Mengenal ITCS, Lampu Merah Berbasis Artificial Intelligence
Dewasa ini, teknologi sudah banyak membantu berbagai sisi kehidupan manusia. Salah satu istilah teknologi yang cukup dikenal saat ini ialah AI. Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mengartikan kemampuan mesin atau sistem komputer untuk meniru dan melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Konsep ini telah ada selama beberapa dekade dan terus berkembang seiring waktu. AI merupakan simulasi dari proses kognitif manusia oleh mesin komputer (Kurzweil, 2005).
AI membantu masyarakat dalam banyak hal, salah satunya untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Mengingat tingkat kemacetan di DKI Jakarta yang begitu tinggi, maka Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menerapkan sistem pemantauan lalu lintas bernama Intelligent Traffic Control System (ITCS) untuk mengurai kemacetan tersebut. Dengan teknologi ini, lampu lalu lintas tidak perlu diatur secara manual atau dari pusat kendali, melainkan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lalu lintas di lapangan. Lantas, mari mengenal lebih dalam mengenai ITCS.
ITCS memiliki beberapa tahapan kerja dan keuntungan yang signifikan dalam mengoptimalkan lalu lintas di persimpangan jalan. ITCS menggunakan sensor dan perangkat pemantauan yang dipasang di persimpangan jalan untuk mengidentifikasi volume kendaraan secara real-time. Data ini dikumpulkan dan dikirim ke sistem untuk analisis lebih lanjut.
Selanjutnya, data yang dikumpulkan dari sensor di persimpangan jalan dikirim ke sistem komputer pusat menggunakan teknologi komunikasi yang tepat. Ini memastikan data yang diperoleh tersedia untuk pengolahan lebih lanjut. Dalam proses ini, AI digunakan dalam sistem untuk mengolah data yang diperoleh dari pemantauan dan identifikasi volume kendaraan. AI digunakan untuk menganalisis data dan mengambil keputusan cerdas berdasarkan informasi tersebut.
Berdasarkan data volume kendaraan yang dianalisis oleh AI, sistem ITCS menentukan durasi lampu hijau yang ideal di setiap arah persimpangan. Tujuan utamanya adalah untuk mengoptimalkan aliran lalu lintas dan menghindari kemacetan yang berlebihan. Setelah durasi lampu hijau yang ideal ditentukan, ITCS mengatur durasi lampu lalu lintas secara otomatis. Hal ini memungkinkan sistem untuk menyesuaikan dengan kondisi lalu lintas aktual secara dinamis.
Dengan menerapkan ITCS, waktu tunggu per kendaraan di persimpangan dapat berkurang hingga 15-20 persen. Ini mengurangi kepadatan lalu lintas dan meningkatkan aliran kendaraan. Manfaat lainnya ialah dengan mengoptimalkan aliran lalu lintas, kecepatan rata-rata kendaraan dapat meningkat, mengurangi waktu perjalanan, dan mengurangi konsumsi bahan bakar serta emisi gas buang. ITCS memungkinkan pengaturan lalu lintas yang lebih adaptif dan cerdas berdasarkan data aktual. Ini membantu mengatasi masalah kemacetan dan menciptakan aliran lalu lintas yang lebih lancar. Pada akhirnya, dengan mengurangi waktu tunggu dan kemacetan, ITCS dapat mengurangi tingkat stres pada pengemudi, sehingga memberikan pengalaman berkendara yang lebih baik.
Penerapan ITCS dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kota atau daerah yang mengalami masalah kemacetan lalu lintas. Dengan memanfaatkan teknologi komputasi dan kecerdasan buatan, sistem ini membantu menciptakan lalu lintas yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan memberikan pengalaman berkendara yang lebih nyaman bagi masyarakat.
Adapun beberapa lokasi yang sudah menggunakan teknologi ITCS antara lain adalah Jalan Jembatan 2 Raya-Jalan Tubagus Angke, Jalan Kyai Tapa-Jalan Daan Mogot (Grogol), Jalan S Parman-Jalan Tomang Raya, Jalan S. Parman-Jalan KS. Tubun-Jalan Gatot Subroto (Slipi), Jalan Gatot Subroto-Jalan Rasuna Said (Kuningan), Jalan Gatot Subroto-Jalan Supomo (Pancoran), Jalan MT haryono-Jalan Sutoyo (Cawang Uki), dan masih banyak lagi.