Pentingnya Aksesibilitas dalam Desain UI/UX yang Inklusif
Desain UI/UX telah menjadi komponen krusial dalam kesuksesan produk atau layanan di era digital yang terus berkembang. Namun, seringkali, aspek aksesibilitas, yang seharusnya menjadi prioritas, masih diabaikan. Aksesibilitas dalam desain UI/UX merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap individu, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau kognitif, dapat mengakses dan menggunakan produk digital tanpa hambatan.
Inclusive Design Research Centre menggambarkan desain inklusif sebagai pendekatan dalam pembuatan produk yang memperhatikan keberagaman manusia. Keberagaman ini mencakup berbagai aspek seperti keterampilan, bahasa, budaya, jenis kelamin, usia, dan variasi perbedaan lainnya. Dengan menerapkan metode ini, desainer bertujuan menciptakan produk yang dapat diakses oleh sebanyak mungkin orang, tanpa memandang karakteristik khusus pengguna.
Berikut adalah beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk menciptakan desain yang inklusif:
- Mengidentifikasi Aspek Eksklusif
Dalam fase empati (empathize) dalam proses design thinking, penting untuk memperhatikan unsur-unsur eksklusif. Riset pengguna harus difokuskan pada potensi ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan oleh sebagian pengguna terhadap produk. Sebagai contoh, pengguna buta warna dapat mengalami kesulitan dalam membedakan warna tombol. Identifikasi aspek eksklusif ini membuka pintu untuk perbaikan yang lebih akurat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
- Tantangan Situasional
Tantangan dapat muncul dalam situasi tertentu yang memerlukan perhatian khusus. Sebagai solusi, penambahan fitur seperti subtitle dapat meningkatkan kenyamanan pengguna dalam situasi di mana mereka tidak dapat menggunakan audio, seperti ketika berada di lingkungan ramai atau untuk pengguna dengan gangguan pendengaran. Mengidentifikasi dan mengatasi tantangan situasional memberikan pengguna pengalaman yang lebih baik.
- Keterlibatan Kelompok Pengguna Khusus
Melibatkan kelompok atau komunitas pengguna tertentu dalam proses riset adalah kunci untuk memahami secara mendalam pengalaman pengguna. Pertanyaan terkait pengalaman mereka dengan produk harus diajukan untuk menghindari asumsi yang tidak akurat. Pendekatan ini bukan hanya sekadar memahami, tetapi juga memberdayakan pengguna dengan memasukkan perspektif mereka dalam perancangan produk.
- Alternatif Interaksi
Setelah mengidentifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah mencari solusi yang dapat meningkatkan aksesibilitas. Misalnya, pengguna dengan kesulitan pendengaran dapat dibantu dengan penambahan fitur subtitle, sementara pengguna dengan masalah penglihatan dapat diakomodasi melalui penggunaan suara atau audio. Menyediakan berbagai alternatif interaksi adalah kunci untuk memenuhi kebutuhan beragam pengguna.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, desainer dapat secara signifikan meningkatkan inklusivitas dalam desain UI/UX, menciptakan produk atau layanan yang dapat dinikmati oleh semua orang, tanpa terkecuali.
Sources:
https://medium.com/@hisyamfakhrudin/designing-for-accessibility-in-ui-ux-6794453f39ac