School of Information Systems

Mengenal Fishbone Diagram

Ishikawa Kaoru, seorang ahli kimia yang berasal dari Jepang menemukan sebuah diagram bernama fishbone diagram atau biasa juga disebut sebagai diagram Ishikawa. Diagram ini memiliki tujuan agar dapat membantu perusahaan menemukan solusi untuk masalah dan penyebabnya dalam cara yang terstruktur. Maka dari itu, orang-orang juga mengetahui diagram ini sebagai diagram sebab-akibat. Diagram ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor penyebab sebagai sumber variasi. Dengan mengelompokkan faktor-faktor tersebut, fishbone diagram ini memungkinkan pengklasifikasian berbagai sumber variasi ke dalam kategori dan membantu mempersempit akar penyebab masalah. Seperti namanya, fishbone diagram, dimana diagram ini berbentuk seperti tulang ikan. Bagian kepala ikan merepresentasikan masalah, bagian tulang merepresentasikan penyebab utama, dan bagian rusuk tulang merepresentasikan sub-penyebab.

Fishbone diagram ini mudah untuk digambar dan dapat diimplementasikan oleh banyak industri untuk memfasilitasi identifikasi akar penyebab dan efeknya. Oleh sebab itu, ada beberapa contoh untuk beberapa bidang industri seperti pada bidang manufaktur, perawatan kesehatan, dan laboratorium. Untuk bidang manufaktur, fishbone diagram ini membantu dalam analisis kausal suatu masalah. Hal ini sangat membantu sebagai alat brainstorming ketika tidak ada cukup data untuk mendukung upaya pemecahan masalah. Untuk perawatan kesehatan, fishbone diagram digunakan untuk mengidentifikasi berbagai inefisiensi seperti keterlambatan diagnosis ataupun kesalahan diagnosis. Di laboratorium, fishbone diagram ini digunakan untuk menentukan akar penyebab masalah yang ada di laboratorium, seperti hasil tes yang salah atau management data laboratorium yang tidak efisien.

Tentunya fishbone diagram ini membawa manfaat untuk perbaikan proses serta pemecahan masalah berkat kelengkapan visualnya. Dimana diagram ini dapat membantu mempresentasikan secara visual mengenai pernyataan masalah, penyebab utama, serta sub-penyebab pendukungnya. Selain itu, diagram ini juga mendukung ide-ide brainstorming dan juga menjadi alat grafis yang memberikan pandangan tentang keadaan masalah yang ada untuk anggota tim serta pemangku kepentingan.

Namun, fishbone diagram ini juga memiliki beberapa kekurangan. Yang pertama adalah ketika merancang suatu masalah yang kompleks, pasti memiliki banyak penyebab dan sub-penyebab. Hal ini pun menyebabkan diagram menjadi terlalu padat dan tidak praktis untuk digunakan. Kedua, ketika sesi brainstorming terkadang dapat membawa beberapa penyebab dan faktor potensial yang tidak relevan sehingga dapat berubah menjadi buang-buang waktu. Ketiga, terkadang ada hubungan antara beberapa penyebab dan faktor yang sulit untuk diidentifikasi.

Sumber:

https://kanbanize.com/lean-management/lean-manufacturing/root-cause-analysis/fishbone-diagram

https://www.ionos.co.uk/startupguide/productivity/fishbone-diagram/

Anastasya Anirudha