Trial Class SMA Al-Azhar 3 pada 19 Agustus 2024
Pada tanggal 19 Agustus 2024, Binus University Kampus Anggrek dengan antusias menyambut kunjungan siswa-siswi dari SMA Al-Azhar 3. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkenalkan para siswa kepada dunia teknologi informasi melalui sesi trial class yang dipandu oleh School of Information Systems. Dengan durasi waktu mulai dari pukul 10.00 hingga 11.30, para siswa mengikuti sesi yang memfokuskan pada Software Development Life Cycle (SDLC) dengan menggunakan model Waterfall.
Acara dibuka dengan sesi pengenalan program dari School of Information Systems yang disampaikan oleh Ibu Yulia Ery Kurniawati, S.Kom., M.Eng., salah satu dosen SIS. Dalam presentasinya, Ibu Ery menjelaskan berbagai program studi dan peluang yang tersedia di SIS, termasuk bidang-bidang yang berfokus pada pengembangan sistem informasi. Ia juga menjelaskan bagaimana Binus University membantu mahasiswa menghadapi perubahan dan tantangan dalam dunia teknologi yang terus berkembang. Setelah sesi pengenalan ini, Rhisa Adika Putri, staff dari Faculty Development Program, memimpin demo trial class dengan memanfaatkan permainan LEGO sebagai alat bantu untuk menjelaskan konsep SDLC menggunakan model Waterfall. LEGO digunakan untuk memvisualisasikan tahapan-tahapan dalam pengembangan proyek, yang mempermudah siswa memahami konsep kompleks dengan cara yang lebih interaktif.
Sesi kali ini peserta dibagi menjadi dua kelompok yang saling bersaing dalam merancang proyek Future Home. Setiap kelompok berperan sebagai tim business analyst yang bertanggung jawab atas desain dan pengembangan rumah masa depan. Selain menambah pemahaman siswa mengenai konsep SDLC, kegiatan ini juga diselingi dengan dinamika kompetisi antar kelompok yang memberikan pengalaman belajar lebih interaktif dan menyenangkan. Kelompok yang berhasil menghasilkan desain terbaik mendapatkan penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras dan kreativitas mereka.
Software Development Life Cycle (SDLC) adalah sebuah metode yang digunakan oleh para profesional IT untuk merancang dan mengembangkan perangkat lunak secara terstruktur. Dalam kegiatan trial class ini, siswa-siswi SMA Al-Azhar 3 diperkenalkan dengan model SDLC Waterfall, salah satu model pengembangan perangkat lunak yang paling sederhana dan paling banyak digunakan di industri. Metode Waterfall melibatkan serangkaian tahapan berurutan yang harus diselesaikan secara sistematis sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Pendekatan linier ini sangat bermanfaat untuk memastikan bahwa setiap langkah dalam proses pengembangan diperiksa secara menyeluruh sebelum bergerak ke tahap selanjutnya.
Tahapan-tahapan dalam model Waterfall yang diperkenalkan dalam sesi ini meliputi:
- Requirement Analysis: Pada tahap ini, siswa diminta untuk mengidentifikasi dan memahami kebutuhan sistem atau proyek yang akan dikembangkan. Dengan tema Future Home, siswa ditantang untuk menganalisis kebutuhan rumah masa depan dari client, termasuk jumlah ruangan dan ukuran ruangan yang diinginkan oleh client mereka.
- System Design: Setelah kebutuhan berhasil diidentifikasi, siswa kemudian berpindah ke tahap desain sistem. Mereka diharuskan merancang sketsa visual rumah berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Desain ini mencakup berbagai elemen seperti tata letak ruangan, penggunaan ruang secara efektif yang digambar diatas kertas A3.
- Development: Pada tahap ini, siswa mulai membangun model rumah mereka dan menggunakan LEGO untuk membentuk elemen interior atau perabotan rumah mereka, seperti meja makan, tempat tidur, lemari, dan lain-lain. Proses ini mencerminkan tahap development dalam pengembangan sistem perangkat lunak di mana desain berubah menjadi bentuk fisik atau operasional. Selama tahap ini, siswa bekerja sama dengan anggota kelompoknya untuk merakit elemen-elemen interior rumah.
- Testing: Setelah rumah selesai dibangun, setiap kelompok diharuskan menguji desain mereka, memastikan bahwa rumah yang telah mereka buat sesuai dengan spesifikasi awal. Tahap ini memberikan siswa pemahaman mengenai pentingnya pengujian dalam memastikan bahwa sistem (atau dalam konteks ini, rumah) berfungsi sesuai rencana.
- Maintenance: Pada tahap akhir, setiap kelompok diharuskan mengidentifikasi masalah atau tantangan yang dihadapi selama proses tersebut dan menjelaskan bagaimana mereka menemukan solusinya untuk perbaikan kedepannya.
Sesi ini diwarnai dengan semangat kompetisi yang sehat, di mana para siswa dibagi ke dalam dua kelompok. Setiap kelompok berfungsi sebagai tim yang bertanggung jawab untuk merancang, membangun, dan mengimplementasikan desain rumah masa depan mereka. Kompetisi ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan keterlibatan siswa, tetapi juga untuk mendorong kolaborasi, berpikir kritis, serta menumbuhkan kreativitas dalam merancang rumah masa depan sesuai dengan tema yang ditentukan.
Setiap kelompok harus bekerja sama secara efektif untuk menyelesaikan setiap tahap dalam model Waterfall. Antusiasme para siswa terlihat jelas ketika mereka terlibat aktif dalam diskusi kelompok, merancang tata letak, memilih teknologi yang akan diterapkan dalam desain rumah, hingga akhirnya membangun model rumah. Kompetisi ini menuntut mereka untuk berpikir cepat dan kreatif, sambil tetap mematuhi langkah-langkah SDLC yang sudah dijelaskan.
Setelah proses pembangunan selesai, tim juri menilai setiap kelompok berdasarkan beberapa kriteria, seperti ketepatan analisis kebutuhan, kreativitas dalam desain, kolaborasi antar anggota kelompok, serta kemampuan menyelesaikan masalah. Setelah melalui proses evaluasi yang ketat, kelompok yang berhasil menunjukkan inovasi paling menonjol dan implementasi yang sesuai dengan spesifikasi awal diberi penghargaan. Penghargaan ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar terus berinovasi dan menumbuhkan minat mereka terhadap teknologi informasi dan pengembangan sistem di masa depan.
Sesi trial class ini memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi siswa-siswi SMA Al-Azhar 3. Tidak hanya memahami konsep SDLC secara teori, mereka juga dapat merasakan langsung bagaimana konsep tersebut diterapkan dalam proyek nyata. Kompetisi antar kelompok menambah semangat dan antusiasme mereka, dengan setiap siswa memberikan kontribusi terbaik dalam kelompoknya. Dengan pendekatan yang inovatif ini, Binus University melalui School of Information Systems berhasil memberikan wawasan baru kepada para siswa tentang dunia teknologi informasi dan bagaimana perannya dalam kehidupan sehari-hari. Trial class ini tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif dalam menyelesaikan sebuah proyek.
Trial class yang diadakan oleh Binus University untuk siswa-siswi SMA Al-Azhar 3 adalah contoh nyata bagaimana metode pembelajaran interaktif dapat membantu siswa memahami konsep-konsep teknologi informasi dengan lebih baik. Melalui kompetisi kelompok, para siswa tidak hanya belajar tentang tahapan-tahapan SDLC, tetapi juga berkesempatan untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks nyata, yaitu merancang rumah masa depan.
Reference:
https://medium.com/dot-intern/sdlc-metode-waterfall-5ae2071f161d
https://sis.binus.ac.id/2024/05/31/tipe-sdlc/