School of Information Systems

Techniques for Designing UX: Understanding

Dalam kegiatan mendesain user expériences, dapat dilakukan beberapa teknik untuk menunjang keberhasilan UX design. Seperti yang diketahui sebelumnya, User experience berkaitan dengan pengalaman pengguna yang menggunakan suatu produk, sedangkan user experience design merupakan design yang dapat mendukung kebutuhan pengguna sehingga pengalaman baik oleh pengguna dapat ditingkatkan. UX design yang baik akan membawa pengguna merasa lebih mudah memahami dan menggunakan produk untuk memenuhi kebutuhan. Jika UX yang didesain buruk, akan membawa dampak buruk bagi pengguna maupun perusahaan karena pengguna akan merasa kesulitan dan tidak nyaman menggunakan aplikasi tersebut. User Experience (UX) design adalah hubungan relasi atau interaksi yang berfokus pada sebuah produk, aplikasi, atau benda dengan orang yang menggunakannya (atau dikenal sebagai user). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik merupakan pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil industri, metode atau sistem mengerjakan sesuatu, dan cara membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni. Tentunya dalam proses mendesain UX diperlukan beberapa teknik agar tujuan dari UX tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada pengguna dan diterima baik oleh pengguna. Untuk mengenal beberapa teknik tersebut, berikut teknik dalam mendesain UX, yaitu:

  1. Requirement

Requirement merupakan sesuatu yang harus dilakukan atau suatu standar yang harus dipenuhi seperti misalnya kualitas yang harus dimiliki produk. Untuk merancang UX yang baik, desainer perlu mengumpulkan data informasi mengenai situasi saat ini dan informasi mengenai pelanggan. Terdapat beberapa jenis aktivitas requirement, yaitu :

  • Requirements Gathering

Requirements gathering merupakan requirement yang dikumpulkan sehingga muncul sedikit interaksi antara stakeholders dengan desainer.

  • Requirements Generation

Requirtements generation merupakan requirement yang menyarankan aktivitas requirement yang lebih kreatif sehingga tidak berkaitan dengan aktivitas saat ini.

  • Elicitation Requirements

Elicitation requirements merupakan requirement yang menyarankan interaksi antara stakeholders dengan desainer.

  • Requirements Engineering

Requirements engineering digunakan dalam software engineering projects dengan pendeketan sangat formal.

Dalam requirement terdapat cara bagaimana requirement dapat diprioritaskan, prioritas requirement terbagi menjadi:

  • Must Have – requirement harus dimiliki, jika tidak maka tidak akan berfungsi secara efektif.
  • Should Have – requirement seharusnya akan menjadi penting jika waktu yang tersedia lebih banyak namun sistem tetao berfungsi jika tidak ada cukup waktu yang tersedia
  • Could Have – requirement yang kurang penting dan dapat ditinggalkan
  • Want to Have but Won’t Have This Time Round – requirement yang dapat dimiliki saat ini atau menunggu pada saat perkembangan selanjutnya

User requirement memungkinkan user untuk mencapai tujuan menggunakan artifact desainer. Requirement dapat diimplementasikan dan terukur jika requirement bersifat spesifik, tidak ambigu, dan jelas. Terdapat beberapa jenis requirement yaitu sebagai berikut :

  1. Participative Design

Desainer UX harus memahami dan menganalisis kebutuhan pengguna dengan berbagai teknik seperti interview dan mencari tau apa yang dibutuhkan pengguna. Participative design merupakan suatu metode untuk bekerja sama membuat dan mendesain. Dalam participative design, semua stakeholders baik karyawan, pleanggan, desainer, dan peneliti terlibat secara aktif dalam proses desain. Dengan adanya participative design, desainer akan mendapatkan peluang besar untuk bertemu kebutuhan pengguna. Pengguna dapat memasuki proses kreatif sehingga kesalahan yang sering terjadi dapat diminalisir.

