KIAT TERKINI DIERA TEKNOLOGI DIGITAL
Di era teknologi digital, terkini dalam pemanfaatan teknologi informasi digital yang sering bersifat “disruptive” sangat penting. Apa yang bisa diperbuat? Lacak dan cari peluang “disruptive tecnology” terkait dengan proses dan kegiatan bisnis sehari-hari. Misalnya, mungkinkah teknologi digital yang dapat dimanfaatkan untuk meembantu men-display barang di-rak yang selalu siap dibeli oleh pengunjung supermarket dikaitkan dengan barang diproduksi oleh pabrik. Ini pragmatis sekali. Oleh karenanya tetap pragmatis dan tidak berambisi menjadi top pengguna teknologi digital terbaru, karena bisa menghabiskan waktu untuk memikirkannya dan akhirnya tidak mengerjakan apa-apa. Bagiamana caranya? Yang harus dikerjakan adalah menciptakan organisasi pembelajaran bermitra dengan pemodal ventura dan perusahaan-perusahaan baru berbasis teknologi digital, memanfaatkan mitra untuk pendidikan, membuka data melalui API (gateway data) dalam rangka kolaborasi, dan meminta bantuan agen-agen pembaharuan teknologi digital (pengguna yang mengerti teknologi digital). Mari kita uraikan masing-masing. Jadi seacra rinci apa yang harus dilakukan: 1). Para eksekutif harus menciptakan peluang belajar sepanjang kariernya, dengan menyediakan waktu tetap setiap bulannya untuk bertemu para pakar teknologi digital, selain membaca buku dan artikel-artikel terkait reverse mentoring dengan senior dari lembaga-lembaga eksternal: 2). Tidak ada cara yang lebih baik untuk membuat organisasi tetap bertahan saat ini selain dengan contoh-contoh nyata yang dicobakan. Terlibat lebih sering dalam mendefinisikan masalah gangguan spesifik adalah metode win-win, segala macam masalah dibahas di forum terbuka untuk mendapatkan pengalaman bisnis tentang kemungkinan digital; 2) Membentuk aliansi dengan mitra bisnis. Dari mitra-mitra industri yang terkait akan saling melengkapi dalam solusi masalah untuk itu berbagi ide atau masalah yang paling mengganggu di seluruh grup dan perlu bertemu dan berdiskusi secara berkala; 3). Mengorganisasikan sumber daya perusahaan dan penasehat perusahaan dari kalangan akademisi dengan memilih topik tertentu yang relevan dan up-to-date. Tantangan yang lebih besar dari transformasi digital adalah manajemen perubahan, sehingga peran akademisi sangat membantu; 4). Bermitra dengan perusahaan Start-Up. Pengalaman menunjukkan ide disruptive teknologi berasal dari para pemula, meskipun perusahaan sudah termasuk perusahaan digital besar terbaik; 5). Menjalin hubungan yang simbiotik dengan perusahaan baru maupun perusahaan besar. Perusahaan baru memerlukan umpan balik dari organisasi “pengguna” nyata, dan perusahaan besar untuk mendapatkan pemikiran terbaru dari mereka. Melihat situs-situs mereka secara berkala akan menjadi awal yang baik; 6). Menyiapkan “gebrakan” berkala kepada perusahaan mitra tentang literasi digital perusahaan yang akan bermanfaat bagi semua organisasi yang terkait, misalnya membuat kalender bulanan diskusi topik yang sangat menarik “hot technology” sehingga terjadi saling berbagi pengetahuan cepat, dengan harapan membangun kesetaraan keahlian yang kuat; 7). Membuka data melalui Antarmuka Program Aplikasi (API), tentu dengan persyaratan tertentu. Cara yang sangat inovatif untuk menghasilkan inovasi “terapan” dan tetap mengikuti perkembangan saat ini. Undang sejumlah sumber daya teknis dan pengembang perangkat lunak yang ditargetkan untuk mengakses data yang relevan dalam perusahaan, untuk memecahkan masalah tertentu atau bahkan mengembangkan penggunaan inovatif berdasarkan hal itu.
Tetapkan perjanjian komersial sebelumnya untuk memberikan kompensasi dan penghargaan kepada orang-orang karena menghasilkan ide dan aplikasi paling terobosan. Akses ke data dapat diberikan melalui API aman, yang merupakan alat gerbang untuk memanfaatkan data tertentu. Data ini akan digunakan untuk pengembangan model komersial agar mereka mendapat manfaat dari aplikasi terobosan yang mereka buat; 8). Meminta para agen pembaharuan teknologi digital untuk sesekali melatih orang orang dipilih menjadi pengguan akhli. Pengguna ahli dari berbagai fungsi selain pengguna IT dapat menjadi perpanjangan usaha literasi digital.