Fraud pada Akuntansi
Menelusuri Kecurangan Pada Akuntansi
Mendeteksi adanya fraud atau kecurangan merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga entitas perusahaan. Melalui penelusuran ini maka diharapkan dapat mendiagnosa adanya gejala kecurangan sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan secara akuntansi.
Fraud atau kecurangan pada akuntansi dapat dideteksi melalui indikasi kecurangan pada elemen laporan keuangan dan pada pihak pengguna atau personel yang memiliki kepentingan dengan informasi akuntansi.
Mendeteksi Fraud atau Kecurangan Pada Akuntansi
Secara garis besar mendeteksi kecurangan menurut ACFE adalah:
1. Kecurangan dalam laporan keuangan yang dapat dideteksi melalui analisa laporan keuangan dengan memperhatikan:
- Analisa vertikal: menganalisa hubungan antara poin dalam laporan laba rugi, neraca, atau laporan arus kas dengan menjabarkannya dalam prosentase.
- Analisa horizontal: menganalisa prosentasi pada perubahan item laporan keuangan selama beberapa periode.
- Analisa rasio: mengukur hubungan antara nilai-nilai item pada laporan keuangan. Contohnya, adanya pencurian kas akan mengakibatkan turunnya perhitungan rasio.
2. Penyalahgunaan aset: memiliki pemahaman terkait kontrol internal akan membantu dalam mendeteksi kecurangan. Metode yang umumnya digunakan adalah:
- Analytical review: meninjau akun yang menunjukkan kegiatan yang tidak diharapkan.
- Statistical sampling: melakukan sampling atas pos tertentu yang mencurigakan. Dokumen dasar yang ada akan diuji secara sampling untuk menentukan ketidakbiasaan.
- Vendor or outsider complaints: mendeteksi fraud melalui keluhan dari konsumen, pemasok, atau pihak lain.
- Site visit – observation: observasi langsung ke lokasi untuk meninjau kontrol internal
3. Korupsi: kecurangan yang dapat diketahui melalui laporan dari pemasok atau rekan kerja yang jujur yang kemudian dilakukan analisa terhadap tersangka atau transaksinya. Korupsi dapat dicegah dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
Fraud atau praktek kecurangan dalam akuntansi dapat dikenali dari gejala-gejalanya seperti:
a. Kecurangan pada manajemen. Gejala ini dapat dikenali dengan munculnya ketidakcocokan dalam top management, motivasi atau moral karyawan yang rendah, tingkat komplain yang tinggi, terjadinya kekurangan kas, atau menurunnya tingkat penjualan.
b. Kecurangan pada karyawan: gejala yang ditumjukkan antara lain melakukan pengeluaran tanpa dokumen pendukung, pencatatan pada jurnal tidak akurat, hilangnya dokumen pendukung, atau adanya faktor ganda.
Penyebab terjadinya Fraud
Fraud. Di dalam akuntansi terdapat dua jenis kesalahan yaitu kekeliruan atau error dan kecurangan atau fraud. Secara harfiah fraud dapat kita artikan sebagai kecurangan. Kecurangan ini merupakan tindakan curang yang dilakukan seseorang sedemikian rupa sehingga bisa menguntungkan diri sendiri atau kelompok atau dapat merugikan pihak lain baik itu perorangan, perusahaan maupun instritusi.
Pada dasarnya, kecurangan dapat terjadi akibatkan oleh beberapa hal yang mendasarinya terjadi secara bersama – sama. Ketiga hal tersebut yaitu:
- Insentif atau tekanan atau dorongan untuk melakukan fraud
- Peluang untuk melakukan kecurangan
- Sikap ataupun rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud.
Gejala kecurangan atau fraud yang terjadi pada manajemen:
1. Ketidak cocokan diantara orang – orang yang berada pada manajemen puncak
2. motivasi serta moral karyawan yang tergolong rendah
3. Kurangnya staff di dalam departemen akuntansi
4. Penjualan ataupun laba menurun dan di sisi lain utang piutang dagang meningkat
5. Adanya kelebihan persediaan yang signifikan
Gejala kecurangan atau fraud yang terjadi pada karyawan atau pegawai:
1. Adanya faktur ganda
2. pergantian mutu barang
3. Pencatatan yang salah atau tidak akuran di dalam buku besar
4. Pengeluaran tanpa dokumen pendukung