Konvergence Culture in Social Media
Konvergence Culture in Social Media
Oleh : Adam Fahsyah Nurzaman
adalah teori yang mengakui Mengubah hubungan antara publik dan media ditandai oleh perilaku publik yang membutuhkan informasi. Konvergensi media biasanya merujuk pada perkembangan teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan. Konvergensi media tidak hanya pergeseran teknologi atau proses teknologi, namun juga termasuk pergeseran dalam paradigma industri, budaya, dan sosial yang mendorong konsumen untuk mencari informasi baru Konvergensi media terjadi dengan melihat bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain pada tingkat sosial dan menggunakan berbagai platform media untuk menciptakan pengalaman baru, bentuk-bentuk baru media dan konten yang menghubungkan kita secara sosial, dan tidak hanya kepada konsumen lain, tetapi untuk para produsen perusahaan media. Gerakan konvergensi media tumbuh secara khusus dari munculnya Internet dan digitalisasi informasi Konvergensi media ini menyatukan 3C yaitu computing (memasukkan data melalui komputer), communication (komunikasi), dan content (materi isi/ konten).
- 5 aspek konvergence culture menurut Henry Jenkins
- Collective Intelligence
- Survivor Fans
- Transmedia Storytelling
- Matrix
- Participatory Culture
- Convergence Culture Action Plan
- Communication
- Commitment
- Coorporation
- Compensation
- Culture
- Competition
- Customer
- The impact of cultural convergence
- Kesenjangan sosial
Fenomena konvergensi telah mempengaruhi aspek ekonomi dalam masyarakat baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh dengan adanya media sosial sebagai salah satu akibat dari ada nya konvergensi media membuat masyarakat menjadi memiliki perilaku yang konsumtif. Banyaknya aplikasi atau online shop yang terdapat di media sosial membuat masyarakat menjadi konsumtif. Seringkali terjadi pemborosan, manakala fasilitas yang begitu lengkap dan canggih itu dapat di manfaatkan secara optimal oleh pemiliknya. Menjadi suatu yang tidak dirasakan bagi mereka yang berada didaerah pedalaman seperti pedesaan yang memiliki keterbatasan jaringan internet dan dalam pendistribusian teknologi yang tidak merata.
- Dehumanisasi
Menonmanusiakan manusia atau dehumanisasi adalah muncul dari sebuah logika humanisasi yakni bahwa tidak ada manusia yang tumbuh dan berkembang secara alamiah tanpa ada faktor intervensi-intervensi dunia luar yang berada di lingkup internal manusia itu secara pribadi dan indvidual. maka dalam posisi ini manusia harus mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam berkembang. Dengan pendekatan logika ini, maka proses menonmanusiakan manusia adalah dengan membalikkan kenyataan, yakni dengan membiarkan beberapa orang manusia, ataupun kelompok, atau bangsa berkembang dengan sendirinya. Sementara itu di posisi lain, beberapa manusia yang kuat mengambil keuntungan dari posisi tersebut. Maka dari kejadian ini munculnya ketimpangan-ketimpangan sosial, baik dari segi relasi, modal, pendapatan, alat produksi, sampai pada, kesehatan dan pendidikan.
- Semua jenis pekerjaan cenderung bergantung pada kemampuan teknologi (masyarakat informasi) untuk mengurangi kualitas hubungan langsung antar manusia.