School of Information Systems

Robotics as a Learning Tool for Educational Transformation

Dunia berubah dengan cepat, Kemajuan teknologi telah dipercepat, ditingkatkan oleh keterkaitan yang dibawa oleh kekuatan Internet dan media sosial dan mengakibatkan ‘perataan’ dunia [1]. Alat teknologi baru diperkenalkan dalam hidup kita lebih cepat dari sebelumnya. iProducts baru diperkenalkan ke pasar hampir setiap enam bulan. Platform crowdfunding proyek kreatif, seperti Kickstarter (http://www.kickstarter.com) dan Indiegogo (https://www.indiegogo.com/), berkontribusi pada percepatan kelahiran alat teknologi inovatif dengan menyediakan pendanaan penting. Berita utama yang menampilkan berbagai inovasi robotik merupakan indikasi kuat tentang seberapa banyak perhatian populer yang telah dikumpulkan oleh teknologi robotika dalam beberapa tahun terakhir. Ketika menonton program televisi Jetsons di tahun 1960-an dan 1980-an, sangat sedikit orang yang percaya bahwa robot humanoid, seperti Rosie, bisa menjadi kenyataan dalam hidup mereka. Pada tanggal 5 Juni 2014, Softbank Mobile, sebuah perusahaan Jepang, bekerja sama dengan Aldebaran Robotics , sebuah perusahaan Prancis, meluncurkan Pepper, robot humanoid pribadi pertama di dunia yang mampu membantu manusia dengan membaca dan merespons emosi manusia1. Pepper dijadwalkan akan dijual dengan harga kurang dari US$2.000 pada Februari 2015. Sebelum Pepper diperkenalkan, Amazon memperkenalkan sistem pengiriman drone dan Google mengumumkan akuisisi delapan perusahaan robotika pada 2013, termasuk Boston Dynamics, robotika yang berbasis di Boston. perusahaan yang memproduksi kreasi robotika yang didukung oleh Departemen Pertahanan, dan Schaft Inc., perusahaan rintisan ventura robot Jepang, dan uji coba DARPA Robotics Challenge diadakan pada Desember 2013, dilanjutkan dengan final pada Desember 2014. NAO Aldebaran Robotics , robot humanoid yang otonom dan dapat diprogram, telah digunakan dalam berbagai pengaturan pendidikan termasuk liga RoboCup Soccer untuk pengembangan algoritme sepak bola humanoid dan untuk penelitian anak-anak dengan Autisme.

Conclusion

Tiga contoh yang diberikan hanyalah beberapa dari banyak program dan proyek robotika yang sukses yang memanfaatkan integrasi transdisipliner STEM, pengkodean, pemikiran komputasi, dan pembelajaran keterampilan teknik. Robotika dalam pendidikan secara efektif melibatkan siswa dalam pembelajaran konsep STEM, pengkodean, pemikiran komputasi dan keterampilan teknik, semua pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi siswa untuk menjadi anggota angkatan kerja yang sukses di masa depan. Robotika pendidikan adalah alat pembelajaran teknologi all-in-one yang mempromosikan keberhasilan masa depan siswa kami dan harus lebih diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah.

Sumber : Amy Eguchi, Ph.D.Associate Professor of EducationBloomfield College, NJ, USA, amy_eguchi@bloomfield.edu

Lay Christian, Rafli Shafutra