  1. Interviews

Interviews merupakan cara yang paling efektif untuk mengetahui apa yang pengguna butuhkan. Dengan bertanya langsung kepada pengguna, desainer secara efektif mengetahui keluhan pengguna, analisis pengguna, dan data tentang pengguna sehingga user experience yang dibuat menjadi lebih berguna. Dalam interviews perlu diperhatikan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus sesuai dengan topik atau konten yang akan dibuat, pengajuan pertanyaan harus dilakukan dengan baik sehingga tidak menyinggung source person. Untuk melakukan user interview, interviewer dapat menetapkan tujuan untuk interview, memberikan space kepada pengguna atau source person sehingga merasa nyaman, membuat hubungan baik dengan pengguna, siapkan pertanyaan sebelum interview, mengantisipasi tanggapan yang berbeda sehingga membuat pertanyaan lanjutan sesuai dengan penelitian, hindari pertanyaan yang tidak terarah, tertutup, dan tidak jelas, dan mempersiapkan lebih banyak pertanyaan sehingga tidak kehilangan arah. Dalam interviews juga terdapat pertimbangan seperti persiapan interviews, tetap menjaga track dalam interviews, telling stories, releksi dan eksplorasi, pertanyaan ekplorasi dengan tujuan umum, dan mengetahui kapan harus berhenti.

  1. Questionnaires

Kuesioner merupakan cara yang menurut saya paling efektif untuk dilakukan dalam melakukan pengumpulkan data informasi mengenai pengguna. Hal ini dikarenakan jika interviews masih memerlukan 2 orang untuk bertemu secara langsung atau melakukan video call atau video conference untuk mgnumpulkan data, sedangkan kuesioner dapat diisi oleh pengguna kapanpun dan dimanapun pengguna berada. Namun kuesioner yang baik membutuhkan waktu yang lama dalam proses penyusunan. Selain itu, kuesioner memungkinkan orang yang mengisi bukan orang yang terlibat secara langsung atau bukan pengguna. Kuesioner yang baik merupakan kuesioner yang dapat dimengerti, tidak ambigu, pengumpulan data yang benar, dan dapat dianalisis dengan mudah. Selain itu, respon atau tanggapan dari pengisi kuesioner kemungkinan sangat rendah yaitu dibawah 10% tingkat pengembalian. Hal ini dikarenakan orang yang mendapatkan kuesioner tersebut merasa bahwa tidak memiliki kepentingan dalam desain teknologi dan rendahnya insentif untuk berpartisipasi.

  1. Probes

Probes merupakan kumpulan artefak yang dirancang untuk mendapatkan requirement dan ide dalam suatu tujuan. Tujuan dari probes adalah untuk merancang teknologi yang dapat mendorong partisipasi pengguna. Terdapat cultural probes dan technology probes. Cultural probes mengumpulkan requirements dan menggambarkan perbedaan tentang requirements elicitation dan requirement generation sedangkan technology probes digunakan untuk mengumpulkan requirements untuk teknologi.

  1. Card Sorting Techniques

Card sorting techniques merupakan teknik dengan memahami bagaimana cara mengklasifikasikan dan cara mengkategorikan sesuatu. Seperti yang diketahui bahwa data yang dikumpulkan tidak akan berguna jika tidak dikelola dengan baik. Mencari data dalam data mentah seperti mencari jarum dalam setumpuk jerami. Untuk itu perlu adanya card sorting untuk mengelompokkan data sehingga dapat digunakan dengan baik. Terdapat dua jenis card sorting yaitu open card sort dan closed card sort. Open card sort dimulai dengan kartu kosong dan pengguna selanjutnya diminta untuk menuliskan objek dalam beberapa domain dan kemudian dikumpulkan dalam kategori, sedangkan closed card sort dimulai dari kategori yang telah ditentukan dan meminta peserta untuk menuliskan objek ke dalam kategori tersebut. Namun, dalam melakukan card sorting, bagian tersulit adalah ketika harus mengetahui apa yang yang dikategorikan.

Referensi:

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/teknik

Design UX – Techniques for Designing UX: Understanding

User Requirement Gathering dalam User Experience

https://www.interaction-design.org/literature/article/7-great-tried-and-tested-ux-research-techniques/

https://www.uxpassion.com/blogs/participatory-design-what-makes-it-great/

https://www.nngroup.com/articles/user-interviews/#:~:text=Share%20this%20article%3A,of%20learning%20about%20that%20topic/

Kieven Firnandi , Ferdianto