Tantangan dalam Menggunakan Metaverse untuk Pariwisata
Sekalipun metaverse memiliki banyak penerapan dan keuntungan potensial untuk pertumbuhan industri pariwisata, masih ada sejumlah kendala yang harus diatasi saat menerapkan teknologi ini. Berikut adalah beberapa kesulitan menggunakan metaverse untuk pariwisata dalam hal aksesibilitas dan ketersediaan teknologi:
1. Akses ke Teknologi: Salah satu kendala terbesar dalam menggunakan metaverse untuk pariwisata adalah kurangnya teknologi yang diperlukan untuk menggunakan platform ini. Teknologi realitas virtual dan augmented reality (VR dan AR) masih agak mahal dan tidak dapat diakses secara universal. Pengunjung yang ingin melakukan tur virtual mungkin menemukan ini sebagai penghalang.
2. Keandalan jaringan internet diperlukan bagi pengguna untuk mengakses metaverse. Kualitas jaringan internet masih di bawah standar di beberapa bagian dunia, yang dapat mempersulit orang untuk mengakses metaverse.
3. Disabilitas Fisik: Meskipun penggunaan metaverse dapat meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas fisik, metaverse berpotensi menguranginya bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan atau pendengaran.
4. Pembatasan Bahasa: Metaverse saat ini hanya mendukung sejumlah bahasa terbatas; bahasa yang tidak umum tidak didukung. Hal ini dapat mempersulit pengunjung dari berbagai negara yang tidak mengerti bahasa Inggris atau bahasa lain yang banyak digunakan untuk mengakses area tertentu.
5. Ketersediaan Konten: Agar Metaverse dapat menarik pengguna, Metaverse harus memiliki konten yang menarik dan berkualitas tinggi. Namun, saat ini ada kelangkaan informasi berkualitas tinggi yang tersedia, sehingga sulit untuk menggunakan metaverse sebagai platform untuk bepergian.
Aksesibilitas teknologi yang lebih banyak, jaringan internet yang lebih baik, dan pembuatan konten berkualitas tinggi yang menarik untuk metaverse semuanya diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, inisiatif harus diambil untuk menjamin aksesibilitas yang lebih baik bagi semua orang, khususnya penyandang disabilitas dan penutur bahasa yang kurang umum.
Masalah privasi dan keamanan
Masalah keamanan dan privasi menghadirkan kesulitan lain bagi industri pariwisata saat mengakses metaverse. Karena merupakan platform digital interaktif, metaverse rentan terhadap pelanggaran privasi dan serangan siber yang dapat membahayakan pengguna
dan penyedia konten. Berikut adalah beberapa kesulitan terkait penggunaan metaverse untuk pariwisata dari perspektif masalah keamanan dan privasi:
1. Penipuan dan Pencurian Identitas: Mereka yang mengunjungi metaverse dapat membuat avatar yang mewakili diri mereka sendiri. Namun, eksploitasi avatar ini untuk penipuan atau pencurian identitas membahayakan pengguna dan pemasok konten.
2. Kerentanan Privasi: Metaverse berpotensi mengumpulkan aktivitas dan informasi pengguna, termasuk lokasi, preferensi, dan perilaku. Pengunjung mungkin khawatir tentang privasi mereka karena ini dapat disalahgunakan.
3. Konten Berbahaya: Metaverse, seperti platform digital lainnya, dapat digunakan untuk menyebarkan materi berbahaya, seperti materi pornografi atau kekerasan. Hal ini dapat merugikan wisatawan dan berdampak buruk pada sektor perjalanan dan pariwisata.
4. Serangan siber: Metaverse mungkin menjadi target serangan siber yang merugikan pengunjung dan pemasok konten secara finansial atau reputasi.
5. Penyalahgunaan Teknologi: Metaverse dapat digunakan untuk alasan tidak bermoral atau melanggar hukum, seperti alasan politik atau propaganda.
Harus ada upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan privasi di metaverse untuk mengatasi kesulitan ini. Hal ini dapat dicapai dengan membuat kebijakan dan peraturan yang ketat, mengadopsi teknologi keamanan yang canggih, dan mengedukasi pengunjung dan pembuat konten tentang keamanan dan privasi. Selain itu, harus ada upaya yang dilakukan untuk membuat platform metaverse yang menghormati hak privasi pengunjung dan pembuat konten serta ramah privasi.
Penyesuaian kontekstual dan budaya
Adaptasi norma budaya dan keadaan daerah merupakan kesulitan lain dalam menggunakan metaverse untuk pariwisata. Metaverse harus dapat menyesuaikan dengan budaya dan konteks lokal agar berhasil sebagai platform pariwisata karena setiap lokasi atau bangsa memiliki budaya dan konteks yang berbeda. Berikut adalah beberapa kesulitan dalam mengadaptasi budaya dan keadaan lokal saat menggunakan metaverse untuk pariwisata:
1. Perbedaan Bahasa dan Budaya Setiap daerah atau bangsa memiliki bahasa dan budaya yang unik. Untuk memastikan para pelancong memiliki pengalaman perjalanan yang lebih asli dan menarik, metaverse harus beradaptasi dengan bahasa dan budaya setempat.
2. Aksesibilitas Konten Lokal: Metaverse harus dapat menawarkan konten yang menghibur dan relevan kepada pengunjung lokal. Menyesuaikan konten untuk mencerminkan budaya lokal, termasuk masakan, lokasi wisata, dan acara budaya, dapat membantu dalam hal ini.
3. Variasi infrastruktur: Akses ke internet dan infrastruktur teknologi mungkin berbeda menurut lokasi atau negara. Untuk memastikan pengguna dan pembuat konten dapat mengakses metaverse, metaverse harus dapat beradaptasi dengan infrastruktur lokal.
4. Regulasi dan Kebijakan: Dalam hal teknologi dan pariwisata, setiap negara memiliki aturan dan pedomannya sendiri. Untuk memastikan keefektifan dan umur panjang platform pariwisata, metaverse harus dapat menyesuaikan diri dengan hukum dan kebijakan setempat.
5. Konteks Sejarah dan Sosial: Setiap daerah atau bangsa memiliki konteks sejarah dan sosialnya masing-masing, yang dapat mempengaruhi bagaimana pengunjung mempersepsikan suatu tempat atau peristiwa yang dianggap budaya. Agar metaverse menawarkan pengalaman wisata yang lebih memuaskan dan asli kepada para pelancong, ia harus mampu beradaptasi dengan lingkungan sejarah dan sosial setempat.
Untuk mengatasi hambatan ini, upaya harus dilakukan untuk membuat materi yang relevan dan menarik bagi pengguna lokal, mempertimbangkan konteks dan budaya lokal saat mengembangkan platform, dan mengadopsi undang-undang dan peraturan yang sesuai untuk setiap negara atau wilayah. Ini dapat berkontribusi pada keberhasilan metaverse sebagai platform pariwisata yang memperhitungkan konteks dan budaya regional.