School of Information Systems

Decentralized Database

Sebelumnya di banyak organisasi, pengendalian dan pengelolaan data dilakukan secara terpusat (Centralized) karena data berasal dari lingkungan Mainframe. Akan tetapi, dikarenakan masa yang semakin maju, banyak perusahaan/organisasi ingin berkembang ke skala yang lebih besar, bersama dengan sistem management database mereka. Decentralized Database menjadi tahap berikutnya dalam mengembangkan lingkungan database. Dasarmya, Decentralized Database adalah database yang diinstal pada sistem yang secara geografis terletak di lokasi yang berbeda tetapi tidak terhubung melalui jaringan komunikasi data.

Lalu kenapa banyak orang beralih ke Centralized Database di masa ini dan kedepannya? Dengan singkat, berikut adalah alasan kenapa Centralized Database lebih inferior ketimbang Decentralize Database:

  • Security: data dalam Centralized Database dapat dimanipulasi dan dihapus dengan mudah.
  • Reliability : jika satu computer/node rusak, dpat merusak semua jaringan.
  • Accessibility : data tidak bisa diakses dari tempat lain (bersifat stationary).
  • Data transfer costs : biaya transfer data yang lebih tinggi.
  • Scalability : Kapasitas database tidak fleksibel.

Metode Decentralized Database dapat diciptakan karena adanya teknologi Blockchain. Menurut Wikipedia, Block Chain adalah daftar catatan yang selalu berkembang, disebut block, yang kemudian dihubungkan dengan cryptography. Sebuah blockchain dianggap aman dan tidak mungkin untuk dipalsukan, karena data disimpan secara bersamaan di komputer yang berbeda, yang dikenal sebagai node jaringan.

Data tidak disimpan di server pusat, melainkan disimpan di semua komputer di jaringan pada waktu yang sama. Dalam database terdesentralisasi, jika ada satu sistem yang rusak, sistem tersebut tidak dapat merusak seluruh jaringan, sehingga database masih bisa berjalan seperti normal. Ditambah dengan dengan adanya cryptography, Decentralized Database menjadi lebih aman dan anonim daripada centralized database. User tidak perlu mengidentifikasi diri mereka sendiri untuk berinteraksi dengan sistem desentralisasi. Mereka hanya menggunakan kunci privat dan publik, yang berarti mereka dapat tetap anonim.

Tentu saja jaringan terdesentralisasi datang dengan pengorbanannya sendiri: mereka bisa lebih lambat untuk dikembangkan dan berinteraksi dengannya, mereka bisa lebih mahal atau tidak efisien untuk dijalankan, dan pengguna arus utama mungkin tidak peduli bahwa implementasi backend terdesentralisasi atau tidak, selama user dapat menyelesaikan tugas yang diinginkan semudah atau semurah mungkin.

REFERENSI : 

  • Pattamsetti Raja. Distributed Computing in Java 9. June 2017
  • Laura M. . Blockchain: a secure, decentralized database
  • Hooda Parikshit. Comparison – Centralized, Decentralized and Distributed Systems. April 2020
Ferdianto