School of Information Systems

Mengenal Stress Testing Dalam Software Development

Dalam pengembangan sistem, kita mengenal banyak sekali jenis testing. Setiap jenis testing memiliki cara dan tujuan yang berbeda-beda. Contohnya usability testing yang dilakukan untuk menguji level kemudahan desain untuk dimengerti dan digunakan oleh pengguna. Atau mungkin system testing yang menguji seluruh sistem untuk memastikan sistem telah memenuhi seluruh user requirements yang harus terpenuhi. Pada pembahasan kali ini, kita akan berkenalan dengan stress testing.

Sesuai dengan namanya, stress testing menguji ketahanan dari sebuah sistem. Ketahanan yang dimaksud termasuk menguji stabilitas & reliability dari sebuah aplikasi. Tujuan dari Stress testing adalah mengukur ketahananan software saat sistem menghadapi kondisi yang sangat berat dan memastikan bahwa software tidak mengalami crash terutama untuk unit sistem yang berdampak fatal apabila mengalami crash dalam jangka waktu tertentu.

Dalam stress testing, software tidak hanya diuji dalam keadaan kerja secara wajar yang nantinya akan dihadapi, akan tetapi juga diuji dalam kondisi yang ekstrem. Pengujian ini bukan hanya bertujuan untuk mengetahui apakah sistem sudah memenuhi standard ketahanan yang harus dipenuhi, akan tetapi juga menentukan batasan kondisi suatu software dapat beroperasi dengan baik. Stress testing sering kali dilakukan untuk aplikasi yang akan digunakan oleh pengguna dalam jumlah banyak. Salah satu contoh aplikasi yang harus melakukan stress testing adalah aplikasi e-commerce. Apabila anda sering kali mengalami crash pada aplikasi di device saat memperebutkan promo, maka berarti aplikasi sudah mencapai batasannya. Apabila crash terjadi terlalu parah, tentunya hal tersebut dapat mempengaruhi reputasi dari perusahaan. Maka dari itu, stress testing dilakukan untuk terus memperbaharui dan mengecek ketahanan aplikasi agar aplikasi mencapai standard ketahanan yang wajar.

Adapun beberapa elemen yang diuji dalam stress testing sebagai berikut:

  1. Response time

Elemen ini diuji dengan melakukan input dalam jumlah banyak dalam waktu yang bersamaan. Yang akan dinilai adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah sistem software untuk memberikan respon.

  1. Throughput

Elemen throughput dapat dinilai berdasarkan level bandwidth yaitu kapasitas akvitas perpindahan data dalam satu waktu dalam sebuah jaringan.

  1. Open database connections

Masih berhubungan dengan response time, open database connection spesifik terhadap database sistem untuk melihat sebesar apakah database dapat bertahan. Wajarnya, database yang terlalu besar maka berkemungkinan besar mengalami crash.

  1. Batasan Hardware

Bukan hanya keefektivas eksekusi kode aplikasi, pengaruh hardware juga mempengaruhi kinerja sebuah aplikasi untuk berjalan. Dengan mengukur elemen ini, maka dapat ditentukan lingkungan hardware seperti apa yang harus dipenuhi dan disarankan untuk menggunakan aplikasi secara optimal.

Referensi:

https://glints.com/id/lowongan/stress-testing-adalah/#.YoXoJahBzDd

https://www.guru99.com/stress-testing-tutorial.html

https://itgid.org/stress-testing-si-penentu-ketahanan-sistem/

https://www.dewaweb.com/blog/pengertian-bandwidth/

Lisa Mega Tanto Kusumo