School of Information Systems

Laws of UX – Cognitive Bias

Laws of UX atau hukum UX adalah kumpulan praktik terbaik yang dapat dipertimbangkan UI Designer saat membangun tampilan dari sebuah sistem. Hukum-hukum yang ada akan berkaitan satu sama lain untuk menunjang terwujudnya kepuasan dan kenyamanan pengguna. Terdapat beberapa kategori laws of UX, seperti heuristic, principle, gestalt, dan cognitive bias. Kali ini kita akan membahas kategori terakhir, yaitu cognitive bias, yang terbagi menjadi:

  1. Peak-End Rule

Sumber gambar: https://lawsofux.com/

People judge an experience largely based on how they felt as its peak and at its end, rather than the total sum or average of every moment of the experience.”

Perhatian lebih perlu diberikan kepada poin-poin yang paling penting dan momen-momen final dari user journey. Pengalaman pengguna akan berharga ketika mereka dapat merasakan produk yang dirancang berguna, bernilai ataupun menghibur, sehingga sebagai seorang designer perlu untuk mewujudkan hal-hal tersebut lewat rancangannya. Hal-hal yang memberikan pengalaman buruk bagi pengguna akan lebih diingat dibandingkan dengan seluruh manfaat ataupun pengalaman baik yang dirasakan, sehingga perlu diingat untuk selalu memastikan bahwa design memiliki visual yang baik dan juga berjalan dengan dengan baik.

  1. Serial Position Effect

Sumber gambar: https://lawsofux.com/

Users have a propensity to best remember the first and last items in a series.”

Penempatan konten atau informasi memiliki peranan penting yang dapat membantu pengguna untuk mengingat informasi tertentu. Dimana penempatan konten yang paling tidak penting lebih baik ditempatkan di bagian tengah daftar karena penempatan di bagian tengah daftar cenderung akan lebih jarang disimpan dalam memori kerja dan jangka panjang. Posisi tombol akan di sisi paling kiri dan kanan dalam navigasi akan meningkatkan peluang untuk diingat.

  1. Von Restorff Effect

Sumber gambar: https://lawsofux.com/

The Von Restorff effect also known as The Isolation Effect, predicts that when multiple similar objects are present, the one that differs from the rest is most likely to be remembered.”

Visualisasi yang berbeda dibandingkan dengan tampilan lainnya akan menjadi sebuah ciri khas bagi suatu informasi dan cenderung akan lebih diingat, sehingga penting untuk memberikan visualisasi berbeda pada informasi penting atau tindakan utama. Visualisasi yang berbeda ini perlu diberikan penekanan tampilan agar tidak salah diidentifikasikan sebagai sebauah iklan. Selain itu, penting juga untuk memastikan penggunaan warna ramah bagi orang-orang yang memiliki kekurangan penglihatan warna.

  1. Zeigarnik Effect

Sumber gambar: https://lawsofux.com/

People remember uncompleted or interrupted tasks better than completed tasks.”

Kecenderungan manusia untuk mengingat hal-hal yang belum selesai dikerjakan dibandingkan yang telah diselesaikan menjadi sebuah hal yang perlu diperhatikan ketika ingin melakukan desain tampilan. Hal yang bisa dimanfaatkan adalah dengan menggunakan progress bar untuk tugas-tugas kompleks. Dimana dengan adanya progress bar tersebut dapat memotivasi pengguna menyelesaikan pekerjaannya. Semakin sedikit tugas yang tersisa, pengguna akan semakin cepat ingin menyelesaikan pekerjaannya.

Referensi:

Michelle Andriana