Pengaruh e-payment terhadap Efisiensi Ekonomi
Pengaruh e-payment terhadap Efisiensi Ekonomi
Siti Julianingsih Nurfitriyani
Banyaknya transaksi menggunakan e-payment berdampak pada efisiensi ekonomi serta menurunnya inflasi. Dalam tiga tahun terakhir, peningkatan jumlah transaksi elektronik sejalan dengan penurunan inflasi. Data Bank Indonesia mencatat dalam tiga tahun terakhir, transaksi elektronik melonjak tajam. Pada 2016, transaksi elektronik tercatat 683,13 juta transaksi dengan nilai Rp7,06 triliun. Jumlah tersebut naik tajam dibandingkan 2015 sebanyak 535,58 juta transaksi senilai Rp5,28 triliun dan tahun 2014 sebanyak 203,37 juta transaksi senilai Rp3,32 triliun. Sebaliknya, inflasi dalam tiga tahun terakhir terus turun. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan inflasi Indonesia pada 2016 tercatat 3,02%, lebih rendah dibandingkan tahun 2015 dan 2014 sebesar 3,35% dan 8,36%.
Menurut Ekonom Universitas Padjadjaran, Kodrat Wibowo, makin banyaknya penggunaan transaksi elektronik atau e-payment di Indonesia harus terus didukung secara positif. Kodrat mengatakan, efisiensi tersebut berupa pemangkasan waktu transaksi oleh masyarakat, sehingga mempercepat pelayanan dan penghematan waktu. Keberadaan para pengguna transaksi elektronik juga mempercepat pembentukan komunitas non-tunai (cashless society) yang bisa mengurangi peredaran uang di masyarakat.
Dampak dari efisiensi ekonomi dan menurunnya inflasi, membuat Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) terus mendorong transaksi menggunakan non tunai atau e-payment dan meninggalkan transaksi tunai. Menurut Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran (DKSP) BI, Farida Peranginangin, dengan mendorong penggunaan transaksi non tunai dapat menghemat biaya dibandingkan dengan transaksi tunai. Selain hemat biaya, juga mengatakan dengan penggunaan transaksi non tunai dapat lebih mengefisiensikan waktu, dibandingkan dengan transaksi tunai.
Semakin efisien ekonomi, pertumbuhan ekonomi pun semakin tinggi. Berdasarkan data bank sentral, uang kartal yang beredar di Indonesia per Oktober 2016 mencapai Rp 559 triliun. Kecepatan adalah bentuk segi efisiensi yang lain.Velocity of money dari transaksi non tunai lebih cepat dibandingkan transaksi tunai, hal ini yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat.
Sumber:
http://shiftindonesia.com/transaksi-non-tunai-mendorong-perekonomian-lebih-efisien/
https://finance.detik.com/moneter/d-3361810/ini-alasan-pemerintah-dan-bi-genjot-transaksi-non-tunai
https://ekbis.sindonews.com/read/1203549/33/transaksi-non-tunai-dorong-efisiensi-ekonomi-149424663