School of Information Systems

Sumber Daya Sistem Informasi dalam Perusahaan

Ketika perusahaan ingin menentukan sumber daya sistem informasi yang akan diimplementasi dan digunakan di perusahaan tersebut, perusahaan dapat menggunakan framework mengenai sourcing decision cycle untuk menentukan mana cara terbaik dalam menentukan sumber daya sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis/operasional.

Sourcing Decision Cycle Framework

  1. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan ingin ‘membuat’ atau ‘membeli’ sistem yang mau di rancang. Jika membuat sistem berarti perusahaan akan melibatkan insourcing dan jika membeli, berarti perusahaan akan menggunakan jasa perusahaan outsources dan menentukan perusahaannya dengan didasarkan pada pertimbangan lokasi, biaya, kinerja dll.
  2. Selanjutnya, perusahaan harus melakukan evaluasi opsi yang dipilih dan melakukan penyesuaian.
  3. Terakhir adalah perlu dilakukannya evluasi berkelanjutan untuk menentukan apakah peraturan yang dibuat memberikan dampak baik atau tidak.

Berikut deskripsi dari beberapa opsi yang dapat dipilih perusahaan untuk membangun sumber daya sistem informasi:

  1. Insourcing

Perusahaan mengembangkan sistem informasi secara internal dengan sumber daya yang dimiliki di perusahaan karena produk IS yang ingin dibuat membutuhkan keamanan atau kerahasiaan yang cukup, menjaga core inti perusahaan dan memiliki waktu yang cukup serta personel IT internal yang memadai.

Insourcing Risks

  • Mungkin terjadinya kegagalan sistem yang mengganggu bisnis
  • Kerusakan asset
  • Terjadinya kegiatan operasional yang tidak efisien
  • Sumber daya IT yang kurang kompeten
  1. Outsourcing

Outsourcing adalah kondisi dimana perusahaan lebih memilih menggunakan perusahaan providers untuk membuat sistem. Saat memilih outsourcing, perusahaan butuh melakukan banyak pertimbangan mengenai mitigasi risiko outsourcing. Terdapat tiga aspek utama yang perlu diputuskan:

  • Selection

Perusahaan harus berfokus mencari providers yang kompatibel, kegiatan operasi internal dan budayanya mendekati perusahaan

  • Contracting

Mengenai kontrak, perusahaan harus memastikan kontrak yang dibuat bersifat fleksibel dan menguntungkan dua pihak dan menentukan tipe kontrak seperti apa yang diperlukan, apakah kontrak dengan durasi jangka pendek atau jangka panjang.

  • Scope

Perusahaan harus menentukan apakah sepenuhnya akan melakukan outsourcing atau kombinasi.

Outsourcing Risks

  • Kurangnya antisipasi selama pengembangan sistem informasi
  • Perusahaan bergantung pada providers
  • Biaya yang dikeluarkan lebih mahal
  • Budaya dan operasi dari pihak providers mungkin berbeda dengan perusahaan
  • Terjadinya konflik antara staf klien dan staf providers

Terdapat 3 pilihan saat perusahaan memilih untuk melakukan outsourcing:

  1. Cloud computing

    Terdapat pihak ketiga yang menyediakan layanan IT termasuk di dalamnya ada server, networking devices, manajemen sistem, keamanan, penyimpanan dll. Perusahaan membeli jumlah penyimpanan sesuai dengan kebutuhan dan biaya yang dikeluarkan sesuai dengan konsumsi yang mereka gunakan sehingga perusahaan dapat menghemat biaya. Opsi cloud computing:

    • On-premise
    • Private clouds
    • Community clouds
    • Public clouds
    • Hybrid clous
    • Combination of two or more other clouds
  2. Onshoring
    Onshoring adalah kondisi dimana perusahaan melakukan outsourcing dengan menggunakan providers dari negara yang sama.

  3. Offshoring
    Offshoring menggunakan jasa providers dan mungkin membangun data center nya di lokasi provider tersebut dimana lokasinya berbeda dengan lokasi perusahaan. biasanya karyawan di perusahaan offshoring memiliki Pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas. Terdapat 3 jenis offshoring:

    • Nearshoring

    Perusahaan melakukan outsourcing di luar dari negara perusahaannya namun letak geografis antara kedua perusahaan tersebut relative dekat. Misalkan perusahaan klien di Indonesia dan perusahaan providers di Singapore.

    • Farshoring

    Perusahaan melakukan outsourcing di luar dari negara perusahaannya namun letak geografis antara kedua perusahaan tersebut jauh. Misalkan perusahaan klien di Indonesia dan perusahaan providers di US.

    • Captive Center

    Perusahaan melakukan outsourcing di luar dari negara perusahaannya namun perusahaan providers nya masih dalam satu induk perusahaan yang sama.

Referensi:

  • Chen, J. C. H. (n.d.). Strategic Management of Information Systems (Fifth edition).
  • https://www.oreilly.com/library/view/managing-and-using/9781118281734/17_chapter09.html
Tri Nur Auliyaa