INTERMEDIATE DEVICES: HUB (IT Infrastructure material series)
Intermediate devices merupakan perangkat yang berfungsi sebagai perantara yang menghubungkan perangat komputer atau perangkat ujung (end device) lainnya dalam suatu jaringan komputer. Intermedite device ini menyediakan konektivitas dan bekerja di belakang layar untuk memastikan data mengalir di seluruh jaringan. Perangkat ini menghubungkan masing-masing host ke jaringan dan dapat menghubungkan beberapa jaringan individu untuk membentuk internetwork. Tulisan ini merupakan tulisan pertama dari rangkaian dari penjelasan tentang intermendiate devices dalam komputer network. Salah satu perangkat ini adalah HUB.
HUB mempunyai fungsi yang sama SWITCH yaitu untuk menghubungkan satu atau beberapa perangkat computer kedalam suatu jaringan. Hanya saja secara kemampuan dan intelegensi, keduanya sangat berbeda. Bila dilihat dari layer OSI, HUB merupakan perangkat layer 1 – Physical, sedangkan Switch merupakan perangkat layer 2.Dalam banyak pelajaran tentang jaringan, HUB masih sering diperkenalkan meskipun sudah terhitung obsolete (kuno) dan sudah sangat jarang dipergunakan dalam jaringan modern sekarang ini. HUB menjadi central dari perangkat jaringan terutama pada topologi star. Berikut beberapa alasan mengapa HUB tidak direkomendasikan lagi untuk jaringan komputer saat ini.
Pertama, HUB merupakan perangkat layer 1 yang hanya perangkat keras, tanpa dukungan perangkat lunak dan hanya menghubungkan kabel-kabel dengan kemampuan memperkuat signal. HUB bekerja dengan meneruskan sinyal yang diterima pada satu port, dan kemudian mengirimkannya (broadcast) ke semua port lain yang terhubung pada HUB tersebut. Sehingga, seiring bertambahnya jumlah perangkat yang terhubung pada HUB, maka semakin besar pula beban lalu lintas jaringan dan mempengaruhi performa jaringan secara keseluruhan. Oleh karenanya, sangat jarang HUB memiliki jumlah port yang banyak. Umumnya hanya 4, 6 ataupun 12 port dengan kecepatan terbatas ethernet 10Mbps atau fast-ethernet 100Mbps.
Kedua, HUB hanya berfungsi untuk memperkuat signal dan tidak dapat memproses data dalam bentuk paket, tetapi berupa signal. Signal yang diterima oleh satu port selanjutnya di broadcast keseluruh port yang ada. Akibatnya, seluruh perangkat yang terhubung pada jaringan akan menerima sinyal, termasuk perangkat yang tidak membutuhkan data tersebut. Hal ini menyebabkan terjadinya banyak lalu lintas data yang tidak perlu dan membebani kinerja.
Ketiga, karena HUB tidak memiliki kemampuan untuk memilih alamat tujuan pada paket data, maka setiap signal data yang dikirimkan melalui HUB akan diterima oleh semua perangkat yang terhubung pada jaringan. Hal ini bisa meningkatkan risiko keamanan jaringan karena data sensitif bisa disadap oleh perangkat yang seharusnya tidak memiliki akses ke data tersebut.
Keempat, dalam hal skalabilitas, HUB memiliki keterbatasan karena hanya dapat menghubungkan beberapa perangkat pada satu jaringan lokal (LAN) dan tidak dapat mengatur lalu lintas jaringan. Ketika jumlah perangkat pada jaringan semakin banyak, maka performa jaringan akan menurun dan mempengaruhi kinerja keseluruhan jaringan. Selain itu, ketika ada penambahan perangkat pada jaringan, HUB tidak dapat memperluas jaringan dengan mudah karena jumlah port pada HUB terbatas. Ditambah lagi, HUB tidak memiliki fitur dimana jaringan modern menuntut kemampuan untuk mengakomodir manajemen jaringan modern seperti quality of services (QoS), virtual Lan (VLAN), Port Mirroring, broadcast storm prevention, etc seperti yang dimiliki oleh Switch.
Penjelasan tentang Switch dapat ditemui pada kelanjutan dari tulisan ini mengenai perangkat intermediary atau intermediate devices.