Pesawat Tempur Eksperimental AS, L-39: Wingman Baru Dengan Keunggulan Teknologi AI
Pesawat tempur eksperimental Angkatan Udara AS, L-39, telah diubah menjadi wingman baru dengan keunggulan teknologi AI. Pesawat ini mampu bermanuver lebih baik, mengambil risiko yang lebih tinggi, dan menembak lebih akurat daripada pilot manusia.
Pesawat ini dilengkapi dengan sensor yang mampu mendeteksi perbedaan lingkungan di dunia luar, dan informasi yang dikodekan di peta. Dalam pertempuran dogfight, algoritma AI akan diperhitungkan dari lingkungan, dan juga dari pesawat itu sendiri. Sebuah pesawat diterbangkan tergantung dari ketinggian, cuaca, dan perlengkapan dari pesawat, seperti bahan bakar ekstra atau misil.
DARPA, lembaga penelitian dan pengembangan teknologi pertahanan AS, mempekerjakan tiga lusin pusat riset dan perusahaan swasta untuk menyelesaikan dua masalah utama dalam pengembangan pesawat ini: Bagaimana membuat pesawat ini bisa terbang dan bertempur sendiri, dan bagaimana membuat pilot manusia mempercayai AI.
Jika salah satu dari masalah ini tidak terselesaikan, maka pilot manusia akan lebih sering ikut campur dalam menerbangkan pesawat robotic ini. Namun, pesawat L-39 didesain dengan body pesawat yang lebih kecil dan mudah dipadukan untuk menghadapi musuh dengan berbagai kerumitan yang ditimbulkan.
Salah satu keuntungan utama dari penggunaan pesawat ini adalah bahwa jika pesawat robotic ini ditembak jatuh oleh musuh, maka kehilangan pesawat ini tidak akan membahayakan pilot manusia. Selain itu, pesawat ini mampu memperkecil kerugian yang mungkin terjadi dalam pertempuran.
Namun, ada juga kekhawatiran tentang penggunaan teknologi AI dalam operasi militer. Beberapa ahli khawatir bahwa teknologi AI dapat mempercepat dan memperbesar efek kekerasan dalam pertempuran, serta dapat menimbulkan masalah etis dan hukum.
Kesimpulannya, pengembangan pesawat tempur eksperimental L-39 sebagai wingman dengan teknologi AI merupakan langkah maju dalam pengembangan teknologi militer. Namun, penting untuk mempertimbangkan dampak etis dan hukum dari penggunaan teknologi AI dalam operasi militer.
Sumber : https://www.newyorker.com/magazine/2022/01/24/the-rise-of-ai-fighter-pilots