School of Information Systems

What is Data Storytelling? 

Data storytelling adalah seni menggabungkan data dan narasi untuk menyampaikan informasi dengan cara yang menarik dan bermakna. Dengan semakin banyaknya data yang dihasilkan setiap hari, kemampuan untuk mengomunikasikan wawasan dari data menjadi semakin penting. Data storytelling tidak hanya tentang menyajikan data dalam bentuk visual, tetapi juga tentang membangun narasi yang kuat di sekitar data tersebut untuk membuatnya lebih mudah dipahami dan diingat. 

Data storytelling adalah proses menggabungkan data, visualisasi data, dan narasi untuk menceritakan sebuah cerita yang kuat dan meyakinkan. Tujuannya adalah untuk membantu audiens memahami data dengan lebih baik, mengidentifikasi pola dan tren, serta mengambil keputusan berdasarkan wawasan yang diperoleh dari data tersebut. 

Sumber: https://phrazor.ai/data-storytelling  

Komponen Utama Data Storytelling 

  1. Data: Fondasi dari setiap cerita data adalah data itu sendiri. Data yang digunakan harus akurat, relevan, dan mendukung pesan yang ingin disampaikan. 
  2. Visualisasi Data: Visualisasi data membantu menyajikan data dengan cara yang lebih mudah dipahami. Grafik, diagram, dan peta adalah beberapa bentuk visualisasi data yang umum digunakan. 
  3. Narasi: Narasi adalah elemen yang menghubungkan data dan visualisasi dengan konteks yang relevan. Narasi membantu audiens memahami mengapa data tersebut penting dan bagaimana data tersebut mempengaruhi mereka. 

Mengapa Data Storytelling Penting? 

  • Meningkatkan Pemahaman: Data storytelling membuat data yang kompleks menjadi lebih mudah dipahami. Dengan menggabungkan visualisasi data dan narasi, informasi dapat disampaikan dengan cara yang lebih jelas dan mudah diingat. 
  • Membuat Dampak yang Lebih Besar: Cerita yang menarik dapat membuat data lebih bermakna dan mempengaruhi audiens dengan cara yang lebih dalam. Data storytelling dapat digunakan untuk menginspirasi perubahan, mempengaruhi keputusan, dan mendorong tindakan. 
  • Menyederhanakan Informasi Kompleks: Data storytelling membantu menyederhanakan informasi kompleks sehingga dapat dipahami oleh audiens yang lebih luas, termasuk mereka yang tidak memiliki latar belakang teknis. 

Langkah-langkah dalam Data Storytelling 

  1. Pengumpulan Data: Langkah pertama adalah mengumpulkan data yang relevan. Data harus akurat, lengkap, dan dapat diandalkan. 
  2. Analisis Data: Setelah data dikumpulkan, langkah berikutnya adalah menganalisis data untuk menemukan pola, tren, dan wawasan yang relevan. 
  3. Pemilihan Visualisasi yang Tepat: Pilih visualisasi data yang paling sesuai untuk menyampaikan informasi. Misalnya, grafik batang untuk membandingkan jumlah, peta panas untuk menunjukkan distribusi geografis, atau diagram garis untuk menunjukkan tren dari waktu ke waktu. 
  4. Membangun Narasi: Narasi harus menghubungkan data dengan konteks yang relevan. Ceritakan mengapa data tersebut penting, apa yang dapat dipelajari dari data tersebut, dan bagaimana data tersebut mempengaruhi audiens. 
  5. Mengkomunikasikan Cerita: Gunakan visualisasi data dan narasi untuk mengomunikasikan cerita kepada audiens. Pastikan cerita mudah dipahami dan menyampaikan pesan yang jelas. 

Data storytelling adalah keterampilan penting yang menggabungkan data, visualisasi data, dan narasi untuk menyampaikan informasi dengan cara yang menarik dan bermakna. Dengan menghidupkan data melalui cerita, organisasi dapat membuat keputusan yang lebih baik, mempengaruhi audiens, dan mencapai tujuan mereka dengan lebih efektif. Dalam dunia yang semakin didorong oleh data, kemampuan untuk menceritakan kisah yang kuat berdasarkan data menjadi semakin penting. 

Sumber: 

https://powerbi.microsoft.com/en-us/data-storytelling/ 

 

Yulia Ery Kurniawati