Strategi Bakar Uang pada Fintech
Perusahaan fintech di Indonesia semakin hari semakin menjamur. Fintech sendiri memiliki beberapa jenis, diantaranya crowdfunding (pembiayaan massal atau berbasis patungan) dan peer to peer (P2P) lending ini diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, market aggregator, risk, and investment management atau perencanaan keuangan serta payment gateway. Sejumlah fintech payment pun bersaing di Indonesia seperti GoPay, OVO, Dana, Link Aja dan lainnya. Selain menawarkan manfaat, seperti menjadi lebih praktis tanpa harus membawa dompet kemana-mana, perusahaan fintech banyak yang menawarkan diskon atau cashback agar customer tertarik untuk menggunakan layanan yang mereka tawarkan. Bahkan diskon atau cashback yang ditawarkan biasanya tidak tanggung-tanggung atau jor-joran. Strategi promosi ini biasa disebut dengan istilah “bakar uang”.
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190924112952-37-101739/alasan-gopay-ovo-dana-senang-bakar-uang
Bakar uang adalah strategi yang banyak diterapkan oleh perusahaan digital di tanah air termasuk dompet digital. Bakar uang menjadi istilah yang ramai disandingkan dengan perusahaan rintisan atau start up saat memulai bisnisnya. Istilah ini berarti perusahaan banyak menggelontorkan modal tanpa mendapat keuntungan. Namun, langkah ini diperlukan oleh beberapa start up yang baru berdiri untuk segera mengakselerasi bisnisnya agar berlari kencang. Mereka melakukan promosi jor-joran untuk memberikan cashback dan potongan harga (diskon). Cashback dan diskon dipilih untuk merayu masyarakat agar mau menggunakan dompet digital dan merasakan kemudahan dan kenyamanan (user experience) dalam transaksi. Kedua cara ini juga jadi cara dompet digital meningkatkan penggunanya. Director of Enterprise Payment, OVO, Harianto Gunawan mengatakan bakar duit atau insentif adalah cara untuk menciptakan kepercayaan kepada masyarakat. Karena dibandingkan dengan perbankan yang sudah membangun kepercayaan bertahun-tahun, e-wallet merupakan hal baru bagi masyarakat.
Meski dengan dilakukannya strategi bakar uang ini, Head of Government Relations and Policy GoPay, Brigitta Ratih Esthi Aryanti mengungkapkan, baru sekitar 20% masyarakat yang memilih menggunakan platform digital milik fintech di banding platform milik bank, perusahaan telekomunikasi, maupun e-commere. Hal ini terungkap dalam riset Morgan Stanley berjudul Indonesia Banks: Fintech terhadap 1.582 responden pada awal tahun 2019. Oleh karena itu, melihat fakta tersebut, maka perusahaan masih membutuhkan usaha yang besar untuk mendorong penetrasi pembayaran digital tersebut. Terlebih, masyarakat Indonesia juga memiliki kebiasaan menggunakan uang tunai selama puluhan tahun.
Referensi:
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190924112952-37-101739/alasan-gopay-ovo-dana-senang-bakar-uang
https://www.validnews.id/Start-Up—-Bakar-Uang—-Untuk-Akselerasi-aLi