School of Information Systems

Tahapan AI Menggantikan Manusia

Kita sering mendengar, bahwa perkembangan AI yang begitu pesat, kedepannya dapat menggantikan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Dalam menggantikan sepenuhnya pekerjaan manusia, terdapat beberapa tahapan AI dalam menggantikan kecerdasan manusia (human intelligences) ketika mengerjakan pekerjaan yang mekanik, analitis, intuitif dan empatis.

Pada tahap pertama, AI mekanik mengambil alih tugas layanan yang terstandarisasi dan berulang, (mekanik) selain itu juga memiliki keunggulan efisiensi biaya dan konsistensi kualitas. Oleh karena itu, pada tahap ini AI mulai dapat menggantikan pekerjaan rutin dalam skala besar. Meskipun produksi menggantikan tugas manual yang berulang, sisi sebaliknya adalah pekerja dengan keterampilan terbaik mempertahankan pekerjaan mereka. Sehingga pekerja perlu meningkatkan keterampilan mereka untuk pindah ke peran yang menggunakan
kecerdasan/keterampilan yang lebih tinggi.

Pada tahap kedua, AI menggantikan intelegensi analitis adalah keunggulan komparatif pekerja manusia. Di tahap ini AI menggantikan baik pekerjaan mekanik dan analitis. Dalam tahap ini, AI bukan hanya menggantikan kecerdasan manusia dalam menyelesaikan pekerjaan rutin, namun dapat membantu dalam pengambilan keputusan dengan kecerdasan analitis.

Pada tahap 3, AI mulai menggantikan pekerjaan yang mekanik, analitis, dan intuitif, di mana AI bukan hanya menggantikan pekerjaan yang rutin, melakukan analisa data untuk pengambilan keputusan, namun juga mengambil keputusan yang adaptif dengan lingkungan dan berdasarkan interaksi dengan pengguna. Selanjutnya, kecerdasan intuitif yang direkam di otak pekerja (manusia) banyak digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan atau pengambilan keputusan yang membutuhkan rekoneksi pengalaman sebelumnya, tidak selalu terdokumentasi di big data. Hal ini karena big data merekam informasi pelanggan terbatas dari microchip, perangkat lunak, dan sensor yang terintegrasi dalam perangkat AI. Sehingga kemudian perkembangan AI level tinggi diarahkan untuk lebih intuitif dengan merekam berbagai bahasa dan ekspresi pelanggan untuk menyusun inkuiri yang akan membantu untuk memberikan solusi sesuai kebutuhan pelanggan.

Tahap keempat, AI menggantikan pekerjaan mekanik, analitis, dan empatis. Misalnya, untuk mendukung pekerjaan back-end developer, aplikasi AI yang empatik dapat memberikan analitik emosional untuk pengalaman dan keterlibatan pelanggan. Misalnya, Affectiva mengukur dan menganalisis ekspresi manusia dan mengkategorikannya ke dalam emosi (kesedihan, kebahagiaan, kecemasan, kegembiraan) yang digunakan untuk melacak apa yang dikatakan pelanggan dan bagaimana perasaan pelanggan yang sebenarnya. Sehingga karyawan dapat mengetahui tanggapan yang tepat atau perusahaan dapat memberikan layanan yang tepat pada waktu yang tepat.

Tahap terakhir (kelima) adalah AI yang menggantikan sepenuhnya pekerjaan manusia karena mereplikasi semua jenis kecerdasan. Bentuk dari implementasi AI ini dapat berupa machines serving humans (mesin yang melayani manusia), di mana AI melakukan tugas/pekerjaan yang tidak ingin dilakukan manusia, sementara manusia dapat memilih tugas/pekerjaan yang ingin mereka pertahankan dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Bentuk implementasi lainnya adalah machines-enhanced humans (mesin meningkatkan performa manusia), di mana manusia secara fisik atau biologis terintegrasi dengan mesin berbasis AI. Internet of brains (penggunaan otak manusia dalam kendali penggunaan internet), yang mendemonstrasikan koneksi otak manusia ke Internet of Things (IoT) yang terhubungan dengan jaringan AI. Skenario ini meniru konektivitas AI untuk kecerdasan kolektif yang akan sangat mempercepat pembelajaran di lingkungan perusahaan jasa.

Sumber:

Arifah, I. D. C., Wijaya, M. I., & Sholihah, S. M. . (2022). Job Replacement Artifical Intelligence di Industri Jasa: Tinjauan Pustaka Sistematis. Jurnal Ilmu Manajemen, 10(3), 911–929. https://doi.org/10.26740/jim.v10n3.p911-929

Yakob Utama Chandra & Mahaning Wijaya