SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Bertahun-tahun para akhli dibidang geografi mengembangkan suatu siatem yang mempunyai kemampuan menyimpan dan mengorganisasikan informasi-informasi geografis dengan menggunakan komputer. Dalam perkembangannya dikenal dengan Geographic Information System (GIS) atau dalam bahasa Infonesia disebut Sistem Informasi Geografis. Mengapa sistem ini menarik?. Sistem ini menarik karena teknologi SIG mampu memberi makna dari suatu informasi spesial yang terintegrasi yang dapat membantu memahami secara tepat lokasi baik yang berkaitan dengan potensi wilayah maupun masalah wilayah, Aronoff (1989) menyatakan bahwa data spasial yang diinformasikan SIG merupakan bagian dari kehidupan nyata sehari-hari, misalnya untuk data potensi: penyebaran penduduk, penyebaran produksi tanaman pangan. Sedangkan untuk data masalah publik diantaranya: ledakan penduduk, urbanisasi, kelaparan, dan penyebaran penyakit. Dikaitkan dengan BI (Business Intelligent), SIG dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi-potensi menurut lokasi, dengan menggunakan formula-formula yang dipilih atau ditetapkan. Misalnya, dimana kabupaten yang produksi padinya surplus maupun defisit.
Paket-paket statistik seperti SAS, SPSS, MINITAB dll, dapat digunakan untuk analisis data potensi wilayah misalnya dengan pengelompokan, pengurutan, penjumlahan, dll, tetapi paket-paket ini tidak bisa menggambarkan peta wilayahnya, sehingga perlu software yang dapat memetakan secara geografis. ArcView dan MapInfo adalah contoh software yang adapat melakukannya, namun kedua software ini tidak dapat melakukan analisa statistik secara lebih mendetail seperti yang dilakukan oleh SAS, SPSS atau MINITAB. Jadi diperlukan software penghubung antara statistik dan geografis.
Apa manfaat SIG?. SIG sangat bermanfaat dalam mendukung proses analisis dan pengambilan keputusan. Informasi SIG dapat digunakan untuk dasar pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kewilayahan. Apabila data potensi wilayah baik pada tingkatan propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan kelurahan tersedia dengan baik dan up-to-date maka perumusan kebijakan dapat dilkakukan dengan cepat dan didukung oleh data yang berkualitas dan terkini. Sebagai contoh, andaikan tersedia data penduduk menurut jenis kelamin perdesa seluruh Indonesia, banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari data itu dan terjadi konsistensi data. Jumlah penduduk suatu kecamatan sama dengan penjumlahan jumlah penduduk perdesa untuk kecamatan tersebut. Demikian pula untuk data penting lainnya seperti luas wilayah dan potensi wilayah yang lain. SIG juga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi kesesauian lahan untuk tanaman pertanian, dengan memperhatikan data ketinggian wilayah, maupun variabel-variabel lainnya, seperti: kota, sungai, jalan nasional, jalan propinsi, maupun jalan kabupten.