IoT Sebagai Pemicu Implementasi UbiComp di Masa Mendatang
Saat ini, marak sekali istilah IoT atau Internet of Things yang mengacu pada suatu konsep dimana objek tertentu memiliki kemampuan untuk berkirim data melalui jaringan tanpa adanya interaksi dari manusia ke manusia lain maupun dari manusia ke perangkat komputer. Saat ini penggunaan IoT sudah sangat banyak dan umum dalam kehidupan sehari-hari. Manusia yang semula mengerjakan semua hal dengan cara manual kini sudah mengandalkan kemudahan dan efisiensi internet untuk menunjang kehidupan sehari- harinya. Berikut terlampir contoh dari IoT.
Yang pertama misalnya smart fridge atau kulkas pintar dari LG yang merupakan salah satu yang pertama meramaikan IoT ini, selain itu ada pula Apple dengan Iphone yang merupakan produk telepon pintar, hingga saat ini berkembang lagi dengan jam pintar atau smart-watch, dan terakhir ada juga Tesla yang mengembangkan smart-car atau mobil pintar yang memungkinkan mobil untuk self-driving. Benda- benda tersebut yang mungkin awalnya menjadi barang mewah dan bahkan sempat dianggap menjadi sesuatu yang aneh, sekarang berubah menjadi needs atau kebutuhan di masyarakat.
Kemajuan pesat dalam teknologi seperti adanya Internet of Things tadi tanpa sadar merupakan awal yang baik untuk melangkah ke hal yang lebih besar lagi, misalya seperti UbiComp atau Ubiquitous Computing. UbiComp sendiri merupakan konsep dimana teknologi sudah benar-benar meresap dalam kehidupan manusia, bahkan hingga skala dimana tidak lagi bisa dicirikan mana yang merupakan teknologi. Ekstremenya, implementasi ini bisa dibayangkan dengan katakanlah ada teknologi di baju kita, di bangunan sekitar kita, di benda benda sekitar kita, bahkan di tubuh kita sehingga teknologi ini seperti berbaur dengan “kita” hingga tidak lagi menjadi suatu yang menonjol. Adapun dikutip dari Mark Weiser pada akhir 80-an/awal 90-an, visi dari UbiComp adalah memunculkan cara berpikir baru tentang komputer di dunia, yang memperhitungkan lingkungan alami manusia di mana komputer akan menghilang ke latar belakang, menenun dirinya ke dalam struktur kehidupan sehari-hari sampai mereka tidak dapat dibedakan darinya.
Lebih dari IoT, UbiComp ini mencakup skala yang jauh lebuh besar misalnya tentang ruang dan gerakan, kemudian juga ada perbaduan fisik dan digital yang membuat implementasi UbiComp ini memang cukup kompleks. Rancangan adanya UbiComp ini juga menjadi tantangan tersendiri dari sisi UX designer karena dengan peralatan yang tertanam di dinding, benda, dan bahkan manusia, upaya yang diperlukan untuk membuat interaksinya sebaik dan semulus mungkin agar menciptakan kenyamanan user akan jauh lebih rumit. Namun, tidak hanya rumit, di sisi lain jenis interaksinya juga akan semakin variatif. Misalnya saja sekarang interaksi yang ada hanya sebatas menekan tombol dan menggeser layar, namun kedepannya dengan hadirnya UbiComp interasksi bisa dikembangkan menjadi dengan suara, dengan sensor motorik, dengan belaian pada objek, dan masih banyak lagi.
Salah satu visi lain dari UbiComp ini juga ada yang dikenal dengan istilah ambient intelligence (AmI) yang awal diperkenalkan pada 1999. Prinsip AmI ini juga berfungsi sebagai dasar untuk inisiatif pendanaan the Information Society Technologies Advisory Group (ISTAG) yang hasilnya juga menjadi kekuatan dalam penelitian di Eropa selama satu decade terakhir. Adapun karakteristik utama dari sistem AmI ini antara lain:
– Context Awareness (Kesadaran konteks) yang merupakan kemampuan untuk mengenali situasi atau lingkungan sekitar pada saat terkini.
– Personalized (Personalisasi) yang artinya perangkat harus disesuaikan dengan individu, mulai dari apa yang dibutuhkan dan bagaimana perangkat tersebut dapat berguna untuk individu
– Immersive atau meningkatkan pengalaman pengguna dengan memanipulasi lingkungan
– Adaptive atau artinya ada lingkungan responsif yang dikendalikan melalui interaksi alami.
Kedepannya, implementasi dari UbiComp ini bisa berupa smart-class, smart-house, bahkan lebih besarnya lagi menjadi smart-city. Ketiga hal tersebut merupakan tantangan besar bagi UbiComp mulai dari rancangannya, design arsitekturnya, pendanaannya, dan tak terkecuali user experience-nya. Terlebih untuk smart-city, UbiComp harus mampu menyatukan perkotaan dengan banyak aspek seperti pengelolaan limbah, transportasi, listrik, logistik dan banyak lagi menjadi suatu sistem yang kompleks namun tetap mudah dioperasikan dan memberikan output berupa efisiensi.
Jadi, kehidupan manusia yang sudah mulai terbuka dengan perkembangan teknologi seperti Internet of Things saat ini dapat dikatakan merupakan langkah awal adanya teknologi yang jauh lebih besar di masa depan, dimana salah satunya adalah UbiComp ini sendiri. UbiComp merupakan suatu tantangan tersendiri dimana harus menggabungkan antara ruang fisik dengan digital dan bagaimana bisa membuat digitalisasi tersebut seperti melebur dengan kehidupan sehari-hari dan tentunya dapat meningkatkan efisiensi individu dalam melakukan kegiatannya.
Referensi :
Benyon, D. (2019). Designing user experience: a guide to HCI, UX and interaction design (4th ed.).
Internet of Things (IoT): Definisi, Unsur, Cara Kerja, Sejarah, dan Manfaat. (2022). Retrieved 15 February 2022, from https://glints.com/id/lowongan/iot-adalah/#.YgthV99BzIV