A/B Testing Wiza Teguh
A/B Testing
Wiza Teguh
Dalam membuat proses pembuatan apapun itu, dikenal istilah “ujicoba”, “uji kelayakan”, dan istilah lain yang mengindikasi keperluan untuk melakukan percobaan terhadap sesuatu yang dibuat. Dalam pembuatan sebuah aplikasi atau situs, dikenal juga istilah A/B testing. A/B testing merupakan salah satu metode pengujian yang dikenal dalam dunia digital marketing untuk mengetahui versi mana yang lebih cocok terhadap pengguna.
Seorang developer mungkin akan membuat lebih dari satu versi prototipe dalam proses pengembangan situs atau aplikasi sebelum kemudian diteruskan menjadi aplikasi atau situs sesungguhnya. A/B testing adalah proses pengujian yang membandingkan dua versi aplikasi atau situs dari segi penampilan, kecocokan, efisiensi, dan yang paling penting performa.
Bagaimana cara melakukan A/B testing? Pastinya diperlukan dua versi situs atau aplikasi yang berbeda. Kemudian, Anda bisa melaksanakan tes terhadap dua kelompok orang yang berbeda. Usahakan latar belakang kelompok tersebut tidak terlalu berbeda dan mencerminkan target pengguna Anda agar menghindari hasil pengujian yang kurang valid. Jelaskan apa objektif dari aplikasi atau situs yang Anda akan buat, berikan rancangan prototipe yang Anda telah siapkan, lalu biarkan penguji menjalakan tugasnya.
Lalu, bagaimana cara menentukan versi mana yang lebih baik? Anda sebagai penguji tentunya melakukan pengamatan saat pengujian berlangsung. Anda tentu bisa menyimpulkan kelompok mana yang lebih mudah mencapai tujuannya dalam menggunakan prototipe. Namun, cara seperti itu hanya bisa dilakukan apabila perbedaannya cukup jelas antara dua kelompok penguji.
Bagaimana jika kedua kelompok hampir sama secara kasat mata dalam proses pengujiannya? Bagaimana cara menentukan versi mana yang terbaik? Ketika performa adalah yang Anda uji, maka indikator yang dapat digunakan adalah conversion rate, traffic, dan metriks lain yang sejenis.
Mengapa A/B testing diperlukan? Ada kemungkinan bahwa sebuah situs atau aplikasi mempunyai traffic tinggi namun conversion rate yang rendah. Anda tentu tidak mau hal ini terjadi. Dengan melakukan A/B testing, Anda juga dapat membuat keputusan yang lebih didukung oleh data-data dan fakta, bukan sekedar insting. Anda juga dapat lebih mengetahui feedback dari calon pengguna dengan melakukan tanya jawab ketika proses pengujian berlangsung.
Untuk mempermudah proses A/B testing, terdapat tools yang dapat Anda manfaatkan. Contohnya VWO, Optimizely, Crazy Egg, dan lain-lain. Tools-tools tersebut dapat membantu Anda menginterpretasi hasil A/B testing agar lebih akurat. Kemungkinan besar memang tools-tools tersebut berbayar. Jikalau ada yang gratis, fitur yang diberikan cukup terbatas.
A/B testing adalah salah satu metode yang dapat dipilih untuk menguji performa dari situs atau aplikasi yang Anda kembangkan. Tentunya, performa dipengaruhi oleh tampilan dan juga kemudahan aplikasi atau situs untuk dipahami, dinavigasikan, dan digunakan. Dengan A/B testing, pengambilan keputusan pengembangan aplikasi atau situs selanjutnya dapat lebih objektif.