Kegagalan Branding
Branding adalah bagian yang sangat mendasar dalam sebuah pemasaran yang harus didalami secara menyeluruh. Branding sangat menentukan kemajuan sebuah produk didalam persaingan pasar. Saat ini kita bisa melihat perbandingan produk dengan dan tanpa branding. Sebagai contoh, bagaimana sebuah kripik yang dijual tanpa Branding sebungkus biasanya hanya 5000 rupiah sampai 10.000 rupiah, ketika dijual dengan branding bisa mencapai harga 50.000.
Hal ini membuat pengusaha – pengusaha modern menjadikan branding sebagai bahasan penting dalam managemen bisnis mereka. Banyak buku dan training dari berbagai pengusaha yang sukses dengan brandingnya digelar ditambah dengan teknologi yang semakin maju dan lifestyle yang semakin modern membuat branding semakin menggeliat menjadi syarat utama untuk pengusaha.
Strategi Branding juga memiliki keterbatasan lingkup serta kelemahan dalam pengaplikasiannya sehingga strategi ini bisa gagal. Ada tiga faktor utama penyebab kegagalan branding (menurut Wing, 2004) yaitu:
- Tidak adanya perbedaan dari merek induk
- Kualitas produk kurang baik
- Tidak adanya support pemasaran yang baik.
Ketiga faktor diatas adalah penyebab umum kegagalan branding. Sebuah produk bisa saja pada suatu waktu mengalami penjualan yang sangat laku dan banyak disukai orang, namun dilain waktu prduk tersebut akan menjadi tidak laku. Berikut penyebab lain kegagalan branding bagi sebuah produk.
Kegagalan elemen merk. Nama, logo, slogan, karakter, kemasan merupakan elemen branding yang wajib diperhatikan. Kurangnya membangun ekuitas branding merk menjadi salah satu penyebab fatal kegagalan branding. Jika suatu produk telah memiliki ekuitas merk yang kuat maka mereka dapat melakukan berbagai macam strategi seperti co-branding, brand extension, line extension serta beberapa strategi pengembangan merek lainnya.
Munculnya kompetitor yang lebih inovatif. Ini adalah salah satu penyebab kegagalan branding yang luput dari perhatian para pengusaha. Hal ini yang seringkali muncul ketika strategi branding sedang mengalami kenaikan. Pesaing yang menawarkan produk dengan kualitas sedikit dibawah tetapi harganya jauh lebih murah. Atau pesaing baru muncul menawarkan inovasi yang tidak kalah menarik. Apabila tidak segera melakukan inovasi dan merancang strategi branding baru maka produk akan tidak laku.
Kegagalan brand extension. Brand extension adalah suatu cara dimana kita memakai merek yang sama untuk diperluas ke produk kategori yang lain. Biasanya pemasar cenderung mengembangkan mereknya tanpa suatu struktur yang jelas. Mereka sering kali lupa bahwa jika ingin melakukan perluasan merek maka merek yang diperluas harus merek yang ekuitas mereknya sudah kuat. Sehingga strategi brand extension mereka mengalami kegagalan dan merk yang mereka kembangkan menjadi tidak laku dipasaran.
Evaluasi dan inovasi yang kurang. Seringkali strategi branding yang baru berjalan membutuhkan fokus penuh sehingga melalaikan orang untuk melakukan evaluasi secepatnya. Hal ini menyebabkan inovasi yang kurang greget dibandingkan dengan inovasi kompetitor yang melakukan evaluasi rutin. Baiknya evaluasi dilakukan per 3 bulan sekali/ per semester. Keterlambatan evaluasi dapat menyebabkan kita luput dari kekurangan strategi branding yang sering membuat branding kita menjadi stagnan bahkan turun.
Kegagalan analisa pasar merupakan hal yang sering terjadi dan biasanya banyak yang menganggap ini tidak penting. Kegagalan peramuan pasar yang tepat menghasilkan merk yang tidak berkualitas. Bahkan banyak yang hanya melakukan pengujian pasar yang tidak tepat dan tidak sedikit menghasilkan marketing yang cenderung destruktif sehingga membuat merk manjadi hancur.
Analisis bisnis yang tumpul. Dalam strategi branding analisis bisnis sangat menentukan langkah kemajuan dari hal tersebut. Sehingga pengintegrasian mereka menjadi hal yang sangat penting. Seringkali strategi ini mengalami kecacatan karena beberapa faktor yang sering terabaikan. Seperti kegagalan analisa pasar dan analisa pesaing. Sehingga sebelum melakukan analisis bisnis harus dipastikan analisa pasar dan analisa pesaing sangat teliti dan akurat.
Kegagalan komersialisasi merk sering disebabkan karena ketidakpahaman orang akan strategi yang jitu dalam hal tersebut. Kita tidak hanya berbicara tentang periklanan, tetapi kita harus mengintegrasikan komponen – komponen yang berhubungan dengan itu. Kegiatan tersebut biasanya meliputi iklan, sales promotion, personal selling, public relation, dan online marketing. Ketidaktahuan dan bergerak serampangan menyebabkan komersialisasi merk menjadi tidak efektif.