Pentingnya Menerapkan Business Model Canvas
Pentingnya Menerapkan Business Model Canvas
Oleh: Anisa Safira Braza
Seperti yang kita tahu, bahwa didalam sebuah bisnis, apapun bentuk bisnis itu, pasti dari para pebinis ingin mengoperasikan kegiatan bisnisnya menjadi bisnis yang baik dan berjalan sesuai dengan goals bisnis tersebut. Di dalam sebuah bisnis juga memerlukan strategi, manajemen, maupun sistem yang mempermudah orang-orang di dalamnya untuk bekerja secara efektif dan sesuai goals yang dimiliki perusahaan. Salah satu model bisnis yang terbukti efektif dan sering diterapkan adalah bisnis model canvas. Nah, berbicara tentang bisnis model canvas, pasti sudah tidak asing lagi. Maka dari itu kita akan membahas apa itu bisnis model canvas dan seberapa pentingnya menerapkan bisnis model canvas terhadap bisnis?
Bisnis model canvas merupakan sebuah tool dalam strategi manajemen untuk menterjemahkan konsep, konsumen, infrastruktur maupun keuangan perusahaan dalam bentuk elemen-elemen. Terdapat elemen Key Partners, Key Activities, Key Resources, Value Propositions, Customer Relationship, Channels, Customer Segments, Cost Structure dan Revenue Streams.
Jika dilihat lebih teliti, bisnis model canvas membagi hal- hal penting ke dalam beberapa fokus yang jelas. Hal ini memudahkan para pelaku bisnis dalam berbagai aspek dan bisa diterapkan oleh perusahaan baik skala besar maupun kecil.
Value Proposition
Value proposition merupakan nilai jual produk/jasa kita sehingga konsumen memilih perusahaan kita daripada kompetitor. Sebelum menentukan hal yang lain, value proposition sangat krusial untuk diketahui agar bisnis kita menjual apa yang konsumen benar- benar butuhkan dan memastikan apakah perusahaan kita menjual solusi atas permasalahan mereka.
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat membantu:
- Apa penyebab masalah itu terjadi?
- Mengapa konsumen ingin masalah tersebut hilang?
- Apa manfaat bisnis saya untuk konsumen?
Customer Segments
Value proposition saling berkaitan erat dengan segmentasi konsumen kita. Target konsumen bisa dibagi menjadi berbagai segmen sesuai kebutuhan, contohnya, berdasarkan usia, gender, hobi maupun tingkat konsumerisme.
Lalu, bagaimana cara mengetahui secara spesifik target konsumen kita? Berikut contoh pertanyaannya:
- Kepada siapa solusi Anda paling memberikan dampak positif?
- Apakah solusi Anda cocok untuk perorangan atau bisnis lain?
- Bagaimana karakter perorangan atau bisnis tersebut?
- Solusi Anda cocok untuk laki-laki atau perempuan? Atau keduanya?
- Berapa umur mereka?
Customer Relationship
Jadi, tadi kita sudah menentukan Value Proposition dan segmentasi konsumen. Selanjutnya adalah memahami konsumen kita dan “mendekati” mereka. Cara mendekati konsumen ada banyak, baik secara personal, by phone, dan sebagainya. Di dalam customer relationship, kita dapat mengetahui cara apa yang paling efektif untuk berinteraksi dengan konsumen maupun calon konsumen. Misalnya memiliki bisnis online yang menjual produk aksesoris rambut dengan target usia 18-25 tahun. Tentunya target konsumen adalah perempuan yang suka berdandan atau berpenampilan rapi. Lalu bagaimana membuat mereka mau membeli produk aksesoris rambut? Dengan memberikan informasi seputar perawatan rambut, tips mengikat rambut, dan sebagainya.
Cara termudah menjangkau konsumen milenial adalah dengan berinteraksi lewat channel yang sering didatangi oleh target konsumen, berkomunikasi sesuai dengan bahasa mereka (ala milenial misalnya) dan memberikan konten-konten yang relevan dengan interest mereka.
Channels
Di bagian customer relationship, kita sudah membahas cara pendekatan dengan konsumen sesuai dengan bahasa dan interest mereka. Kini saatnya benar-benar menemui dan berbicara mereka.
Bisa dikatakan, channel merupakan tempat pertemuan kita dengan konsumen. Pertanyaan berikut dapat membantu mengidentifikasi tempat mana yang ideal untuk bertemu dengan mereka.
- Dimana konsumen Anda berada?
- Apakah mereka aktif menggunakan sosmed?
- Apakah mereka suka mendengarkan radio atau aplikasi music?
- Apakah mereka suka menghadiri event atau seminar?
- Apakah mereka menonton TV?
Hal ini dapat menentukan dimana kita harus meletakkan advertisement. Apakah di billboard, di Instagram, di koran dan lain sebagainya.
Key Activites
Key activities merupakan aktivitas bisnis yang dijalankan sehari-hari agar dapat mencapai value proposition. Beberapa panduan pertanyaan yang perlu di jawab:
- Aktivitas bisnis seperti apa yang dapat diterapkan di dalam perusahaan untuk membantu Anda agar konsumen puas?
- Bagaimana dengan distribusi produk/jasa Anda?
- Apakah Anda memiliki tenaga ahli untuk menjalankan kegiatan perusahaan sehari-hari?
Key Resources
Agar tetap kompetitif di dalam industri bisnis yang kita geluti, kitaa membutuhkan sumber daya yang tepat karena ini adalah asset yang kita miliki untuk mendukung aktivitas perusahaan. Beberapa contoh sederhana key resource adalah computer, ruang kerja, karyawan, kendaraan, listrik, dan lain sebagainya.
Key Patners
Dalam sebuah bisnis, membutuhkan partner kerja yang mendukung perusahaan kita. Jika sampai saat ini belum menemukan keunikan dari produk/jasa kita dikarenakan kurangnya netwoking, kita membutuhkan partner kerja yang dapat membantu mencapai value proposition.
Jika membuka sebuah bakery, kita membutuhkan supplier bahan kue yang jaraknya dekat agar bahan yang dikirim selalu fresh. Nah, supplier itulah yang menjadi key partner kita dalam berbisnis agar bisa selalu menjaga kualitas roti yang di jual.
Cost Structures
Cost structure merupakan skema finansial yang membiayai operasional perusahaan kita. Berapa uang yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas perusahaan per harinya? Berapa biaya untuk sumber daya yang dipakai? Berapa harga pemasaran produknya?
Revenue Streams
Setiap perusahaan membutuhkan aliran pendapatan untuk tetap bisa menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Revenue stream merupakan sumber pendapatan perusahaan dari berbagai sumber, seperti hasil penjualan, dividen dan sebagainya.
Bisnis model canvas merupakan teknik yang efektif untuk diterapkan di dalam perusahaan karena dapat membantu memetakan bisnis kita secara terstruktur. Kita juga dapat menggunakan bisnis model ini untuk mewujudkan ide-ide menjadi hal yang konkret.