Sales Volume Variance
Diilustrasikan Laba operasi sebesar 9.940.000. adanya perubahan unit yang dijual, dari 1.100unit yang dianggarkan menjadi 900unit yang benar-benar teijual, maka perusahan seharusnya memperoleh laba sebesar Rp. 7.460.000, namun karena teijadinya perbedaan harga jual, maka laba perusahaan berubah menjadi Rp I 0.922.000, Varians yang teijadi akibat adanya perbedaan antara unit yang dianggarkan dengan unit yang sesungguhnya terjual disebut sales volume variance. Sales volume variance adalah sebesar (7.460.000 – 9.940.000) = (2.480.000), dan karena unit yang dijual lebih kecil dari yang dianggarkan, maka varians yang terjadi bersifat unfavourable.
Pada PT “Andi Makmur”, sales volume variance sebesar Rp. 2.480.000, (urifavourable) disebabkan karena unit yang dijual lebih kecil daripada yang dianggarkan. Dengan adanya kondisi ini, manajemen diharapkan untuk tidak serta merta melakukan penghakiman terhadap kinerja divisi penjualan. Namun, yang hams dilakukan adalah dengan mencari penyebab tidak tercapainyapenjualan sesuai dengan yang dianggarkan. Mengapa hal ini dapat tetjadi? Pertanyaan ini harus segera dilontarkan dan solusi atas masalah yang terjadi harus segera didiskusikan.Ada beberapa kondisi yang mungkin menjadi penyebab terjadinya sales volume variance yang urifavourable antara lain:
pertama, tingkat permintaan akan tas sekolah yang menurun. Penurunan ini dapat disebabkan karena kondisi daya beli menurun.
kedua, terjadinya perubahan selera pasar. Hal ini dapat disebabkan karena model yang ditawarkan oleh perusahaan tidak lagi sesuai dengan perkembangan pasar.
Ketiga, adanya persamgan yang cukup ketat. Munculnya pesaing baru, ataupun pesaing lama yang menawarkan tas dengan model yang lebih trendy dapat mengakibatkan konsumen berpaling kepada competitor. Keempat, kualitas produk yang menurun. Adanya penurunan kualitas produk biasanya tidak serta merta menurunkan penjualan perusahaan. Penurunan penjualan biasanya terjadi pada periode berikutnya, di mana pelanggan merasa enggan untuk melakukan pembelian kembali. Kelima, adanya dampak dari aktivitas pemasaran periode lalu yang kurang tepat. Misalnya, karena adanya pengetatan pengeluaran, maka pada periode lalu, tidak dilakukan pemasaran secara tepat. Terakhir, dimungkinkan juga bahwa pemasaran sudah dilakukan secara tepat, namun, unit penjualan yang dianggarkan memang terlalu tinggi, tidak scsuai dengan kondisi pasar yang sedang terjadi. Artinya, market analysis tidak dilakukan secara tepat sehingga unit penjualan yang dianggarkan tidak mungkin dapat dicapai.
Dengan adanya analisis mengenai penyebab terjadinya varians, maka manajemen diharapkan untuk dapat mengambil tindakan korektif demi tercapainya tujuan perusahaan dalam jangka panjang. Selain analisis varians pada laba perusahaan, analisis varians juga dapat dilalcukan untuk menilai setiap komponen operasional perusahaan, yaitu beban bahan baku langsung, tenaga kelja Jangsung,overhead maupun penjualan. Analisis varians akan dibagi menjadi dua bagian bcsar, yaitu beban yang bersifat variabel dan beban yang bersifat tetap. Beban yang bersifat variabel terdiri dari beban bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan beban overhead variabel, sedang beban tetap yang akan dianalisis adalah beban overhead tetap.
Analisis varians untuk setiap komponen beban juga akan dilakukan secara bertingkat, yaitu dimulai dengan static budget variance pada level pertama, sales volume variance dan flexible budget variance pada level kedua dan akan dilanjutkan dengan price variance dan efficiency variance pada level ketiga. Analisis varians ini di lalcukan sccara bertingkat, di mana semakin tinggi level dari analisis varians, semakin dalam analisis yang dapat dilakukan.