School of Information Systems

Card Sorting dalam UX Research

UX research adalah penelitian terhadap pengalaman pengguna dalam menggunakan sebuah aplikasi atau website untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini dilakukan agar aplikasi atau website yang dirancang dapat lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Terdapat beberapa penerapan UX research yang paling sering dilakukan, yaitu wawancara, survei dan kuesioner, tes A/B, card sorting, tree testing, dan lain sebagainya. Adapun tiga metode yang biasa digunakan dalam UX research, antara lain observasi, pemahaman, dan analisis. Dalam artikel ini, saya akan fokus untuk menjelaskan card sorting dalam UX research.

Card sorting adalah salah satu teknik penelitian yang sederhana dan sangat berguna dalam UX research, arsitektur informasi, taskflow, dan lain sebagainya. Dengan card sorting, kita dapat memahami perspektif atau pandangan pengguna terhadap isi (konten) dari aplikasi atau website yang dirancang. Selain itu, kita juga dapat mengetahui bagaimana susunan atau tampilan isi (konten) yang diharapkan oleh pengguna. Dimana, hal ini akan membantu perancang aplikasi atau website dalam menyusun isi (konten) aplikasi atau website dengan lebih baik sehingga memudahkan pengguna saat menggunakan aplikasi atau website. Misalnya, jika kita ingin merancang sebuah website yang menjual berbagai produk-produk rumah tangga, kita dapat menggunakan card sorting untuk membantu kita dalam menentukan atau menyusun produk-produk ke dalam kategori tertentu. Penyusunan produk berdasarkan kategori ini akan membantu pengguna atau konsumer dalam mencari produk yang diinginkan.

Terdapat beberapa jenis metode card sorting, antara lain:

  • Open card sorting

Metode ini dilakukan dengan memberikan beberapa kartu kepada sejumlah pengguna atau perwakilan target pengguna. Pengguna kemudian diminta untuk menyusun kartu ke dalam kelompok yang mereka dirasa cocok. Setelah itu, pengguna diminta untuk memberi nama atau label ke masing-masing kelompok yang telah dibuat. Metode ini biasanya digunakan saat menyusun isi (konten) di aplikasi atau website yang baru dirancang.

Contoh open card sorting:

No. Langkah Gambar
1 Perancang membagikan beberapa kartu, seperti: kasur, bantal, guling, pisau, panci, piring, kepada pengguna.
2 Pengguna menyusun kartu dalam beberapa kelompok.
3 Pengguna memberikan label nama ke masing-masing kelompok.

  • Closed card sorting 

Metode ini dilakukan dengan memberikan beberapa kartu kepada sejumlah pengguna atau perwakilan target pengguna. Perancang kemudian menyediakan label nama ke masing-masing kelompok. Setelah itu, peng

guna diminta untuk menyusun kartu ke dalam kelompok dengan label nama yang sudah ditentukan. Metode ini biasanya digunakan saat menyusun isi (konten) di aplikasi atau website yang sudah ada.

Contoh closed card sorting:

No. Langkah Gambar
1 Perancang membagikan beberapa kartu, seperti: kasur, bantal, guling, pisau, panci, piring, kepada pengguna.
2 Perancang menyediakan label nama ke masing-masing kelompok.
3 Pengguna menyusun kartu ke dalam kelompok dengan label nama yang sudah ditentukan.
  • Hybrid card sorting

Metode ini dilakukan dengan memberikan beberapa kartu kepada sejumlah pengguna atau perwakilan target pengguna. Perancang kemudian menyediakan label nama ke masing-masing kelompok. Setelah itu, pengguna diminta untuk menyusun kartu ke dalam kelompok dengan label nama yang sudah ditentukan. Namun, pengguna juga dapat membentuk kelompok dengan label nama baru yang dirasa sesuai.

  • Moderated card sorting

Melalui metode ini, perancang dapat meminta pengguna untuk melakukan card sorting dalam one-on-one session sehingga perancang dapat menanyakan alasan pengguna dalam mengelompokan kartu. Dengan demikian, perancang dapat memperoleh wawasan yang lebih baik terkait perspektif pengguna.

  • Unmoderated card sorting

Metode ini memungkinkan pengguna untuk mengatur kartu atau konten ke dalam kelompok secara online melalui berbagai software online. Metode ini lebih cepat dan murah dibandingkan dengan moderated card sorting.

  • Paper card sorting

Dengan metode ini, topik ditulis pada kartu indeks dan pengguna diminta untuk membuat kelompok mereka di ruang kerja atau meja yang besar. Kekurangan dari metode ini, yaitu bisa dimanipulasi dan membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih besar bagi peneliti.

  • Digital card sorting

Metode ini menggunakan perangkat lunak untuk menstimulasikan kartu indeks kemudian dapat di-drag oleh pengguna ke dalam kelompok yang berbeda. Metode ini dinilai sebagai metode paling mudah bagi peneliti karena analisis akan dilakukan oleh perangkat lunak.

Keuntungan menggunakan card sorting yaitu sederhana, mudah dan cepat. Hal ini dikarenakan card sorting tidak membutuhkan teknik yang rumit, peralatan mahal dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, card sorting juga berfokus pada pengguna sehingga aplikasi atau website yang dirancang dapat lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sedangkan, kelemahan dari card sorting, yaitu adanya risiko terjadi penyimpangan dan variasi kelompok yang terlalu banyak karena perspektif atau pendapat setiap pengguna yang berbeda-beda. Hal ini kemudian dapat menyebabkan peneliti atau perancang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menganalisis hasil card sorting.

Referensi

Interaction Design Foundation. (2016). The pros and cons of card sorting in ux research. https://www.interaction-design.org/literature/article/the-pros-and-cons-of-card-sorting-in-ux-research

Sherwin, K. (18 Maret 2018). Card sorting: Uncover users’ mental models for better information architecture. Nielsen Norman Group. https://www.nngroup.com/articles/card-sorting-definition/

Shafeline Dhea, Ferdianto