Perbedaan Forward & Reverse Logistics
Logistik merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh penjual sebagai aktivitas sehari-hari. Misalnya mengirim barang dari produsen ke distributor lalu dilanjutkan ke konsumen. Ini merupakan arah logistik yang konvensional yaitu bisa dikatakan sebagai Forward Logistic. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar terhadap barang tersebut. Akan tetapi di saat ini, mulai dikenal pula dengan istilah Reverse Logistic. Pengertian dari Reverse Logistic adalah proses pemindahan suatu barang / kepemilikan barang dari konsumen menuju distributor, untuk memanfaatkan kembali kegunaan suatu barang atau juga bisa karena barang tersebut rusak / tidak sesuai permintaan.
Di samping itu, terdapat perbedaan yang mendasar juga jika dilihat dari beberapa faktor antara Forward Logistic dan Reverse Logitics, selain dari arah arus prosesnya. Berikut adalah tabel perbedaannya :
Tabel 1 : Perbedaan antara Forward Logistic dan Reverse Logistic
Faktor |
Forward Logistic |
Reverse Logitic |
Volume Forecasting |
Produk dalam jumlah besar karena produsen mengirim barang dalam jumlah partai besar untuk menghemat biaya tenaga kerja angkut dan transportasi pada saat melakukan logistik. | Jumlah produk tidak tentu karena tergantung kebutuhan konsumen ketika ingin mengembalikan barang tersebut, misalnya dikarenakan ada produk tidak sesuai, sehingga jumlahnya tidak dapat diprediksi sebelumnya. |
Transportation
|
Transportasi dalam skala besar karena mengirim jumlah barang yang banyak sehingga perlu transportasi yang banyak pula dapat dari jalur darat, laut ataupun udara. | Transportasi dalam skala kecil karena jumlah produk yang tidak tentu dan biasanya jika hanya satuan dapat dikirimkan melalui jasa bantuan pengiriman barang oleh pihak ketiga. |
Product quality | Kualitas produk seragam karena sebelum dikirimkan kepada distributor, penjual harus telah melakukan uji standar terlebih dahulu, apakah produk tersebut layak untuk dijual atau tidak. | Kualitas produk tidak seragam karena pada saat pengembalian barang oleh konsumen mungkin saja, ada beberapa produk yang telah rusak ataupun lainnya. |
Product packaging | Kemasan seragam karena pada saat ingin dijual kepada konsumen, kemasan barang harus terlihat rapi dan memiliki daya tarik tersendiri. Sehingga perlu diseragamkan dan diperiksa kembali apabila ada kemasan yang cacat / rusak. |
Kemasan bervariasi, ada yang seperti baru dan ada yang sudah rusak karena mungkin saja konsumen menggunakan kembali kemasan yang sudah dibuka untuk dikembalikan ke penjual karena barang tidak sesuai/ cacat. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan, kemasan akan diganti dengan yang baru sesuai dengan ketersediaan bahan oleh konsumen.
|
Ultimate destination | Memiliki tujuan jelas misalnya untuk pengecer atau distributor industri karena setiap perusahaan sudah memiliki daftar rencana pengiriman barang. Maka dari itu, tujuan kemana barang harus dikirim sudah dapat dipastikan sebelumnya. | Asal tujuan beragam karena konsumen bisa saja membeli barang / produk dari distributor yang berbeda-beda, sehingga pengiriman pengembalian barangnya dilakukan ke tujuan yang berbeda-beda juga. |
Accounting cost transparency | Memiliki tingkat transparansi yang tinggi karena penjual harus membuat laporan keuangan dan laporan barang keluar masuk barang untuk segala jenis pengiriman logistik. Dan ketika barang telah tiba, harus dibuat surat penagihannya juga. |
Memiliki tingkat transparansi keuangan yang rendah, karena konsumen ada yang membayar pengiriman barang secara pribadi tetapi ada juga yang gratis pengiriman (telah ditanggung oleh penjual sebagai bentuk garansi selama sebelum batas waktunya). |
Konsumen pasti memiliki beberapa alasan ketika melakukan pengembalian barang kepada penjual ataupun distributor. Berikut adalah beberapa penyebab pengembalian barang dari konsumen kepada distributor / penjual:
- Memanfaatkan kembali kegunaan suatu barang.
- Barang rusak/tidak sesuai permintaan.
- Proses pembuangan barang tersebut.
- Pembatalan order.
- Produk cacat selama proses pengiriman, cacat dalam packaging.
- Adanya garansi produk.
- EOL (End of life) dari produk seperti isu re-use, re-manufacture, re-recycle
Selain itu, terdapat juga hambatan yang akan terjadi bila konsumen pengiriman kembali barang tersebut. Beikut adalah tantangan-tantangan dalam reverse logistic sebagai berikut :
- Peramalan pada return product menjadi lebih sulit karena tidak ada data (distribusi) yang pasti mengenai end of life (EOL) dari produk karena kecepatan pengembalian produk yang sulit diukur.
- Transportasi yang cukup sulit karena harus mengumpulkan dari banyak tempat sebelum diputar kembali kedalam supply chain. Sehingga, penentuan rute produk yang kembalipun akan menjadi semakin kompleks.
- Penentuan kualitas pengembalian produk dipengaruhi oleh banyak faktor seperti :
- Kondisi pada saat produk dikembalikan
- Siapa yang menggunakan.
- Bagaimana cara produk digunakan.