Human Centered Design dan Perbedaan dengan User Centered Design
Human Centered Design
Human Centered Design (HCD) adalah framework dari perancangan dan manajerial suatu sistem informasi yang berfokus kepada seseorang yang akan menggunakan sistem yang akan dirancang. Proses pendekatan ini dimulai dengan orang yang akan menggunakan aplikasi sampai menghasilkan suatu solusi yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka. HCD sangat memerlukan pendekatan empati yang sangat kuat sehingga menempatkan desainer menjadi user yang akan menggunakan sistem tersebut sehingga dapat menghasilkan berbagai ide, prototype dan membagikannya kepada target pengguna.
Human Centered Design terdiri dari 3 fase yaitu :
- Inspiration Phase
Pada tahap ini desainer harus mempelajari secara langsung mengenai masalah yang dihadapi dengan memposisikan diri sebagai pengguna – pengguna yang akan memakai sistem tersebut sehingga mengerti kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi secara nyata.
- Ideation Phase
Pada fase ini desainer akan berusaha untuk merealisasikan gagasan dan ide yang telah dipelajari pada tahap sebelumnya dengan mengidentifikasi peluang – peluang yang ada sampai merancang prototype – prototype yang yang juga dikomunikasikan dengan pengguna yang akan menggunakan.
- Implementation Phase
Pada fase ini desainer akan membawa ide dan inovasi menjadi sesuatu yang nyata dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang telah diidentifikasi pada fase sebelum – sebelumnya.
Human Centered Design Principles
Menurut Nick Babich (2017), terdapat 4 prinsip utama dalam melakukan Human Centered Design yaitu :
- Berfokus pada orang yang menjalankan
Apa pun yang dirancang, selalu tempatkan orang-orang yang akan menggunakan rancangan sebagai pedoman utama. Orang-orang itu bukan ‘pengguna’ yang berbentuk abstrak dan hanya berupa konsep, mereka adalah manusia yang nyata dan akan berinteraksi dengan produk Anda.
Salah satu caranya adalah dengan membuat user journey, yaitu mengidentifikasi perjalanan dari pengguna dalam menggunakan aplikasi. Salah satu cara untuk merancang User Journey adalah dengan menggunakan tools yang disebut “Job to be Done” (JTBD). Kerangka kerja ini menyediakan cara terbaik untuk mengidentifikasi perjalanan pengguna dan memetakannya ke solusi yang mungkin.
Cara penggunaanya adalah dengan mengidentifikasi situasi dari pengguna kemudian motivasi pengguna untuk mengatasi masalahnya dan solusi yang harus dilakukan oleh pengguna dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
- Mencari masalah yang sebenarnya
Tidak semua masalah layak dan perlu diselesaikan. Don Norman mengidentifikasi bahwa terdapat dua jenis masalah – masalah mendasar dan gejala dari masalah tersebut. Dia berpendapat bahwa penting untuk menyelesaikan masalah mendasar terlebih dahulu karena dengan melakukan itu Anda akan menyelesaikan akar penyebab masalah lain, sebaliknya apabila berfokus pada masalah lain maka hanya akan membuang waktu dan hasil yang didapat tidak maksimal.
- Semua bagian adalah bagian dari sistem
Jangan hanya fokus pada satu bagian dari perjalanan pengguna dan melupakan bagian lain dari perjalanan. Karena hanya dengan meningkatkan pengalaman dari satu sisi tidak berarti anda akan memiliki pengalaman pengguna yang baik secara keseluruhan. Selalu pikirkan gambaran besar – apa yang ingin dicapai dengan pengalaman sistem yang dihasilkan dan hasil akhir yang diharapkan.
- Selalu melakukan uji coba terhadap rancangan yang dibuat
Tidak peduli berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk membuat ide dan membuat prototipe dan solusi rancangan, desainer harus selalu mengujinya dengan orang-orang nyata. Masukan dari sesi pengujian akan membantu desainer memahami bagian desain yang memerlukan perbaikan.
Testing tidak dapat dilakukan dengan keluarga / anggota tim / pemangku kepentingan Anda karena pengujian tersebut tidak akan mewakili.
Human Centered Design dan User Centered Design
Memang benar bahwa dua istilah di atas sering digunakan untuk menggantikan satu sama lain dalam konteks yang berbeda dan dianggap sama. Perbedaan makna yang ada di balik istilah Human Centered dan User Centered itu sangat kecil dan rancu karena user juga merupakan seorang manusia sehingga mudah untuk tidak menyadarinya sama sekali. Namun pada dasarnya, walaupun memiliki akar yang sama, perspektif kedua istilah tersebut sedikit berbeda.
Human Centered Design adalah desain yang berpusat pada manusia dalam proses menciptakan sesuatu berdasarkan karakteristik alami umum dan sangat berfokus pada keadaan psikologi dan persepsi manusia. Apapun yang dirancang berpusat pada manusia berdasarkan psikologi, fisiologi, sosiologi, dan ilmu lain yang menganalisis kehidupan manusia dan interaksi dengan lingkungan. Ini berarti bahwa produk yang berpusat pada manusia tidak hanya akan baik tetapi juga fungsional sesuai dengan ciri-ciri psikologis dan fitur khas untuk kelompok besar pengguna.
Sedangkan User Centered Design adalah desain yang berpusat pada pengguna versi yang lebih fokus dan ringkas dari desain yang berpusat pada manusia, dengan analisis yang lebih mendalam dari target pengguna. Pendeketan User Centered ini tidak hanya berfokus pada karakteristik manusia dan persepsi secara umum tetapi juga sifat-sifat spesifik dari target pengguna untuk membuat solusi dari masalah yang dihadapi. Ini adalah tahap ketika hal – hal yang diteliti bukan hanya mengenai karakteristik pengguna sebagai manusia tetapi juga tentang pengguna yang memainkan peran mereka di dalam suatu pekerjaan.
Dalam konteks ini perancang juga akan memperhitungkan status sosial, tingkat pendidikan, latar belakang profesional, faktor sosial yang berpengaruh, dan lingkungan dari target pengguna. Atas dasar ini, perancang melakukan penelitian yang lebih dalam mengenai preferensi dan kekhasan, aspek khusus interaksi dan menentukan ide umum yang berpusat pada target pengguna, praktik ini sangat penting untuk menciptakan desain pemecahan masalah dan ramah pengguna.
Jadi, dapat dikatakan bahwa Human Centered Design adalah tahap perancangan pertama dalam pendekatan secara User Centered, kemudian solusi yang dibuat lebih baik berpusat menggunakan pendekatan User Centered karena aspek yang diperhitungkan lebih kompleks dan membuatnya lebih terkonsentrasi pada realita dan kebutuhan dari kategori pengguna tertentu.