Sistem Informasi Sebagai Masa Depan Ekonomi Dunia
Selama berabad-abad, manusia telah mengikuti sistem perekonomian yang sama, dimana dimana masyarakat mempercayai bank untuk mengelola uang mereka. Bank sendiri memiliki cara kerja yang tersentralisasi dimana selain menjadi perantara antara penyetor dan peminjam, bank lah yang mengatur bunga, serta mencetak uang. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kepercayaan akan bank yang tersentralisasi. Hal ini dinyatakan oleh Carstens melalui the Guardian (2023) dimana dia menyatakan bahwa bank-bank sentral akan kehilangan kepercayaan jika mereka gagal dalam mengatasi inflasi yang ada. Pernyataan ini diperkuat oleh contoh nyata yang menimpa Argentina dimana inflasi di Argentina sangat tinggi karena kegagalan pemerintahan dan bank sentral seperti mencetak terlalu banyak uang dan kebijakan moneter yang buruk. Selain itu, melansir CNBC, sejumlah bank besar di dunia mengalami kebangkrutan, seperti Sillicon Valley Bank dan Signature Bank. (Puspadini, 2023)
Argumen ini diperkuat dengan sebuah artikel yang terbitkan oleh European Commission juga menyatakan bahwa dalam beberapa dekade muncul kekhawatiran dari sudut demand-size terhadap krisis keuangan dan politik. Krisis ini memicu kekhawatiran seperti eklusi keuangan serta kontrol terpusat, dimana masyarakat merasa konsep tersentralisasi berarti uang dapat di kontrol dan ”dimanipulasi” oleh / dipengaruhi oleh pihak berkuasa seperti orang kaya dan pemerintah.
Dalam menghadapi masalah ini, muncul sebuah narasi sistem informasi yang dikenal sebagai Decentralized Finance, sebuah bentuk aplikasi dari teknologi blockchain dan mata uang crypto. Blockchain sendiri adalah sebuah teknologi yang mengatur transaksi dan data secara terdesentralisasi dan tanpa perantara sehingga lebih aman, rahasia, dan integritas(Yli-Huumo Jesse AND Ko, 2016). Teknologi ini juga dikenal sebagai teknologi buku besar terdistribusi, yang berarti data tidak hanya tersimpan pada satu lokasi namun dalam beberapa blok sekaligus, setiap blok mengandung sejumlah transaksi dan memiliki tautan ke blok sebelumnya, menciptakan rantai blok yang tidak bisa diubah. Selain itu, dalam teknologi blockchain ada 1 istilah yang juga terkenal, yaitu smart contract, dimana smart contract adalah kontrak yang berisi kumpulan aturan-aturan dan dapat berjalan dengan otomatis seperti syarat-syarat (ibm.com, n.d.)
Dengan ini, maka decentralized finance menawarkan layanan finansial seperti yang ada pada bank sentral tradisional, seperti utang, piutang, trading, dan sebagainya namun menggunakan teknologi blockchain dan smart contracts yang lebih aman dan transparan (Aquilina et al., 2024). Decentralize finance memberikan solusi bagi demand-side dengan beberapa prinsip fundamentalnya ( Roukny, 2022) =
- Akses Menyeluruh
Yang artinya, tidak ada satupun pihak yang berhak untuk melarang siapapun dalam berpartisipasi dalam decentralized finance, berbeda dengan konsep tradisional dimana terkadang membutuhkan penyaringan pelanggan yang ketat, sehingga dapat mengecualikan individu tertentu dari partisipasi.
- Peraturan yang transparan dan konsisten
Tidak seperti keuangan tradisional, di mana kontrak dapat bersifat pribadi dan aturan dapat tunduk pada keputusan sembrono, decentralized finance didukung oleh kontrak dan infrastruktur yang dimasukkan ke dalam skrip publik dan otomatis, seperti smart contract.
- Layanan Mandiri
Pada decentralized finance, setelah terhubung dengan alamat publik pemegang, sang pemegang aset memiliki kontrol penuh atas pengelolaan aset mereka. Ini berbeda dengan penggunaan layanan kustodial konvensional oleh perantara keuangan untuk mengelola portofolio klien mereka.
- Layanan interopable dan composable
Dimana protokol-protol dalam decentralized finance dapat dihubungkan antar-satu sama lain untuk memberikan solusi baru. Tentunya hal ini sangat baik dalam menciptakan solusi finansial modern terdensentralisasi terbaik, melihat setiap protokol pada diri nya sendiri pasti memiliki limitasi-limitasinya.
