Elemen GRC (Governance, Risk, Compliance)
GRC adalah singkatan dari Governance, Risk, and Compliance — suatu pendekatan terpadu untuk memastikan organisasi dikelola dengan baik (governance), siap menghadapi risiko (risk management), dan mematuhi aturan yang berlaku (compliance).
Pengertian GRC
- Governance(Tata Kelola)
Proses pengambilan keputusan, pengawasan, dan arahan organisasi untuk mencapai tujuan strategis secara etis dan transparan.
- Risk Management (ManajemenRisiko)
Identifikasi, analisis, dan pengendalian risiko yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan organisasi — termasuk risiko strategis, operasional, keuangan, dan teknologi.
- Compliance(Kepatuhan)
Kepatuhan terhadap hukum, peraturan, kebijakan internal, standar industri, dan kode etik yang berlaku.
Tujuan GRC
- Menyelaraskan strategi, proses, teknologi, dan budaya organisasi dalam satu pendekatan terpadu.
- Memastikan organisasi beroperasi secara etis, mengelola risiko secara proaktif, dan mematuhi peraturan hukum.
Manfaat GRC bagi Organisasi
| No. | Manfaat | Penjelasan |
| 1 | Meningkatkan efisiensi operasional | GRC mengurangi tumpang tindih antar fungsi seperti audit, legal, dan compliance. |
| 2 | Mengurangi risiko dan kerugian | Risiko dapat diidentifikasi lebih awal dan ditangani sebelum berdampak besar. |
| 3 | Memastikan kepatuhan hukum dan regulasi | Menghindari sanksi hukum dan reputasi buruk akibat ketidakpatuhan. |
| 4 | Mendukung pengambilan keputusan berbasis risiko | Manajemen dapat membuat keputusan dengan pemahaman risiko yang lebih baik. |
| 5 | Meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan | Investor, pelanggan, dan regulator akan lebih percaya pada organisasi yang transparan dan patuh. |
| 6 | Meningkatkan kelincahan organisasi (agility) | Dengan sistem GRC yang baik, organisasi bisa merespons perubahan lebih cepat. |
| 7 | Membentuk budaya etika dan tanggung jawab | Mendorong perilaku yang benar di semua level organisasi. |
Contoh Penerapan GRC:
- Perbankan: Mengelola risiko kredit dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi OJK dan BI.
- Industri farmasi: Memastikan kepatuhan terhadap standar BPOM dan ISO.
- Perusahaan teknologi: Menangani risiko keamanan data dan kepatuhan terhadap regulasi data pribadi (seperti GDPR).
Pendekatan Terpadu GRC (Terintegrasi)
GRC bukan sekadar kumpulan tiga fungsi (governance, risk, compliance), tapi sebuah sistem yang:
- Bekerja lintas departemen
- Menggunakan data dan teknologi bersama
- Mengintegrasikan proses dan pelaporan
Tiga elemen inti dalam GRC Capability Model versi OCEG — yaitu Capability, Context, dan Culture — merupakan fondasi penting dalam membangun sistem GRC (Governance, Risk, and Compliance) yang efektif dan terintegrasi. Masing-masing elemen ini berperan dalam memastikan organisasi dapat mencapai “principled performance”: pencapaian tujuan secara etis, efisien, dan efektif sambil mengelola risiko dan memenuhi kewajiban.
Berikut penjelasan masing-masing:
- Capability(Kemampuan)
Ini adalah apa yang dilakukan organisasi — sistem, proses, kebijakan, dan struktur yang diterapkan untuk mendukung GRC.
- Fokus pada mekanisme dan alat yang digunakan organisasi untuk menjalankan GRC, seperti:
- Proses manajemen risiko
- Audit internal
- Penanganan kepatuhan hukum dan regulasi
- Pengendalian internal
- Terwujud dalam kerangka kerja dan prosedur operasional.
- Panduan praktik Capability disusun dalam siklus:
- LEARN – memahami lingkungan
- ALIGN – menyelaraskan tujuan dan strategi
- PERFORM – melaksanakan dan mengontrol
- REVIEW – mengevaluasi dan meningkatkan
Tujuan utama: Membangun sistem GRC yang efektif dan efisien.
- Context(Konteks)
Ini adalah dimensi lingkungan organisasi, yaitu pemahaman akan faktor eksternal dan internal yang memengaruhi bagaimana GRC seharusnya dirancang dan diterapkan.
- Mencakup:
- Struktur organisasi
- Strategi bisnis
- Lingkungan regulasi
- Risiko yang dihadapi
- Kebutuhan dan ekspektasi pemangku kepentingan
- Tanpa pemahaman konteks, sistem GRC bisa jadi tidak relevan atau tidak efektif.
Tujuan utama: Menyesuaikan sistem GRC dengan realitas dan kebutuhan organisasi.
- Culture (Budaya)
Ini adalah nilai, norma, dan perilaku yang menjadi dasar tindakan individu dan organisasi dalam menjalankan GRC.
- Meliputi:
- Etika kerja
- Kepemimpinan yang mendukung integritas
- Budaya pelaporan (whistleblowing)
- Kepatuhan yang berkelanjutan dan bukan hanya formalitas
- Budaya yang kuat mendorong pegawai untuk:
- Bertindak sesuai kebijakan meski tanpa pengawasan
- Melaporkan pelanggaran
- Peduli terhadap risiko dan kepatuhan
Tujuan utama: Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung integritas dan kepatuhan secara alam