Potensi Peretesan Data dalam Perkembangan IOT
Kelahiran 5G semakin menstimulus pengembangan teknologi yang berhubungan dengan internet of things (IoT) atau interkoneksi internet berbasis machine to machine, bukan human to machine. Secara otomatis, proses pekerjaan mesin akan terkoneksi satu sama lain dengan sendirinya, seperti mobil yang berjalan otomatis, nyala lampu otomatis bahkan pengiriman email secara otomatis tanpa melalui tangan manusia. Di satu sisi, IoT melahirkan kenyamanan bagi pengguna dan sangat menguntungkan dari segi inovasi teknologi. Seperti teknologi lainnya, Internet of Things (IoT) yang mulai diterapkan di berbagai bidang ternyata juga memiliki kerentanan terhadap ancaman siber.
Di sisi lain kerentanan IoT terhadap serangan siber (cyber attack), baik dalam bentuk hack, pencurian atau kebocoran data masih banyak dibicarakan dan tentu harus bisa terantisipasi sejak awal. Bahayanya, IoT bisa saja dikendalikan dalam jarak jauh dan melakukan perintah-perintah berbahaya. Tanpa adanya perangkat keamanan data yang memadai, IoT dengan dukungan 5G bisa menjadi ancaman tersendiri bagi dunia bisnis, individu pribadi bahkan Negara.
Dengan menggunakan IoT, kita memang bisa memperbesar keuntungan. Tapi, masih ada celah keamanan yang bisa diincar oleh para peretas untuk mencari keuntungan dari industri yang sudah mengadopsi bidang IoT,” kata Country Manager Check Point Indonesia, Danny Kurniawan, di sela acara Virtus Showcase 2018, di Jakarta Rabu.
Cara kerja serangan siber pada IoT, menurut Danny, sama dengan yang terjadi pada perangkat teknologi lain. Sebagai contoh, dia menyebutkan malware Mirai Botnet yang berhasil meluluh lantahkan cctv di Libya.
Ketua Ensign InfoSecurity, Lee Fook Sun, membagi tiga akar penyebab terjadinya data breach yang harus diantisipasi seiring merebaknya penggunaan IoTyakni human errors, gangguan sistem dan malicious atau criminal attack seperti pishing, DDoS dan Malware. Sebanyak 51 persen, katanya, penyebab data breach bersumber dari malicious atau criminal attack. Ia menyinggung salah satu kegagalan pengamanan data pribadi terbesar di Singapura, yakni kasus SingHealth pada Juni 2018 lalu. Di situ, data pribadi sebanyak 1,5 juta pasien inap dan 160.000 orang pasien rawat jalan dicuri peretas tak terkecuali data medis Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.
Mengatisipasi Cyber Attack
- Lindungi computer, gadget, dan perangkat lain yang digunakan
- Jangan gunakan software bajakan
- Gunakan perangkat lunak keamanan yang up to date
- Menggunakan data encryption
- Selalu memiliki sikap waspada