School of Information Systems

Macam-macam Case Study Framework

Dalam mengerjakan soal case study, kita mengenal istilah framework atau kerangka kerja yang dapat membantu kita dalam memahami soal dan mengemukakan solusi terhadap case study yang diberikan. Terdapat banyak variasi framework yang dapat digunakan. Masing-masing dari framework mempunyai fungsi yang berbeda, yang berarti tidak harus memilih salah satu namun bisa dipakai untuk saling melengkapi satu sama lain. Berikut adalah beberapa framework yang sering dipakai dalam mengerjakan soal case study:

1. Porter’s Five Forces
Porter’s five forces adalah salah satu framework yang sangat umum digunakan. Hal ini karena cara menggunakannya yang mudah dan hasil dari menggunakan framework ini dapat diinterpretasi dengan mudah.

Terdapat lima komponen dalam framework porter’s five forces. Threat of new entrants mengacu pada ancaman yang ditimbulkan pesaing baru terhadap pesaing yang ada dalam suatu industri. Threat of new entrants yang tinggi menandakan bahwa akan banyak kompetitior yang tertarik dengan memulai usaha dalam bidang/industri yang sama yang akan berdampak pada persaingan yang ketat dan menurunnya profitabilitas.
Threat of substitutes menandakan seberapa mungkin industri atau produk dan layanan yang diberikan oleh kita sebagai pemilik usaha digantikan dengan industri atau produk dan layanan lain. Apabaila tinggi, maka hal tersebut dapat mengurangi keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan.
Bargaining power of suppliers menandakan seberapa tergantung usaha kita terhadap supplier. Apabila kita tidak memiliki opsi yang banyak untuk memilih supplier, maka bargaining power of suppliers dianggap tinggi. Hal ini dapat berdampak supplier bisa mengatur harga lebih leluasa. Kebalikan dari bargaining power of suppliers adalah bargaining power of buyers. Bargaining power of buyers dianggap tinggi ketika konsumen produk atau layanan dari usaha kita secara tidak langsung dapat mengatur pasar. Bargaining power of buyers tinggi ketika usaha kita memiliki banyak kompetitor sehingga keunggulan kompetitif dari usaha kita semakin menipis.
Dari keempat factor tersebut, semuanya berdampak pada persaingan dalam industri. Dari framework ini, kita dapat menyimpulkan apakah suatu usaha dalam posisi yang baik dalam persaingan atau tidak.

2. 3Cs Framework
Framework ini digunakan untuk mengidentifikasi ketiga faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu perusahaan. Ketiga C ini terdiri: company, competitor, dan customer.

C yang pertama (Company) adalah tentang memahami operasi perusahaan itu sendiri dan bagaimana perusahaan menghasilkan uang. Dapat dianalisa pada bagian ini bagaimana value chain dari sebuah perusahaan, apa keunggulan kompetitifnya, apa saja produk yang ditawarkan. Lebih dalam lagi, dapat diungkapkan seberapa besar kapasitas perusahaan, bagaimana laporan keuangannya, bagaimana budaya perusahaan tersebut, dan lain-lain.

C yang kedua (Competitor) bagaimana dinamika persaingan akan berubah seiring waktu. Hal-hal yang ditulis pada bagian ini bersifat komparatif antara perusahaan yang sedang menjadi objek kajian dengan pesaing-pesaingnya. Bisa dimulai dari mendatakan siapa saja pesaing dari perusahaan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan membandingkan faktor-faktor seperti pada bagian pertama (Company).

C yang ketiga (Customer) adalah tentang memahami konsumen dari suatu perusahaan. Beberapa hal yang dapat ditulis pada bagian ini adalah demografi dari konsumen suatu perusahaan, kemampuan daya belinya, besarnya potensi konsumen dan besarnya pasar yang sudah ada.

3. SWOT Analysis
SWOT analysis adalah sebuah framework yang digunakan untuk mengevaluasi sebuah perusahaan secara singkat. Komponen dari framework ini adalah strength, weakness, opportunities, dan threats. Strength dan weakness ditinjau berdasarkan faktor internal dari sebuah perusahaan, sementara opportunities dan threats ditinjau berdasarkan faktor eksternal.
Strength berisi kekuatan apa saja yang dimiliki sebuah perusahaan ditinjau dari sisi internal perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari sumber daya manusia yang dimiliki sebuah perusahaan, variasi produk yang ditawarkan, kompetensi yang dimiliki perusahaan, value dari perusahaan, dan lain-lain.
Weakness berisi kekurangan apa saja yang dimiliki sebuah perusahaan. Faktor yang dapat menyebabkan sebuah kekurangan sama seperti faktor yang dapat menyebabkan sebuah kekuatan.
Opportunity adalah peluang sebuah perusahaan untuk lebih maju di masa depan ditinjau dari faktor eksternal seperti jumlah kompetitor yang ada, demografi konsumen potensial, fenomena-fenomena yang muncul yang menguntungkan perusahaan, dan lain-lain.
Threats adalah ancaman yang mungkin muncul pada masa depan yang dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan. Hal ini dapat ditinjau dari tren teknologi yang berkembang yang mungkin memunculkan subtitusi bagi produk dan layanan sebuah perusahaan, kemungkinan kompetitor baru masuk, atau adanya perubahan dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi konsumen potensial secara tidak baik.

Ketiga framework di atas adalah framework yang dapat digunakan untuk menganalisa kondisi sebuah perusahaan dan membantu dalam mengemukakan solusi. Tidak harus dipilih salah satu, melainkan dapat digunakan secara berbarengan untuk saling melengkapi hasil analisa.

Wiza Teguh