Mengenal UTAUT2 sebagai Salah Satu Technology Acceptance
Pentingnya penggunaan teknologi informasi sudah mulai disadari oleh berbagai organisasi atau perusahaan, terutama di era globalisasi saat ini dimana perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dan semakin kompetitif. Namun, perlu diperhatikan bahwa dalam membangun sebuah sistem informasi membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Penggunaan sistem informasi selain memberikan banyak manfaat, ada juga organisasi yang gagal dalam penerapannya. Kegagalan penerapan sistem teknologi informasi pada organisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Keputusan untuk mengadopsi suatu sistem teknologi informasi ada ditangan manajer, tetapi keberhasilan penggunaan teknologi tersebut tergantung pada penerimaan dan penggunaan setiap individu pemakainya. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan sistem bagi para pengguna, dapat digunakan technology acceptance. Technologi acceptance merupakan tingkat penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi. Terdapat banyak model technology acceptance yang dapat digunakan. Namun, model technology acceptance yang akan dibahas adalah mengenai UTAUT2 (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology).
UTAUT merupakan sebuah model untuk menjelaskan perilakupengguna terhadap teknologi informasi. UTAUT dirumuskan dengan 4 determinan inti dari niat dan penggunaan (intention and usage) yaitu performance expectancy, effort expectancy, social influence, & facilitating conditions. Kemudian masing-masing determinan, berpengaruh terhadap behavioral intention dan use behavior. UTAUT diharapkan dapat menjadi alat yang berguna bagi para manajer yang perlu menilai kemungkinan keberhasilan untuk pengenalan teknologi baru dan membantu mereka memahami drivers penerimaan (acceptance) untuk secara proaktif merumuskan intervensi (termasuk pelatihan/training, pemasaran, dan lain-lain) yang ditargetkan pada populasi pengguna yang mungkin cenderung kurang untuk mengadopsi dan menggunakan sistem baru. Sedangkan, UTAUT2 merupakan perluasan UTAUT untuk mempelajari penerimaan dan penggunaan teknologi dalam konteks konsumen dengan menambahkan 3 construct, yaitu hedonic motivation, price value, dan habit.
Performance Expectancy diartikan sebagai tingkatmanfaat atau keuntungan yang didapatkan oleh konsumen dalam menggunakan teknologi untuk melaksanakan kegiatan mereka sehari-hari. Dalam Performance Expectancy, terdapat 3 sub-variabel. Pertama adalah usefulnes, yang berarti kegunaan yang diperoleh dalam menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Kedua adalah quickness yang merupakan tingkat sebuah teknologi bisa mempercepat pekerjaan yang dilakukan. Terakhir adalah productivity, yang didefinisikan sebagai peningkatan produktifitas terkait dalam hal pekerjaan pengguna ketika menggunakan suatu teknologi.
Effort expectancy didefinisikan sebagai tingkat upaya atau usaha yang terkait dengan penggunaan sistem atau teknologi oleh pengguna. Terdapat 2 dimensi dalam effort expectancy, yaitu complexity dan ease of use. Complexity adalah seberapa rumit sebuah teknologi sulit untuk dipelajari. Sedangkan ease of use adalah kemudahan yang dirasakan ketika menggunakan teknologi.
Social influence didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individu merasa bahwa penting bagi orang lain (misalnya, keluarga dan teman) untuk percaya bahwa mereka harus menggunakan sistem atau teknologi tertentu. Terdapat 2 dimensi dalam social influence, yaitu social factor dan subjective norm. Social factor berkaitan dengan tingkat pengaruh orang yang ada di dekat pengguna dalam penggunaan teknologi. Sedangkan subjective norm adalah pengaruh orang penting yang berhubungan dengan pengguna terhadap pemakaian teknologi.
Facilitating conditions didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa sumber daya dan dukungan organisasi sertainfrastruktur teknis tersediauntuk mendukung penggunaan sistem. Terdapat 3 dimensi dari facilitating condition, yaitu resource, knowledge, dan compatibility. Resource adalah adanya sumber dari luar yang mempengaruhi penggunaan teknologi. Knowledge adalah adanya sumber pengetahuan dari luar untuk menggunakan teknologi, dan yang ketiga compatibility adalah tingkat kecocokan sistem dengan teknologi yang digunakan saat ini.
Hedonic motivation didefinisikan sebagai kesenangan yang berasal dari penggunaan teknologi/sistem, dan telah terbukti memainkan peran penting dalam menentukan penerimaan dan penggunaan teknologi. Terdapat 3 dimensi dalam Hedonic Motivation. Pertama yaitu fun, yang didefinisikan sebagai tingkat kesenangan yang didapat dalam menggunakan teknologi. Kedua adalah enjoyment, yang berarti seberapa jauh kenikmatan yang didapat pada saat menggunakan teknologi. Lalu yang terkahir adalah entertaining, yaitu seberapa jauh penggunaan sistem dapat menghibur pengguna.
Price value didefinisikan sebagai pertukaran antara kognitif penggunadengan manfaat yang dirasakan dari aplikasi dan biaya moneter untuk menggunakannya. Terapat 2 dimensi dalam price value, yaitu reasonable yang berarti sistem memiliki harga yang masuk akal, dan worth yang berarti nilai yang didapat dari menggunakan sistem sebanding dengan harga yang dibayarkan.
Dalam konteks sistem informasi, Habit adalah kebiasaan user dalam melakukan kebiasaan dalam menggunakan sistem informasi secara otomatis karena telah melewati proses pembelajaran. Terdapat 2 dimensi dalam habit, yaitu addictiveness dan must. Addictiveness adalah tingkat kecanduan yang didapat oleh pengguna dengan menggunakan sistem. Must adalah perasaan keharusan dari pengguna untuk menggunakan sistem.
Behavioral intention didefinisikan sebagai kemungkinan yang dirasakan seseorang (person’s perceived likelihood) atau kemungkinan subjektif bahwa seseorang akan terlibat dalam perilaku yang diberikan. Terdapat 2 dimensi dalam Behavioral Intention. Pertama adalah intention, yang adalah tingkat keniatan pengguna untuk tetap menggunakan sistem. Kedua adalah continuation yang diartikan sebagai sejauh mana rencana pengguna untuk tetap menggunakan sistem.
Use Behavior adalah tingkat variasi dan frekuensi dari penggunaan teknologi oleh consumer. Terdapat 2 dimensi dalam Use Behavior. Pertama adalah Depth of use, yang diartikan sebagai frekuensi penggunaan teknologi oleh pengguna. Kedua adalah Breadth of use yang adalah sejauh mana teknologi bisa memberikan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pada pengguna.
Referensi:
Arista, A. (2019). Identifikasi Key “Driver” Constructs Penerimaan Pengguna dan Penggunaan Sistem Penilaian Prestasi Kerja PNS Kabupaten Bantul Tahun 2018 Pada Guru SMP Negeri di Lungkungan Pemerintah Kabupaten Bantul Menggunakan UTAUT2 . 15-21.
Jessica, S. P. (2018). Evaluasi Implementasi Binusmaya Menggunakan Model UTAUT2&TRUST. 15-19.