School of Information Systems

FUTURE TRENDS IN IT INFRASTRUCTURE AND NETWORKING IN 2024

Kita telah menjadi saksi bagaimana infrastuktur dan teknologi informasi telah berkembang pesat dan kehadirannya telah merubah banyak kebiasaan manusia. Sebagai contoh, Internet hadir sebagai salah satu produk teknologi telah menghubung jutaan perangkat dengan berbagai fungsi; sebut saja komunikasi, belajar, game dan banyak lagi. Jarak tidak lagi membatasi orang untuk berkomunikasi ataupun tempat tidak menjadi penghalang orang untuk belajar. Tiap hari berbagai teknologi muncul melengkapi berbagai kehidupan manusia. Pertanyaanya, infrastruktur dan teknologi informasi apa yang akan menjadi trend di tahun ini atau beberapa tahun kedepan. Tidak dapat disangkal lagi, infrastruktur dan teknologi informasi akan terus berkembang sebagai jawaban akan semakin beragam dan kompleksnya kebutuhan teknologi dan kebutuhan bisnis. Tahun 2024 diperkirakan akan menjadi tahun yang penting karena banyaknya inovasi yang akan mengubah cara kita memanfaatkan teknologi informasi dan cara kita berkomunikasi satu sama lain. Melalui tulisan ini (dan mungkin akan dibuat lanjutannya), kita akan mencoba melihat beberapa diantaranya.

Pertama, AI (Artificial Intelligence) dan otomatisasi akan semakin berkembang tidak hanya teknologi tapi juga penggunaannya diberbagai bidang. Dalam salah satu artikelnya berjudul “2024 Forecasting: Key Trends and Shifts Shaping the Future of Network Operations”, NetOp.com menjelaskan peran solusi berbasis AI akan terus berkembang, khususnya untuk deteksi threat dan manajemen network. AI memiliki kemampuan mumpuni untuk menganalisis dataset dalam jumlah besar dengan cepat untuk deteksi ancaman keamanan secara proaktif yang tentunya dapat meningkatkan upaya keamanan IT. Integrasi AI kedalam operasional netwotk yang dikenal dengan AIOPs juga dapat meningkatkan effisiensi dengan melakukan otomasi kegiatan rutin serta mengidentifikasi terjadinya anomaly secara real-time, akurat serta tanpa campur tangan manusia. Selain itu, penggunaan AI dalam pengelolaan teknologi informasi dengan cepat menjadi komponen penting untuk mendukung operasi organisasi. Kemampuan analisis dan pengambilan keputusan secara cepat, tepat dan real-time dapat ditingkatkan dengan kecerdasan buatan. Hal ini juga menawarkan solusi proaktif untuk manajemen insiden dan tujuan pemeliharaan preventif.

Kedua, pemanfaatan edge computing dan multi-cloud computing terus meningkat. Edge computing dan cloud computing berbeda utamanya dalam hal kecepatan respon. Jika kecepatan respon bukan menjadi prioritas, maka pilihannya tentunya cloud computing. Tetapi bila kecepatan respon menjadi ukuran, edge computing menjadi pilihan terbaik. Dengan edge computing, akses atau pengambilan data lebih dekat ke sumbernya, sehingga dapat meningkatkan kecepatan yang diperlukan untuk merespons, dan mengurangi jumlah penundaan yang terjadi, utamanya system yang berbasis IoT. Juga sebagai contoh, Netflix menggunakan teknologi komputasi edge untuk mengurangi latensi dan meningkatkan kinerja layanan yang disediakannya. Selanjutnya, penggunaan multi-cloud dapat menawarkan tingkat fleksibilitas dan dukungan yang lebih besar dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya yang disediakan oleh berbagai penyedia layanan cloud.

Ketiga, keamanan IT tetap menjadi prioritas terpenting di tengah semakin meningkat dan beragamannya ancaman siber. Pendekatan keamanan berbasis AI dan arsitektur Zero Trust merupakan solusi yang penting untuk melindungi data dan sistem dari ancaman yang lebih mungkin terjadi. Menurut salah satu pemain di infrastuktur IT, Aruba, bahwa organisasi dapat menjadi lebih proaktif dalam proses manajemen risiko dengan menggunakan analisis prediktif dan mekanisme otomatis untuk merespons ancaman. Lebih lanjut, Aruba meramalkan keberadaan firewall semakin menciut dengan keberadaan SSE (Secure Service Edge yang mampu menghalangi akses ke websites atau konten yang tidak sesuai dengan kebijakan organisasi.

Keempat, kecepatan koneksi atau akses menjadi perhatian juga. Kebutuhan akan koneksi yang fleksible, real time serta tuntutan akan koneksi yang handal menjadi wajib diakomodir teknologi layer physical ini. Bila dunia seluler memperkenalkan teknologi 5G yang 1000x lebih baik dari LTE atau 4G, maka jaringan nirkabelpun diramaikan dengan teknologi WIFI 6 dan 7. Kecepatan kedua teknologi ini, baik Wi-Fi 6 maupun 5G secara teoritis dapat memberikan kecepatan gigabit, yang seringkali lebih dari cukup untuk sebagian besar bisnis. Kecepatan Wi-Fi 6 dapat mencapai 9,6 Gbps dan kecepatan maksimun Wi-Fi 7 adalah 46 GB sedangkan 5G dapat mencapai hingga 20 Gbps. Pertanyaan menariknya, apakah memang kita butuh kecepatan sebesar itu? Dalam banyak kasus perangkat WiFi 6 tidak mencapai kecepatan Gigabit akibat bottle neck pada koneksi berbasis kabel.

Dari berbagai sumber kita dapat mengetahui trend IT Infrastruktur dan Network yang telah dan akan terjadi di beberapa tahun kedepan. Ada beberapa teknologi menarik yang juga dimunculkan dan diramalkan akan menjadi trend seperti UX monitoring, Robotic Process Automation ataupun dalam hubungannnya dengan lingkungan yaitu Green IT. Selain itu, trend ke depan juga akan  diwarnai dengan bagaimana layanan IT digunakan oleh bisnis baik disisi strategis, taktis mapun operasional organisasi.

Dedy Syamsuar