School of Information Systems

Mengenal Lebih Dalam Mengenai UX Research

UX Research adalah suatu proses yang dilakukan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang User Experience, yang ditujukan untuk menggali informasi yang lebih mendalam mengenai kebutuhan pengguna (user) supaya dapat memperkaya pemahaman dan juga insight mengenai keinginan dan kebutuhan pengguna, sehingga produk yang dihasilkan dapat meningkatkan kepuasan pengguna.

Sebelum melangkah lebih jauh, mungkin kita bertanya-tanya, mengapa UX Research ini penting dan perlu untuk dilakukan? Alasannya adalah karena UX Research memiliki banyak manfaat bagi pengembangan suatu produk, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Memberikan informasi kepada perusahaan mengenai kebiasaan, attitude, dan perilaku pengguna. Tidak hanya itu, perusahaan juga menjadi tahu mengenai pain points dan gain points dari pengguna sehingga akan mendorong perusahaan untuk menciptakan produk yang dapat mengatasi pain points dan meningkatkan gain points
  2. Membantu perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang karena kesetiaan (loyalitas) pengguna senantiasa terjaga, dalam artian pengguna puas dengan produk yang disediakan oleh perusahaan dan terus menggunakan produk tersebut.
  3. Mempermudah tim User Interface Designer dan User Experience Designer dalam menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
  4. Lebih hemat biaya sebab perusahaan bisa menciptakan solusi yang berdasarkan pada permasalahan dan kebutuhan pengguna (tidak menciptakan produk yang ternyata tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna, dimana ketika produk yang diciptakan tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna, maka biasanya pengguna cenderung tidak ingin menggunakan produk tersebut, sehingga perusahaan harus melakukan perbaikan dan improvisasi lagi untuk meningkatkan ketertarikan pengguna, yang mana ini akan menimbulkan cost bagi perusahaan).

Oleh karena UX Research merupakan suatu proses, maka itu berarti bahwa untuk bisa melakukan UX Research, kita harus melalui beberapa tahapan atau langkah-langkah. Secara garis besar, langkah-langkah dalam melakukan UX Research adalah sebagai berikut :

Sumber : Netsolutions.com, https://www.netsolutions.com/insights/what-is-ux-research/

  1. Menemukan masalah dan menentukan tujuan

Langkah yang pertama yang harus dilakukan oleh seorang UX Researcher adalah menemukan masalah utama. Dalam hal ini, UX Researcher akan bekerja sama dalam tim untuk menemukan dan mengerucutkan masalah yang dihadapi perusahaan atau dihadapi oleh pengguna produk perusahaan. Adapun metode yang bisa digunakan untuk menemukan masalah adalah dengan melakukan observasi (penelitian), melakukan benchmarking, analisis, dan juga melihat pada laporan-laporan yang diserahkan oleh divisi-divisi lain yang ada di perusahaan (khususnya yang terkait langsung dengan masalah User Experience). Selain menemukan dan mengerucutkan masalah, dalam tahap ini juga ditentukan manfaat yang hendak dicapai dari dilakukannya UX Research. Biasanya manfaat-manfaat yang hendak dicapai ini mencakup hal-hal sebagai berikut :

  1. Product Benefits, yakni UX Research ditujukan untuk bisa memahami bagaimana kesan pengguna terhadap produk sehingga perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk dan juga menyelesaikan permasalahan yang dihadapi penguna dengan menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan.
  2. User Benefits, yakni UX Research ditujukan untuk mengenali pengguna secara lebih mendalam lagi, bisa dikatakan pula bahwa user benefits menjadi jantung dari kegiatan UX Research sebab kegiatan UX Research tidak lain dan tidak bukan berpusat pada pengguna itu sendiri, oleh sebab itu segala kebutuhan, keinginan, maupun karakteristik pengguna harus sangat diperhatikan.
  3. Business Benefits, yakni UX Research ditujukan untuk memberikan nilai tambah bagi bisnis dengan cara menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik sehingga pengguna tertarik untuk terus menggunakan produk yang disediakan perusahaan.
  4. Menyusun hipotesis