Beberapa implementasi dari Decentralized Finance yang sudah muncul adalah seperti Stablecoins, yang adalah sebuah aset kripto yang menjaga nilai stabil dari aset nyata seperti US dollar Contohnya adalah seperti USDT dari perusahaan Tether. Meskipun masih dalam tahap perkembangan, penggunaan stablecoin menjadi salah satu opsi yang baik dalam menghadapi inflasi khususnya bagi negara-negara yang sedang dilanda inflasi.Contoh nyatanya adalah Argentina, yang dimana mata uang asli negaranya yaitu Pesso mengalami devaluasi yang sangat drastis karena inflasi (hampir 140%), dengan memegang aset stable coin, banyak warga Argentina berhasil melindungi kekayaan mereka dari penurunan nilai yang drastis ini. (Montagner, 2023)
Selain itu, DeFi juga mencakup berbagai layanan seperti Decentralized Exchange (DEX), kredit, asuransi, derivatif, dan manajemen portofolio, semuanya dijalankan melalui platform yang terdesentralisasi dan transparan. Hal ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas keuangan tetapi juga memberikan solusi yang lebih tahan terhadap krisis ekonomi.
Salah satu tantangan utamanya adalah kemampuan teknologi ini dalam menghadapi masalah pencucian yang dimana dibutuhkan kemampuan audit yang kuat. Selain itu, ancaman keamanan siber terhadap platform Decentralized Finance juga menjadi isu yang perlu diperhatikan sehingga dibutuhkan inovasi lebih lagi dalam meningkatkan keamanannya. Ketidakpastian dalam regulasi juga menjadi tantangan bagi Decentralized Finance, dimana dibutuhkan kerangka kerja yang lebih jelas dan terstruktur dalam meregulasi jalannya operasi dari Decentralized Finance. Kelemahan ini dieksplotasi pada 2020, dimana Oracle,sebuah teknologi dalam smart contract, yang berfungsi untuk mengakses dan memvalidasi data dari luar blockchain (dalam konteks DeFi adalah seperti untuk penentuan harga aset, dan sebagainya). Teknologi oracle yang lemah ini diyakini menjadi mayoritas penyebab peretasan DeFi, ambil saja contoh kasus dimana oracle yang lemah dieksploitasi dalam kasus DAO dimana penyerang mencuri ratusan miliar dollar. (Caldarelli & Ellul, 2021)
Sebagai penutup, dapat disimpulkan bahwa Decentralized finance dengan teknologi blockchainnya tentu sudah menjadi jawaban yang tepat bagi hilangnya kepercayaan masyarakat dan demand-side pada sistem yang tersentralisasi, seperti yang terlihat dalam kasus Argentina dan diakui secara global sebagai evolusi yang penting dalam bidang keuangan modern. Namun, dalam pengembangannya, seperti halnya setiap teknologi serta sistem baru, Decentralized Finance tentu menghadapi beberapa tantangan, seperti keamanan, pencucian uang, dan regulasi. Namun, jika pengembang teknologi, komunitas dan regulator dapat saling bekerja sama, tentunya akan mengubah paradigma keuangan global menjadi lebih inklusif dan transparan, serta juga memberikan dorongan signifikan terhadap inovasi dan efisiensi dalam sistem keuangan global secara keseluruhan.
Referensi:
- Aquilina, M., Frost, J., & Schrimpf, A. (2024). Decentralized Finance (DeFi): A Functional Approach. Journal of Financial Regulation, 10(1), 1–27. https://doi.org/10.1093/jfr/fjad013
- Caldarelli, G., & Ellul, J. (2021). The blockchain oracle problem in decentralized finance—A multivocal approach. In Applied Sciences (Switzerland) (Vol. 11, Issue 16). MDPI AG. https://doi.org/10.3390/app11167572
- Central banks ‘risk losing trust if they cannot tame inflation.’ (2023). The Guardian. https://www.theguardian.com/business/2023/may/19/central-banks-trust-inflation-bank-of-international-settlements
- ibm.com. (n.d.). What is blockchain? Retrieved June 27, 2024, from https://www.ibm.com/topics/blockchain
- Montagner, D. (2023, November 31). Stablecoins gain momentum in Argentina as peso plummets. The Banker. https://thebanker.com/Stablecoins-gain-momentum-in-Argentina-as-peso-plummets-1698742139
- Puspadini, M. (2023, March 19). RI Waspada! 5 Bank Besar Dunia Diterpa Krisis, Ini Daftarnya. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/market/20230319134114-17-422938/ri-waspada-5-bank-besar-dunia-diterpa-krisis-ini-daftarnya
- Roukny, P. T. (2022). Decentralized Finance: information frictions and public policies Approaching the regulation and supervision of decentralized finance.
- Yli-Huumo Jesse AND Ko, D. A. N. D. C. S. A. N. D. P. S. A. N. D. S. K. (2016). Where Is Current Research on Blockchain Technology?—A Systematic Review. PLOS ONE, 11(10), 1–27. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0163477