Mengenal Interaction Design
Istilah user interface (UI) design dan user experience (UX) design mulai terdengar familiar dari kalangan orang dalam bidang IT di Indonesia, namun interaction design (IxD) mungkin masih terdengar baru. Pada artikel ini akan dibahas pengertian dan dasar dari interaction design.
Apa itu interaction design?
Menurut The Interaction Design Association (IxDA), interaction design (IxD) mendefinisikan struktur dan perilaku dari sistem interaktif. Interaction designers berusaha untuk membuat hubungan yang berharga antara orang dan produk dan layanan yang digunakan, dari komputer hingga mobile devices dan sejenisnya. Menurut Interaction Design Foundation, interaction design merupakan sebuah discipline untuk memeriksa interaksi (melalui interface) di antara sistem dengan user. Interaction design juga menggabungkan desain yang berfokus kepada bagaimana cara mempresentasikan informasi menggunakan sistem untuk memungkinkan user paham terhadap informasi, namun discipline ini banyak disebut dengan istilah berbeda, yaitu information design.
Ada banyak produk interaktif yang digunakan sehari-hari, contohnya adalah mobile phone, komputer, ATM, printer, kalkulator, dan seterusnya. Produk manakah yang menurut Anda sulit untuk digunakan? Sebaliknya, produk mana yang menurut Anda mudah digunakan?
Author/Copyright holder: Thomas-pluralvonglas. Copyright terms and licence: CC BY-SA 3.0
Salah satu tujuan utama dari interaction design adalah untuk mengurangi aspek negated dari pengalaman pengguna dengan menambahkan aspek positif. Berikut ini adalah 4 (empat) proses dasar dari interaction design (Rogers, et al., 2011) yaitu:
- Establishing requirements
- Designing alternatives
- Prototyping
- Evaluating
Proses ini dapat dilakukan secara berurutan maupun berulang.
Mengapa interaction design penting?
Hal terpenting dalam mendesain adalah untuk memahami dan memprediksi bagaimana user akan berinteraksi dengan sistem. Sebagai product designer, mereka mendesain sistem untuk mempertemukan user dengan akhir tujuannya. Dalam hal ini, sering terjadi hal dimana kegagalan dalam melihat koneksi antara user dan feedback yang didapat setelah sistem digunakan oleh user. Dengan interaction design, hasil desain akan terlihat sebagaimana sistem akan berinteraksi, sehingga dapat membantu untuk pengumpulan feedback dari user.
Di dalam interaction design, terdapat konsep yang dilambangkan sebagai 5 pilar, yaitu:
- Goal driven design
Interaction design harus bersifat people-centric terhadap target audience. Goal-driven design berfokus pada pemuasan kebutuhan dan tujuan user. Karena tujuan utamanya adalah untuk memberikan solusi terhadap kebutuhan user untuk meningkatkan kualitas dari output, maka designer dapat menggunakan beberapa metodologi ini untuk melakukan user research:
Persona— Persona adalah karakter yang dibuat berdasarkan perilaku dan psikologi dari target user.
User Scenarios —User scenarios menjelaskan bagaimana perilaku persona ketika berinteraksi dengan produk dan bagaimana user mencapai tujuannya. User scenarios membantu designer untuk memahami apa yang memotivasi user ketika menggunakan produk.
Experience Maps —Experience map adalah sebuah tool yang penting untuk memahami produk atau layanan dari perspektif user. Experience map adalah representasi visual dari kebutuhan, keinginan, ekspektasi user dan pengalaman dari tujuan produk.
- Usability
Usability berarti akses yang mudah dalam penggunaan produk yang akan digunakan oleh user.
- Affordance and significance
Affordance adalah salah satu yang paling sulit dan objektif yang berharga dalam interaction design. Affordance mendeskripsikan semua aksi yang dibuat memungkinkan secara fisik melalui objek properti dan environment.
- Learnability
Learnability adalah sebuah pengukuran dimana user dapat mempelajari tentang user interface secara cepat dan efektif. Desain seharusnya dapat dipelajari dengan mudah dan cepat. Sebuah user interface dapat mudah dipelajari jika didesain dengan property inti dari psikologi yang sudah familiar.
- Feedback and response time
Dalam interaction design, sebuah desain yang baik harus memberikan feedback kepada user setiap dilakukannya sebuah aksi. Feedback tersebut membuat user merasa puas atau tahu ketika ada kesalahan. Feedback adalah sebuah cara bagi produk untuk berkomunikasi dengan user. Memberikan feedback akan membuat suatu kepercayaan dari user dan membantu user untuk memahami pattern di sistem. Namun, feedback juga harus muncul di waktu yang tepat.
Sumber
Batagoda, M., 2017. Interaction design and the five pillars. [Online]
Available at: https://uxplanet.org/interaction-design-and-the-five-pillars-ad319bd82f1
[Accessed 15 March 2018].
Interaction Design Association (IxDA), n.d. About & History – Interaction Design Association (IxDA). [Online]
Available at: http://ixda.org/ixda-global/about-history/
[Accessed 6 March 2018].
Interaction Design Foundation, 2016. What is the difference between Interaction Design and UX Design?. [Online]
Available at: https://www.interaction-design.org/literature/article/what-is-the-difference-between-interaction-design-and-ux-design
[Accessed 6 March 2018].
Rogers, Y., Sharp, H. & Preece, J., 2011. The Process of Interaction Design. 3rd ed. s.l.:John Wiley & Sons.