UX Laws yang Wajib Diketahui (part 1)
Untuk membuat desain dari suatu aplikasi ataupun website, kita tidak hanya membutuhkan UI (User Interface), tetapi kita juga akan membutuhkan UX (User Experience). Apa itu User Experience? Secara singkat, User Experience adalah pengalaman pengguna saat menggunakan suatu produk. Dalam hal ini adalah bagaimana pengalaman pengguna saat ia menggunakan dan berinteraksi dengan aplikasi atau website yang kita buat nantinya.
Tentunya kita menginginkan pengguna untuk memiliki pengalaman yang bagus ketika menggunakan aplikasi atau website yang kita buat. Oleh karena itu, kita butuh memperhatikan User Experience yang jika kita telusuri lebih dalam lagi, ada beberapa laws atau hukum dalam UX yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna. Dalam artikel ini kita akan membahas beberapa UX laws yang wajib untuk kalian ketahui.
- Jacob’s Law
Hukum UX yang pertama adalah Jacob’s Law yang diciptakan oleh Jakob Nielsen dan juga prinsipal dari Nielsen Norman Group. Hukum ini menyatakan bahwa sebagian besar waktu pengguna dihabiskan dalam website lain. Hal ini berarti kita harus memanfaatkan pengalaman pengguna dalam website yang sebelumnya ke dalam website atau aplikasi yang akan kita kembangkan nanti. Hukum ini lebih memfokuskan kepada keakraban sehingga akan lebih baik jika kita membuat suatu aplikasi atau website yang cara kerjanya mirip dengan apa yang sudah mereka ketahui.
- Fitt’s Law
Fitt’s Law didasari oleh penelitian seorang psikolog bernama Paul Fitts pada tahun 1954. Dalam hukum ini akan memastikan bahwa jarak dan ukuran target akan mudah untuk diakses oleh pengguna. Bisa dikatakan jika jarak semakin besar dan ukuran target semakin kecil, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke target tersebut akan semakin lama. Maka dari itu, dalam merancang suatu aplikasi atau website, lebih baik jika kita membuat tombol atau hal yang bisa di klik oleh pengguna lebih besar dan dekat dengan kursor (jika diakses melalui website) atau jari mereka (jika diakses melalui aplikasi).
- Hick’s Law
Hukum yang ketiga ini diciptakan oleh William Edmund Hick dan Ray Hyman. Hukum ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya jumlah opsi, maka waktu yang dibutuhkan oleh pengguna untuk membuat suatu keputusan akan meningkat. Maka, dalam merancang suatu aplikasi atau website, akan lebih baik jika kita tidak memberikan terlalu banyak pilihan kepada pengguna.
- Miller’s Law
Selanjutnya ada Miller’s Law yang didasari oleh gagasan George Miller pada tahun 1956 yang menyatakan bahwa rata-rata orang hanya dapat mengingat 7 memori yang berbeda di dalam memori kerja mereka. Jika ada lebih dari 7 elemen akan membuat pengguna kebingungan dan fokusnya akan hilang. Oleh karena itu, dalam membuat suatu tampilan lebih baik jika kita menampilkan kurang lebih 7 elemen dalam sekali tampil dan tidak terlalu banyak.
- Zeigarnik Effect
Zeigarnik Effect ini adalah hukum yang diciptakan oleh Bluma Wulfovna Zeigarnik. Ia melakukan penelitian dan menemukan bahwa ternyata tugas yang belum selesai lebih mudah untuk diingat daripada tugas yang sudah selesai.
Referensi:
https://medium.com/swlh/ux-laws-with-practical-examples-c418b4738d20