School of Information Systems

Knowledge Management VS Social Media Part 2

Manakah Pilihan yang Lebih Baik?

Big Data dan Machine Learning adalah dua tren utama yang akan membentuk masa depan kita. Diyakini bahwa manajemen hubungan pelanggan, dukungan pelanggan, pengetahuan organisasi dan budaya perusahaan dapat disempurnakan dan dibawa ke tingkat yang sama sekali baru dengan memastikan penggunaan media sosial dan alat manajemen pengetahuan.

Perangkat lunak basis pengetahuan banyak digunakan, mendukung meja bantuan bisnis secara global. Saat ini, departemen pemasaran memiliki akses ke berbagai alat analisis media sosial, dan departemen dukungan pelanggan selalu menemukan cara baru untuk memecahkan masalah pelanggan, sama seperti departemen penjualan.

Idenya adalah untuk mengintegrasikan semua data dari berbagai departemen dan basis pelanggan untuk memastikan penggunaan yang efektif. Penting untuk dipahami bahwa kita tidak berbicara tentang formulir yang diisi hanya untuk menjadi angka dalam kumpulan data yang besar, kita berbicara tentang mengasumsikan peran organisasi sosial yang mampu membuka nilai dari sistem manajemen pengetahuan dan media sosial.

Sebuah organisasi sosial harus bertujuan untuk memobilisasi para pemangku kepentingan, produk dan layanan, dan bahkan menginspirasi mereka untuk rela berbagi kebijaksanaan dan pengetahuan mereka. Bagian yang penting adalah melakukan ini tanpa memperhatikan posisi atau hierarki organisasi. Dengan akses ke semua informasi ini, organisasi tidak hanya akan mengantongi keunggulan kompetitif tetapi juga memastikan inovasi masa depan dan peningkatan kelincahan.

Menciptakan budaya perusahaan yang terbuka

Media sosial terbuka untuk hampir semua hal. Itu memotivasi orang untuk berbagi dengan bebas ketika mereka ada di sana. Untuk memastikan orang-orang terbuka terhadap manajemen pengetahuan dan termotivasi untuk menggunakannya, mereka membutuhkan kebebasan, waktu, dan perangkat lunak yang mudah digunakan. Ketika elemen-elemen ini tersedia, karyawan dengan senang hati membagikan apa yang mereka ketahui dan memperkuat kumpulan pengetahuan, yang sering kali mengarah pada kesuksesan perusahaan. Perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan kualitas dengan membersihkan, memvalidasi, dan memasukkan pengetahuan yang dikumpulkan. Manfaat berikut diperoleh dari aset manajemen pengetahuan yang dihasilkan:

  • Pengetahuan yang ada menjadi terlihat, dan memori organisasi terbentuk
  • Pengetahuan sehari-hari menjadi lebih mudah untuk didokumentasikan
  • Karyawan menjadi yakin bahwa mereka dapat menemukan informasi yang mereka butuhkan
  • Tujuan lebih mudah dicapai karena pengetahuan yang tersedia

Selain itu, menggunakan pengetahuan menjadi lebih efisien untuk departemen seperti dukungan. Manajer media sosial dalam organisasi juga dapat mengakses pengetahuan yang divalidasi dan pernyataan posting yang up-to-date dan sejalan dengan nilai-nilai perusahaan. Staf penjualan dapat memperoleh informasi tentang perkembangan terakhir dalam persiapan untuk janji temu pelanggan tanpa harus mengklik portal web atau melakukan percakapan telepon yang panjang. Sangat mudah untuk melihat bagaimana pengetahuan adalah salah satu sumber daya terpenting yang dimiliki perusahaan. Mengumpulkannya dan membuatnya tersedia adalah salah satu kunci untuk membuat bisnis apa pun sukses. Kombinasi media sosial dan manajemen pengetahuan memungkinkan pengetahuan dikumpulkan dan dikelola secara efisien. Itu memotivasi karyawan untuk berbagi pengetahuan, dan setelah pemeriksaan kualitas dilakukan, mereka dapat dengan mudah menemukannya di sistem.

Kesimpulan

Dilihat dari kacamata bisnis, sistem manajemen pengetahuan dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan media sosial, setidaknya dalam hal berbagi pengetahuan perusahaan dan kepedulian terhadap pelanggan. Tetapi para ahli berharap bahwa masa depan diharapkan untuk menyaksikan integrasi yang lebih dalam dari keduanya.

Reference:

https://www.motocms.com/blog/en/social-media-vs-knowledge-management/

https://www.getsabio.com/how-to-use-social-media-for-your-knowledge-management/

Nuril Kusumawardani