Prinsip Gestalt
Apa prinsip closure?
Prinsip closure gestalt adalah kecenderungan otak manusia untuk melihat gambar & elemen dalam bentuk standarnya terlepas dari elemen yang kehilangan beberapa bagiannya. Sederhananya, prinsip closure menyatakan bahwa mata manusia cenderung melengkapi bagian yang hilang dalam sebuah desain.
Pada gambar di atas, untuk A&B, mata kita akan melihat persegi di dalam Pac-Mans meskipun tidak ada persegi di gambar. Otak kita akan melengkapi bagian yang hilang itu sendiri.
Untuk sampel C, jika kita fokus pada area berwarna, kita akan melihat dua wajah yang saling memandang. Tetapi ketika kita fokus pada ruang putih di antara area berwarna, kita akan melihat bentuk vas. Di sini kami menggunakan ruang positif dan negatif (ruang putih) untuk membuat komposisi dengan dua bentuk berbeda yang dapat dikenali.
Bagaimana kita bisa menggunakan Prinsip Closure di UX & Desain?
Mengetahui bagaimana menggunakan prinsip closure dapat membantu desainer mengeksplorasi dan membuat komposisi yang unik. Prinsip ini tidak terlalu populer dalam desain antarmuka tetapi masih dapat diterapkan untuk mendapatkan keunikan dalam keseluruhan output kami. Closure banyak digunakan untuk memberi dampak dan keunikan lebih pada logo, ikonografi, dan karya seni. Mari kita lihat ini lebih detail.
Desain Logo: Keunikan Branding dengan Closure
Logo adalah wajah perusahaan dan lembaga. Orang cenderung mengasosiasikan logo yang estetis dengan keandalan dan kepercayaan. Kita dapat mengatakan bahwa logo dan branding bukan sembarang grafik tetapi sarana untuk membuat orang merasakan hal tertentu. Mari kita telusuri contoh Closure dengan bantuan merek populer: Starbucks.
Pada logo di atas, kita dapat melihat bagaimana logo lama diganti dengan yang baru. Kedua logo tersebut masih akrab dengan perubahan yang diterapkan tetapi yang lebih baru jauh lebih sederhana. Dengan penggunaan ruang negatif, mereka telah menggambarkan logo dengan sangat jelas sehingga menghasilkan keluaran yang lebih anggun, modern, dan tidak berantakan.
Logo jaringan USA menunjukkan bagaimana menggunakan closure untuk membuat desain yang unik. Penggunaan spasi negatif untuk huruf S memberikan logo tampilan yang sederhana namun elegan. Demikian pula, dengan logo WWF, panda dibuat menggunakan penggunaan ruang positif dan negatif yang sempurna.
Closure & Ikonografi: Bagaimana kita dapat Memanfaatkan Prinsip ini untuk membuat Ikon Kecil.
Masalah dengan membuat ikon adalah perlu beradaptasi menjadi sangat kecil atau sangat besar. Sebagai desainer, kami tahu sulitnya membuat ikon kami sendiri yang sempurna, tetapi ketika diterapkan ke kanvas yang lebih kecil seperti perangkat seluler, semua detailnya menjadi buram. Hal yang mengagumkan tentang otak manusia adalah ia dapat mengisi kekosongan bahkan ketika diberikan informasi yang sangat kecil. Di sinilah closure datang untuk menyelamatkan. Sekarang, kita dapat mendesainnya dengan beberapa garis/elemen dan otak kita akan tetap mengenalinya.
Di atas adalah beberapa ikon yang bisa kita ambil sebagai referensi. Otak kita secara otomatis mengisi informasi yang hilang. Karenanya kita dapat mengenali ikon sebagai rantai, orang, bel, dan bilah geser.
Estetika dan Minat Visual
Closure memungkinkan desainer untuk menciptakan efek estetis yang menarik perhatian pemirsa. Gambar yang dibuat dengan baik menggunakan prinsip closure menarik minat pengguna.
Sesuatu yang sederhana seperti persegi dapat memiliki hasil yang menarik. Pada gambar di atas, kita dapat melihat bagaimana ruang negatif digunakan untuk membuat poster angsa hitam. Kita dapat dengan jelas memisahkan dua elemen visual utama sebagai angsa dan manusia. Ini menghasilkan lapisan kreativitas tambahan yang membuat karya seni ini layak untuk dibicarakan. Teknik-teknik ini banyak digunakan oleh perusahaan dalam karya seni pemasaran mereka.
Simpulan
Mengetahui cara menggunakan prinsip closure akan membantu komposisi desain apa pun untuk melangkah lebih jauh. Ini menambahkan tikungan menarik ke bentuk dan gambar yang sudah dikenal dan mendorong orisinalitas.
References: