Supply Chain and Demand
Mendengar istilah Supply Chain dan Supply Chain Management atau biasa yang disingkat menjadi SCM pasti sudah tidak asing lagi. Supply Chain menurut Lu (2011:p9) adalah sebuah kelompok dari partisipasi perusahaan yang saling terkait yang menambahakan nilai pada aliran dari perubahan input dari Sumber asal mereka ke produk akhir atau jasa yang dituntut dari konsumen akhir yang dituju. supply chain dibentuk dan hanya dapat dibentuk apabila adanya lebih dari satu perusahaan yang berpartisipasi. Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Supply Chain adalah suatu kelompok atau rantai pasokan yang saling membentuk dari perubahan input dan mengirimkan produk hingga ke konsumen akhir yang dituju. Definisi Supply Chain management menurut Heizer dan Render (2011:452) adalah integrasi aktivitas untuk mendapatkan material dan servis, mengubahnya menjadi barang setengah jadi dan barang jadi, dan mengirimkannya kepada konsumen. Aktivitas ini termasuk juga aktivitas pembelian, aktivitas outsourching yang ditambah dengan fungsi lain yang penting untuk hubungan antara supplier dan distributor. Dapat disimpulkan Supply Chain Management adalah Suatu metode yang mengintegrasikan pengelolaan aliran informasi, produk, barang dan jasa dalam fungsi supply chain dengan pendekatan yang terintegrasi. Supply chain management melibatkan koordinasi dari semua aktivitas supply dari sebuah organisasi dari supplier dan pengiriman product kepada customer Pada masa lalu di sebuah perusahaan untuk pengiriman produk menggunakan perkiraan dan terkadang tidak sesuai dengan permintaan pasar, mulai dari pengaturan inventory, pengiriman produk hingga pemenuhan akhir ke konsumen. Saat ini keadaan mulai berubah karena dari pihak industri sudah mulai sadar akan perlunya kolaborasi dengan partner, seperti supplier, distributor, dan customer, baik itu customer bisnis maupun individu. Customer dan supplier berkumpul secara bersama- sama dalam membicarakan keuntungan, kebutuhan yang lebih baik atas proses Supply Chain Management berikut sistemnya yang jelas lebih banyak bermanfaat dan mendatangkan tingginya prioritas bisnis. Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas, dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur adalah tidak cukup. Peran serta supplier, perusahaan transportasi dan jaringan distributor adalah dibutuhkan. Kesadaran akan adanya produk murah, cepat dan berkualitas inilah yang membuat lahirnya konsep Supply Chain Management (SCM).
Supply Chain Activities
Pada supply chain management terdapat 2 supply chain activities yaitu:
- upstream supply chain activities: transaksi antara organisasi, supplier, dan perantara dimana setara dengan e-commerce sisi pembelian
- Downstream supply chain activities: transaksi antara organisasi, customer, dan perantara dimana setara dengan e-commerce sisi penjualan
Gambar 1 Supply Chain tanpa perantara
Gambar 2 Supply Chain dengan perantara
Posisi dalam Supply Chain Management
Terdapat 5 posisi dalam supply chain management yaitu:
- Suppliers: pihak yang menjadi penyedia bahan baku, bahan mentah, dan lain – lain
- Manufacturer: pihak yang melakukan pekerjaan, membuat, mem-fabrikasi, merakit, mengkonversikan hingga menyelesaikan barang atau finishing
- Distributor: pihak yang melakukan kegiatan bisnis dengan membeli barang dari produsen dan menjual kembali barang tersebut ke retail atau pelanggan secara langsung. Barang dari pabrik akan dikirim dari Gudang produsen ke Gudang distributor dalam jumlah besar.
- Retail outlets: pihak yang menawarkan barang secara langsung kepada pelanggan
- Customers: pihak yang menggunakan barang dan menerima barang tersebut.
Pilar dari Supply Chain Management
Terdapat 4 pilar dari Supply Chain Management ynag sukses menurut IGD, 2017, yaitu:
- Customer Centric
Yang artinya supply chain baik adalah melayani customer dengan membangun proses upstream supply chain activities. Dengan proses upstream untuk mendukung penyediaan layanan bagi customer
- Powered By People
Yang artinya supply chain yang baik adalah memanfaatkan orang untuk menambah nilai yaitu dengan attracting, retaining, dan retraining yang menjadi elemen utama dalam supply chain
- Transformed By Technology
Dengan adanya inovasi dan mengadopsi teknologi membantu mengubah transformasi supply chain. Key areanya meliputi automation, synchronisation, dan transisi ke data-driven environment
- Resilient and Responsive
Salah satu langkah pertama dalam membangun supply chain yang tangguh dan responsive adalah memperhatikan risiko dan dampak risiko dari micro-environment sehingga memerlukan rencana yang matang