Periode Pengembalian Investasi
Payback period adalah periode waktu yang dibutuhkan sebuah proyek untuk memulihkan uang yang diinvestasikan dari suatu proyek atau investasi. Dengan kata lain, ini adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai titik impas atau break-even point dari investasi tersebut, biasanya di nyatakan dalam tahun dan bulan.
Rumus Payback Period
Payback Period = Investasi Awal / Arus Kas Bersih per Periode
Keterangan:
- Investasi Awal: jumlah uang yang dikeluarkan di awal proyek atau investasi. Dapat berupa biaya pembelian mesin, biaya pengembangan produk baru, atau modal awal untuk memulai bisnis.
- Arus Kas Bersih per Periode: keuntungan bersih yang dihasilkan dari investasi tersebut dalam periode tertentu, biasanya per tahun. Arus kas bersih dihitung dengan mengurangkan biaya operasional dari pendapatan total.
Terdapat dua cara untuk menghitung periode pengembalian (payback period), yaitu:
- Traditional Payback Period (tanpa memperhitungkan tingkat suku bunga)
Traditional Payback Period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi nilai initial outlay. Sering disebut juga berapa lama yang dibutuhkan untuk mencapai ВЕР. Kelemahan dari metode ini adalah tidak mempertimbangkan nilai waktu atas uang.
Decision Criteria: Project diterima apabila PP lebih kecil dari jumlah tahun yang diperkirakan/ditetapkan di awal.
Contoh soal:
PT ADJ berencana membeli mesin produksi mainan. Diperkirakan investasi tersebut membutuhkan investasi awal Rp3.000.000.000 Manajemen memperkirakan pabrik tersebut akan menghasilkan arus kas bersih tahunan sebesar Rp1.500.000.000; Rp750.000.000; Rp1.000.000.000; dan Rp2.000.000.000. Perusahaan memperkirakan proyek dapat BEP sebelum 3 tahun. Apakah pembelian aset tersebut perlu dilakukan jika berdasarkan traditional payback period?
Jawab:
Tahun | Arus Kas Bersih | Kumulatif Arus Kas Bersih |
0 | (3.000.000.000) | (3.000.000.000) |
1 | 1.500.000.000 | (1.500.000.000) |
2 | 750.000.000 | (750.000.000) |
3 | 1.000.000.000 | 250.000.000 |
4 | 2.000.000.000 | 2.250.000.000 |
PP = 2 + 750.000.000/1.000.000.000
= 2,75 tahun
Decision = Projek diterima, karena PP (selama 2 tahun 9 bulan) < 3 tahun yang mana merupakan estimasi maximum jangka waktu balik modal.
2. Discounted Payback Period (dengan memperhitungkan tingkat suku bunga)
Discount payback period adalah metode yang mempertimbangkan diskon arus kas masa depan untuk menghitung periode pengembalian investasi. Dengan menggunakan discounted payback period, dapat menilai kelayakan dan profitabilitas suatu proyek dengan lebih akurat. Ini karena metode ini mempertimbangkan faktor seperti tingkat diskon dan inflasi.
Dalam DPP, cash flow akan didiskontokan dengan discount rate yang ditetapkan.
Decision Criteria: Project diterima apabila DPP lebih kecil dari jumlah tahun yang diperkirakan/ditetapkan di awal
Contoh Soal:
PT ADJ berencana membeli mesin produksi mainan. Diperkirakan investasi tersebut membutuhkan investasi awal Rp3.000.000.000 Manajemen memperkirakan pabrik tersebut akan menghasilkan arus kas bersih tahunan sebesar Rp1.500.000.000; Rp750.000.000; Rp1.000.000.000; dan Rp2.000.000.000. Perusahaan memperkirakan proyek dapat BEP sebelum 3 tahun. Apakah pembelian aset tersebut perlu dilakukan jika berdasarkan discounted payback period? Asumsi tingkat pengembalian (k) adalah 10% per tahun.
Jawab:
Tahun | Arus Kas Bersih | PVIF | PV | Kumulatif PV |
0 | (3.000.000.000) | 1.0000 | (3.000.000.000) | (3.000) |
1 | 1.500.000.000 | 0.9091 | 1.363.650.000 | (1.636.350.000) |
2 | 750.000.000 | 0.8264 | 619.800.000 | (1.016.550.000) |
3 | 1.000.000.000 | 0.7513 | 751.300.000 | (265.250.000) |
4 | 2.000.000.000 | 0.6830 | 1.366.000.000 | 1.100.750.000 |
DPP = 3 + 265.250.000/1.366.000.000
DPP = 3,19 tahun
Decision = Projek ditolak, alasannya karena DPP > 3 tahun.
Referensi: