Guerilla Testing
Seseorang Bernama Dodi adalah seorang UX designer. Dodi mendapatkan sebuah project untuk melakukan re-design pemesanan online pada sebuah aplikasi. Dodi menggunakan usability testing yaitu pengujian dilakukan dengan melibatkan user secara langsung dalam menggunakan aplikasi dan bagaimana user berinteraksi dengan aplikasi yang dibuat. Dodi ingin menggunakan usability testing yang mudah,cepat dan hemat dalam biaya dan salah satu metode yang dapat digunakan adalah Guerilla test.
Guerilla test adalah mendapatkan feedback dari user dengan menunjukkan design atau prototype kepada publik dan meminta pendapat dari orang-orang sekitar. Dodi dan team memutuskan untuk melakukan Guerilla test di salah satu café.
Karakteristik dari Guerilla test adalah :
- Tidak ada perjanjian dengan Audiens, test dilakukan dengan mendekati audiens secara langsung.
- Test dilakukan secara singat sekitar 10-15 menit.
- Output dari test lebih banyak berupa data kualitatif.
Berikut ini langkah-langkah dari Guerilla test :
- Prepare for testing
Sebelum mengumpulkan data kepada audiens, tester harus mengetahui tujuan dari test dan digunakan untuk apa data yang sudah dikumpulkan. Jika tester tidak mengetahui tujuan dari test, data yang didapatkan menjadi tidak maksimal. Tester dapat menyiapkan pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada Audiens. Dodi ingin mengetahui seberapa mudah audiens melalukan pembelian online pada aplikasi. Dodi memberikan pertanyaan seperti, apakah pengguna mudah dalam mencari jenis barang pada aplikasi? - Pick the Right Place.
Tidak semua Guerilla test dapat dilakukan di café, tempat makan dll. Carilah tempat dimana target audiens berada. Tester dapat mencari tempat dengan suasana santai,dimana target audiens tidak sedang buru-buru. Jika test yang dilakukan membutuhkan koneksi internet, tester dapat mempersipakan koneksi internet atau mencari tempat yang terdapat koneksi internet. - Approaching Audiens.
Mendekati audiens yang terlihat senggang, perkenalkan diri dan jelaskan maksudmu mendekati audiens tersebut. Pastikan audiens tidak keberatan.Tester dapat memulai dengan pertanyaan pembuka seperti :
- Apakah Audiens memiliki waktu?
- Siapa kamu dan mengapa kamu ada disana?
- Apa yang kamu inginkan dari audiens?
- Bisakah mereka menyediakan waktu 10-15 menit?Sebelum test dimulai, kita dapat menanyakan fakta dasar atau mencari tahu apakah audiens adalah tipe orang yang dapat menggunakan produk kita. Setelah Dodi menemukan audiens, Dodi dapat menenanyakan apakah mereka berbelanja secara online dan tingkat kemahiran teknologi mereka (apakah technology savvy atau pengguna biasa)?
- Running the Testing.
Tester dapat menjelaskan tujuan dari test, dan menjelaskan istilah yang mungkin tidak familiar di telinga audiens seperti menjelaskan usability testing, prototype, dll. Anjurkan audiens memberikan feedback yang jujur, yang artinya tidak ada feeback yang benar dan salah karena semua bertujuan untuk memperbaiki aplikasi menjadi lebih baik. Tetap konsisten dalam memberikan pertanyaan, jangan terbawa arus kedalam pembicaraan yang keluar dari konteks. Jika audiens diberikan untuk mencoba prototype, selama percobaan tersebut, tester tidak memberikan penjelasan untuk mendapatkan pengujian yang senyata mungkin. Tester tidak menggunakan notes dalam mencatat feedback dari audiens, namun merekam setiap feedback dari pengguna. Setelah test selesai, tester dapat mengucapkan terima kasih dan dapat memberikan insentif. Lakukan hal yang sama kepada 5 orang. Menurut Jakob Nielsen, pengujian dengan 5 pengguna dapat membantu menemukan hingga 85% masalah kegunaan dari sebuah produk.
Referensi :
https://medium.springboard.com/a-guide-to-the-art-of-guerrilla-ux-testing-69a1411d34fb