Top 3 Tekno 56 Persen Korban Ransomware Bayar Tebusan ke Hacker
Menurut riset Kaspersky, 56 persen korban ransomware cenderung mengeluarkan uang untuk membayar tebusan kepada penjahat siber.
Berita ini pun menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Jumat (17/4/2021) kemarin.
Informasi lain yang juga populer datang dari Sony yang menghadirkan sejumlah peningkatan untuk konsol PS5.
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
- Jangan Ditiru, 56 Persen Korban Ransomware Cenderung Bayar Uang Tebusan ke Hacker
Kaspersky mengungkap, ternyata 56 persen korban ransomware cenderung mengeluarkan uang untuk membayar tebusan kepada penjahat siber. Hal ini berdasarkan studi global terhadap 15.000 konsumen di dunia pada 2020. Para korban membayar tebusan untuk mendapatkan kembali akses ke data mereka. Kendati demikian, 17 persen korban percaya, membayar tebusan tidak akan menjamin data yang dikunci kembali dapat diakses. Ransomware sendiri merupakan jenis malware yang dipakai penjahat siber untuk melakukan pemerasan ke korbannya.
Ransomware sendiri merupakan jenis malware yang dipakai penjahat siber untuk melakukan pemerasan ke korbannya. Metode ini dilakukan dengan cara menyimpan data menggunakan enkripsi atau mengunci pengguna dari perangkat mereka. Lalu, penjahat akan meminta bayaran dengan iming-iming datanya dikembalikan.
Nah, dari 56 persen korban yang membayar tebusan, rupanya mereka berusia 35-44 tahun (65 persen), diikuti dengan mereka yang berusia 16-44 tahun (52 persen), dan usia di atas 55 tahun (11 persen). Meski membayar tebusan tidak menjamin penjahat siber mengembalikan data, sebanyak 29 persen korban mendapatkan kembali akses ke data mereka.
50 persen di antaranya justru kehilangan akses ke beberapa file, 32 persen kehilangan dalam jumlah signifikan, dan 13 persen korban kehilangan seluruh datanya. Head of Consumer Product Marketing di Kaspersky, Marina Titova mengatakan, temuan ini memperlihatkan ada sejumlah signifikan konsumen yang membayar uang tebusan demi mendapat data kembali.
“Namun menyerahkan uang tidak menjamin kembalinya data dan hanya mendorong pelaku kejahatan untuk melanjutkan praktir tersebut,” kata Titova. Untuk itulah, Kaspersky selalu menyarankan agar korban ransomware tidak membayar tebusan karena uang itu justru mendukung skema ransomware berkembang.
“Konsumen harus memastikan untuk berinvestasi dalam keamanan dan perlindungan awal perangkat mereka dan secara teratur mem-backup semua data berharga,” kata Titova.
Menurutnya hal tersebut akan membuat serangan tersebut jadi kurang menarik dan tidak menguntungkan penjahat siber dan meminimalisasi terjadinya praktik tersebut.
Berikut rekomendasi Kaspersky terkait dengan serangan ransomware:
– jangan bayar tebusan jika perangkat terkunci, bayar tebusan hanya akan mendorong penjahat siber malanjutkan praktik ini.
– mencoba cari tahu nama dari ransomware trojan, informasi ini dapat membantu ahli keamanan siber mendekripsi ancaman dan mempertahankan akses ke file pengguna.
– kunjungi nonransom.kaspersky.com untuk menemukan deskripsi terbaru, alat penghapus ransomware, dan informasi tentang perlindungan ransomware.
– Hindari klik tautan di email spam atau situs web tidak sah, jangan buka lampiran email dari pengirim tidak dikenal
– jangan pernah memasukkan USB atau perangkat penyimpanan portable lainnya ke komputer jika tidak mengetahui apa isinya
– Lindungi komputer dari ransomware dengan keamanan internet komprehensif, misalnya Kaspersky Internet Security
– Backup data di semua perangkat secara berkala
- Sony Gulirkan Beragam Fitur Anyar di PS5 Lewat Update Software
Sony akhirnya merilis pemutakhiran software untuk PlayStation 5 (PS5). Melalui update besar-besar yang digulirkan, Sony menghadirkan sejumlah peningkatan untuk konsol generasi terbaru tersebut.
Dikutip dari The Verge, Jumat (16/4/2021), salah satu peningkatan yang digulirkan Sony lewat pembaruan ini adalah pengguna PS5 dapat menyimpan gim yang dimilikinya ke memori eksternal.
Dengan cara ini, pengguna PS5 dapat memperluas kapasitas penyimpanan yang ada di konsolnya. Nantinya, pengguna juga dapat menyalin gim tersebut ke PS5 saat ingin memainkannya.
Namun perlu diingat, metode ini hanya mendukung penyimpanan saja, sehingga pengguna tidak dapat langsung memainkan gim lewat memori eksternal tersebut.
Selain itu, Sony juga melakukan peningkatan untuk fitur HDR yang ada di PS5. Jadi, pengguna tidak perlu repot-repot untuk mematikan fungsi HDR dari pengaturan saat menonton konten berkualitas SDR.
Bersama dengan pemutakhiran ini, Sony turut menyertakan dukungan refresh rate 120Hz ke lebih banyak monitor PC. Karenanya, PS5 kini bisa berjalan di monitor PC beresolusi 1080 piksel yang mendukung refresh rate 120Hz.
Pembaruan software ini juga menghadirkan sejumlah fitur lain, seperti opsi yang lebih baik untuk menonaktifkan obrolan dalam gim, opsi mencari gim yang sudah dibeli, dan kemampuan menyembunyikan gim yang ada di pustaka.
3. Hati-Hati, Phishing Berkedok Konsol PS5 Gratis Marak Beredar
Di sisi lain, sejumlah penjahat siber sering kali memanfaatkan tren atau topik apa yang menarik bagi calon korbannya.
Terkini, pelaku kejahatan memanfaatkan stok konsol baru milik Sony, yaitu PlayStation 5 (PS5) yang semakin menipis akibat pandemi dan mengalami kekurangan pasokan chip terkait Covid-19. Mengutip laporan Kaspersky, Senin (12/4/2021), sejumlah pelaku kejahatan memanfaatkan antusiasme gamer untuk dapat memenangkan PS5 gratis dengan menebar link phishing.
Untuk melancarkan aksinya, pelaku kejahatan menggunakan berbagai model phishing yang digunakan untuk menyebarkan tautan hadiah PS5, salah satunya lewat email. Seperti kebanyakan aksi phishing lainnya, si korban harus cermat memeriksa email PS5 gratis tersebut untuk dapat mengungkap hal yang mencurigakan.
Meskipun email penipuan tersebut terlihat tidak ada kesalahan yang mencolok, pelaku sering kali menggunakan alamat email yang sama sekali tidak berhubungan dengan konsol gim, ambil contoh “Farmasi India”. Email phishing berisi penawaran untuk kesempatan memenangkan PlayStation 5. Sementara pengirim dibalik tampilan email tidak jelas keasliannya.