School of Information Systems

Lean Production Method dan Dampaknya Pada Perkembangan Teknologi

Lean production adalah metode manajemen produksi yang berfokus pada peningkatan value suatu produk bagi pelanggan melalui pengurangan pemborosan (waste) dalam proses produksi. Kategori pemborosan yang dapat terjadi adalah overproductionwaitingtransportation/logisticsoverprocessinginventory dan defects. Metode ini sangat erat kaitannya dengan prinsip efisiensi, produktivitas, dan peningkatan berkelanjutan (continuous improvement). Seiring berkembangnya teknologi, pendekatan ini mengalami transformasi besar, menciptakan potensi environment produksi yang lebih adaptif dan cerdas. 

Lima Prinsip Lean Production (Menurut Womack & Jones): 

  1. Menentukan value dari sudut pandang pelanggan. Pada prinsip ini produsen harus bisa fokus hanya pada aktivitas yang memberikan nilai tambah dan hilangkan aktivitas yang tidak penting. Contohnya adalah aalam industri makanan fastfood, produsen mengetahui bahwa pelanggan mengutamakan kecepatan dan kualitas makanan  maka dari itu waktu penyajian dan standar rasa menjadi nilai utama dalam proses produksinya. 
  2. Mengidentifikasi value stream. Prinsip ini memiliki arti bahwa produsen hars dapat menganalisis dan identifikasi setiap langkah dalam proses produksi untuk mengelompokan aktifitas yang memberikan nilai / tidak memberikan nilai, maupun aktivitas yang bisa dihindarkan / tidak bisa dihindari dalam proses produksi untuk menghilangkan pemborosan. Contohnya adalah dalam proses produksi pembuatan mobil, proses pengecekan ulang yang harus dilakukan karena kesalahan sebelumnya adalah pemborosan yang harus dieliminasi. 
  3. Menciptakan aliran proses produksi tanpa hambatan. Setelah pemborosan dihilangkan, langkah selanjutnya adalah proses produksi harus mengalir lancar tanpa hambatan, jeda, atau interupsi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi waktu tunggu antar proses. Contohnya penerapanya adalah ketika di pabrik elektronik menggunakan sistem konveyor otomatis, sistem ini dapat menghubungkan satu proses ke proses berikutnya tanpa penundaan. 
  4. Menetapkan sistem pull berdasarkan permintaan pelanggan. Prinsip ini berarti proses produksi dilakukan hanya saat ada permintaan dari pelanggan (pull system), bukan berdasarkan prediksi (push system). Prinsip ini dapat mengurangi inventaris yang tidak perlu dan memproduksi hanya saat dibutuhkan. Contohnya ada pada industri percetakan dimana kegiatan mencetak brosur hanya saat pesanan diterima, bukan mencetak ribuan tanpa kepastian pembeli. 
  5. Mengejar kesempurnaan melalui perbaikan terus-menerus. Pengaplikasian dan implementasi lean proses merupakan proses berkelanjutan yang terus disempurnakan mulai dari implementasi awal yang terus menerus dikembangkan oleh perusahaan/organisasi untuk terus mencari cara menjadi lebih baik. Hal ini dilakukan karena pasti akan ada suatu cara baru yang memberikan efisiensi lebih dalam proses produksi. 

Manfaat yang bisa didapatkan perusahaan ketika menggunakan metode Lean Production adalah sebagai berikut: 

  1. Peningkatan efisiensi operasional, proses yang ramping dapat meminimalisir waktu jeda, redundansi, dan aktivitas tak bernilai. Hal ini juga dapat menciptakan aliran kerja yang lebih mulus dan cepat. 
  2. Pengurangan biaya produksi akibat lebih sedikitnya bahan yang terbuang, tenaga kerja lebih optimal serta pengurangan biaya gudang atau stok barang. Menurut berbagai studi kasus, penghematan biaya dapat mencapat 15–25%. 
  3. Kualitas produk yang lebih baik, fokus pada kualitas sejak awal dapat mengurangi rework dan cacat produk karena pendekatan preventif lebih baik dibanding pendekatan reaktif. 
  4. Peningkatan kepuasan pelanggan karena waktu pengiriman lebih cepat dan produk lebih sesuai ekspektasi pelanggan. Metode lean juga dapat merespons cepat terhadap perubahan permintaan. 
  5. Fleksibilitas terhadap termintaan pasar, lean method membuat sistem lebih responsif terhadap fluktuasi permintaan pasar. Proses dapat lebih agile dan scalable. 

Perkembangan teknologi industri 4.0 telah memperkuat implementasi lean melalui otomatisasi, data real-time, dan kecerdasan buatan. 

  1. Internet of Things (IoT)

IoT dapat membantu memantau proses produksi secara real-time untuk mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan. Contoh: Sensor pada mesin mendeteksi keausan dan mencegah kerusakan sebelum terjadi, mengurangi downtime. 

  1. Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning

AI digunakan untuk analisis data yang kompleks untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis fakta dan mempercepat proses continuous improvement. Contoh: AI menganalisis data permintaan pelanggan untuk mengoptimalkan level persediaan dan jadwal produksi. 

  1. Big Data dan Analytics

Big data membantu mengidentifikasi area inefisiensi yang sebelumnya sulit dilacak. 

  1. Automation dan Robotics

Mengurangi pemborosan waktu dan tenaga kerja serta meningkatkan akurasi dan konsistensi. 

  1. Cloud Computing & Digital Twin

Pemodelan digital (digital twin) memungkinkan simulasi dan optimalisasi proses produksi tanpa menghentikan operasi nyata.

Contoh Kasus: Adopsi metode Lean di Ford Motor Company 

Ford mengadopsi prinsip lean secara masif setelah tahun 2000 untuk menghadapi persaingan global. Dengan memadukan lean dan teknologi, Ford meningkatkan efisiensi dan produktivitas di seluruh lini produksi. 

Implementasi Teknologi: 

  1. IoT untuk pelacakan komponen secara real-time. 
  2. Robotic Process Automation (RPA) untuk mengurangi pekerjaan administratif manual. 
  3. Digital Twin untuk simulasi proses produksi sebelum implementasi nyata. 

Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut: 

  1. Pengurangan waktu siklus per kendaraan hingga 30%. 
  2. Penurunan inventory cost secara signifikan. 
  3. Peningkatan fleksibilitas produksi terhadap perubahan permintaan pasar. 
Alvian Shanardi Wijaya