Langkah yang kedua yang harus dilakukan adalah menyusun hipotesis. Menyusun hipotesis diperlukan sebab pada tahap ini kita masih  belum memiliki pemahaman yang jelas tentang pengguna. Dalam menyusun hipotesis ini, umumnya akan ada berbagai macam asumsi yang akan mendorong terjadinya proses penelitian terhadap pengguna. Hipotesis ini tentu saja perlu diuji di tahapan selanjutnya. Biasanya, terdapat tiga jenis hipotesis yang utama, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Attitude-related Hypotesis, yaitu hipotesis yang berfokus pada sikap pengguna. Contohnya, “Pengguna aplikasi kami senang membagikan informasi yang mereka temukan di aplikasi kami kepada teman-teman mereka.”
  2. Behavior-related Hypotesis, yaitu hipotesis yang berfokus pada perilaku pengguna. Contohnya, “Pengguna aplikasi kami menyukai, memberi komentar, dan membagikan berita terbaru yang muncul di aplikasi kami.”
  3. Feature-related Hypotesis, yaitu hipotesis yang berfokus pada fitur yang ada pada produk. Contohnya, “Pengguna aplikasi kami membagikan konten yang berada pada kategori Famous atau Popular kepada teman-teman dekat mereka dan kategori Useful kepada keluarga mereka.”
  4. Menentukan metode dan melakukan penelitian

Langkah yang ketiga adalah melakukan penelitian terhadap pengguna (user research). User research ini dilakukan agar kita dapat mengetahui informasi-informasi yang lebih mendalam mengenai kebutuhan pengguna, ekspektasi pengguna terhadap produk, motivasi pengguna dalam menggunakan produk supaya kita bisa mengembangkan fitur-fitur yang mendukung pekerjaan atau karakteristik si pengguna, pain points yang dihadapi pengguna supaya kita tahu bagaimana cara kita mengatasi pain points tersebut melalui produk kita, gain points dari pengguna supaya kita bisa menawarkan produk yang memberikan kepuasan kepada pengguna, dan juga mengetahui bagaimana kebiasaan pengguna dalam menggunakan produk agar kita dapat menyesuaikan produk dengan lebih baik lagi.

Dalam melakukan user research ini, terdapat beberapa metode yang umumnya digunakan, seperti misalnya In-Depth Interview, Survey, A/B Testing, Usability Testing, dan Focus Group Discussion (FGD). Biasanya, seorang UX Researcher sering kebingungan dalam menentukan metode apa yang hendak digunakan dalam melakukan user research.

Sebelum menentukan metode, seharusnya seorang UX Researcher menentukan lebih dahulu, hendak menggunakan quantitative research atau qualitative research. Apa perbedaan antara kedua hal tersebut? Perbedaannya adalah pada quantitative research, penelitian itu ditujukan untuk mendapat gambaran umum dan luas dari objek penelitian (dalam hal ini adalah pengguna), juga untuk mendapatkan informasi mengenai trend terkini, untuk mengetahui market-sizing, dan juga untuk memvalidasi temuan awal. Quantitative research ini biasanya dalam bentuk angka-angka. Sedangkan pada qualitative research, penelitian itu ditujukan untuk mendapatkan pemahaman dan gambaran yang lebih mendalam tentang mengapa hal tersebut bisa terjadi. Qualitative research ini biasanya dilakukan dengan metode interview, sehingga dalam qualitative research ini akan terdapat pemaparan-pemaparan yang lebih jelas dan lengkap mengenai suatu kondisi, dimana interviewer bisa terus mengulik suatu hal dari interviewee sampai rasa penasaran interviewer telah terjawab.

Dengan berangkat pada kedua metode ini, maka UX Researcher akan bisa mendapatkan hasil riset yang lebih sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Jangan sampai seorang UX Researcher sebenarnya membutuhkan hasil riset dalam bentuk pemaparan dan cerita yang mendalam, tetapi ia malah menggunakan metode quantitative. Tentu saja hal ini tidak akan sesuai dan hasil riset yang didapatkan menjadi tidak memadai.

Secara umum, best practices yang ada pada industri adalah menggunakan kuisioner (survey) dan interview. Tujuannya adalah supaya mereka mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan juga supaya interview yang mereka lakukan tidak sia-sia (karena interviewee yang salah sasaran atau tidak sesuai). Dengan melakukan kuisioner atau survey terlebih dahulu, maka UX Researcher akan bisa mengetahui orang-orang mana saja yang sesuai dengan kriteria user yang hendak mereka teliti, dan barulah setelah itu seorang UX Researcher akan menghubungi orang tersebut untuk ditanya kesediaannya untuk diikutsertakan dalam wawancara (interview).

  1. Melakukan analisis dan sintesis terhadap hasil penelitian

Setelah melakukan penelitian terhadap pengguna, maka tentunya kita sudah mendapat informasi dan data-data yang kita perlukan. Langkah yang keempat yang harus kita lakukan setelah selesai melakukan penelitian adalah dengan melakukan analisis dan sintesis terhadap informasi dan data supaya bisa mendapatkan kesimpulan yang bisa diterapkan untuk pengembangan produk. Dari kesimpulan ini kita akan bisa menentukan apakah harus melakukan upgrade pada keseluruhan produk atau hanya bagian tertentu saja dari produk yang harus dilakukan upgrade.

  1. Melakukan sharing dan brainstorming

Setelah melakukan analisis hasil penelitian dan menarik kesimpulan, maka langkah yang terakhir adalah melakukan sharing terkait apa yang sudah didapat kepada tim UX Research sehingga tim dapat saling berdiskusi mengenai apa yang harus dilakukan selanjutnya dan perbaikan atau improvisasi apa yang sebaiknya dilakukan agar bisa meningkatkan kualitas produk menjadi lebih baik lagi, sehingga akan bisa mendorong peningkatan User Experience dalam menggunakan produk tersebut.

Demikianlah langkah-langkah yang secara umum biasa dihadapi oleh seorang UX Researcher pada saat hendak melakukan UX Research. Langkah-langkah tersebut di atas hendaknya jangan dilompat atau diskip satu dengan yang lainnya dan sebaiknya dilakukan secara berurut supaya hasilnya lebih maksimal. Selain itu, hendaknya langkah-langkah tersebut benar-benar dijalankan secara keseluruhan, sebab jika terdapat langkah-langkah yang tidak dilakukan, ini akan membuat hasil penelitian terhadap pengguna (user research), menjadi kurang akurat dan tidak mewakili segmen target yang ada di pasar. Oleh sebab itu, seorang UX Research hendaknya mengikuti kelima langkah yang telah dipaparkan di ataas supaya dapat menghasilkan penelitian yang akurat tentang pengguna sehingga kedepannya bisa menciptakan produk atau solusi produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan penggunanya.

Referensi

Khindri, D. (2021). What is UX Research and why is it important?. Diakses melalui https://www.netsolutions.com/insights/what-is-ux-research/

Kurniawan, A. B. (2020). Memilih metode yang tepat untuk memulai riset UX-mu. Diakses melalui https://medium.com/@abidbagudkurniawan/memilih-metode-yang-tepat-untuk-memulai-riset-ux-mu-c97b8c69d907

Kurniawan, A. B. (2020). Tahap-tahap dalam melakukan UX Research. Diakses melalui https://medium.com/@abidbagudkurniawan/tahap-tahap-dalam-melakukan-ux-research-9da8e3a268cf

Redcomm.co.id. (2021). UX Research dan manfaatnya yang wajib anda tahu. Diakses melalui https://redcomm.co.id/knowledges/ux-research-dan-manfaatnya-yang-wajib-anda-tahu

Livia Aprillia, Ferdianto