membantu pengaruh bisnis serta terdapat supply collaborations dan customer collaborations. Hal ini juga membantu kolaborasi pelanggan di bidang penjualan, hubungan pelanggan, kontrak pelanggan dan pemasaran.
Functional level
Pada functional level berhubungan terhadap komponen dari value chain dan menemukan proses-ke-proses hubungan utama, termasuk yang berhubungan dengan kolaborasi pelanggan, fungsi perusahaan, kolaborasi pasokan dan value chain. Tingkat ini bergantung pada fokus pada pelanggan untuk menemukan solusi, real-time reporting dari analisis kompetitif, kemampuan untuk menggabungkan teknologi baru dan penyimpanan data terpadu. E-bisnis harus menggunakan proses bisnis yang sama di seluruh tingkat fungsional.
Operational Level
Pada operational level dari e-business architectural model mengacu pada perincian dokumentasi integrasi dan definisi proses dalam value chain dan proses area yang berbeda. Tingkat operasional membantu menentukan kegiatan pelaksanaan, peran proses, titik kontrol, aplikasi pendukung dan peran proses dalam rangka untuk mempromosikan konsistensi dan integrasi dengan menggunakan layanan web yang sama.
Kemajuan teknologi komunikasi dan jaringan terutama internet, menyediakan inrastruktur yang dibutuhkan untuk e-business. Bagian ini memberikan pengantar atas gambaran umum konsep jaringan dan mendiskusikan isu-isu strategis yang berkaitan dengan metode-metode alternatif yang dapat dipergunakan organisasi ataupun kelompok dalam mengimplementasikan e-business pada organisasinya.
Infrastruktur e-Business terdiri dari beberapa layer berikut beberapa penjelasan dari layer layer pada Infrastruktur e-Business (Laudon, 2011).
Layer I (E-Business services- application layer)
- aplikasi bisnis infrastruktur:
Aplikasi yang menyediakan akses ke layanan dan informasi di dalam dan di luar organisasi
Layer II (System software)
1. Kunci dari keputusan manajemen adalah standarisasi seluruh organisasi.
- Ini mengarah untuk mengurangi perulangan angka pada kontak yang berfungsi sebagai dukungan(support) dan pemeliharaan
- Mengurangi harga pembelian melalui lisensi multi-user lisensi
2. Sistem perangkat lunak (software) yang dapat digunakan untuk client server dan jaringan
- Klien: browser yang membakukan standarisasi plug-in dan sistem perangkat lunak
- Server: standarisasi web-server
- Jaringan: jaringan perangkat lunak harus ditentukan
Layer III (Transport/ network layer)
- Keputusan pada jaringan akan didasarkan pada jaringan internal perusahaan.
- e-business yang akan menjadi intranet
- Untuk jaringan eksternal yang akan menjadi extranet atau VPN, atau link ke public Internet
2. Keputusan utama manajemen apakah internal atau manajemen jaringan eksternal yang akan dilakukan oleh perusahaan atau diserahkan kepada pihak ketiga
3. Standarisasi hardware
Layer IV (Storage/Physical Layer)
- Penyimpanan dapat dikelola secara internal maupun eksternal
- Misal intranet dan extranet umumnya dikelola internal,
- Sementara penyimpanan pada internet seperti website perusahaan pada umumnya dikelola secara eksternal atau dikelola oleh penyedia layanan aplikasi
Layer V (Content/data layer)
Konten web untuk intranet, extranet dan situs internet, data pelanggan, data transaksi, data clickstream
Banyak perusahaan telah membuktikan bahwa infrastruktur e-business dapat memberikan manfaat langsung terhadap perusahaan dan bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Infrastruktur e-business terdiri dari berbagai macam komponen teknologi informasi yang memberikan layanan bersama dan menyediakan kemampuan untuk menjalankan berbagai aplikasi bisnis. Aplikasi bisnis tersebut melakukan berbagai macam proses bisnis pada perusahaan yang memungkinkan untuk mengubah kondisi bisnis perusahaan menjadi lebih baik.
Daftar Pustaka
Deibert, R., 2013. An Overview of Indonesian Internet Infrastructure and Governance. Monitoring the 2013 Indonesian IGF, p. 7.
Laudon, K. C. T. C. G., 2011. E-commerce 2011 : business, technology, society.. In: USA: s.n.
Richards, F., n.d. chron. [Online]
Available at: http://smallbusiness.chron.com/three-levels-ebusiness-architectural-model-23218.html
[Accessed 25 10 2016].