IDC Prediksi Penurunan Pengapalan Smartphone 10.6 Persen
Penyebaran virus Corona juga memengaruhi industri smartphone. Perusahaan International Data Corporation (IDC) memprediksi pengapalan smartphone dunia akan menurun 10,6 persen pada semester I 2020.
Dilansir dari GSM Arena, Minggu (1/3/2020), dalam jangka panjang, virus Corona diperkirakan akan membuat pengapalan smartphone turun 2,3 persen sepanjang tahun ini. Berdasarkan prediksi sebelum penyebaran virus Corona, pasar seharusnya mengalami pertumbuhan pada tahun ini. Namun, situasi pada bulan lalu memaksa evaluasi ulang prediksi sebelumnya.
Masalah utama bagi produsen smartphone saat ini, yaitu rantai suplai dan logistik yang terganggu di tengah penghentian operasional pabrik-pabrik Tiongkok selama beberapa pekan terakhir. Kendala tersebut dinilai akan paling terasa sepanjang semester I tahun ini, tapi aktivitas diprediksi akan kembali normal sekira kuartal III 2020.
“Kekurangan komponen, penutupan pabrik, kewajiban karantina, serta pembatasan logistik dan perjalanan akan menciptakan hambatan untuk para vendor smartphone untuk memproduksi handset dan merilis perangkat baru,” ujar Sangeetika Srivastava dari IDC.
“Skenario keseluruhan diharapkan akan stabil mulai dari kuartal III tahun ini, dengan harapan situasi COVID-19 (virus Corona) membaik dan rencana 5G secara global,” tutur Sangeetika melanjutkan.
Industri Makanan dan Minuman Diklaim Tak Terpengaruh Virus Corona
Lebih lanjut, sebelumnya Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman, mengatakan bahwa industri makanan dan minuman masih aman meski ada penyebaran virus Corona.
“Virus (Corona) tidak ada pengaruhnya,” tutur Adhi di Ibis Hotel, Jakarta, Sabtu (29/2/2020).
Adhi menilai virus Corona dalam penyebaranya tidak bisa mengkontaminasi lewat makanan dan minuman. “Viirus itu mati dalam proses pengiriman. Virus ini tidak tahan panas dan dingin,” sambungnya.
Bahkan buah impor asal Tiongkok masih dinyatakan aman untuk di konsumsi. Para pelaku usaha industri makanan dan minuman dalam negeri, justru mengkhawatirkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. “Ini akan berdampak bagi hotel. Tapi industri kita juga akan kena karena otomatis makan dan minuman berkurang,” ungkap Adhi.
Selain itu, ia juga mengungkapkan justru sektor logistik yang paling terpukul, dan ditakutkan memengaruhi industri makanan dan minuman dalam negeri akibat virus Corona. “Justru logistik, karena pelabuhan di Tiongkok masih ditutup, itu akan berdampak,” tegasnya.